Kementerian LHK Sebut Warga Sukabumi Bunuh Macan Tutul sudah Diamankan Polisi

Rabu 13 September 2023, 16:24 WIB
Kementerian LHK melalui BBKSDA Jabar melaporkan warga Cisolok Sukabumi yang bunuh macan tutup dan simpan kulitnya (Sumber: istimewa/akun medsos BBKSDA Jabar)

Kementerian LHK melalui BBKSDA Jabar melaporkan warga Cisolok Sukabumi yang bunuh macan tutup dan simpan kulitnya (Sumber: istimewa/akun medsos BBKSDA Jabar)

SUKABUMIUPDATE.com - Kementerian LHK (Lingkungan Hidup dan Kehutanan) merespon temuan warga Cisolok Kabupaten Sukabumi yang menyimpan sulit macan tutul (Panthera pardus melas). Melalui BBKSDA Jabar dilakukan upayakan penegakan hukum dengan melaporkan warga tersebut ke pihak kepolisian, dalam hal ini Polres Sukabumi.

“Menindaklanjuti laporan masyarakat tentang adanya kematian macan tutul (Panthera pardus melas) tanggal 8 September 2023, Balai Besar KSDA Jawa Barat telah mengambil langkah-langkah koordinatif dengan aparat Desa Cisolok dan Polres Sukabumi,” tulis akun medsos resmi BBKSDA Jabar.

Admin BBKSDA Jabar juga menjelaskan sesuai Undang-undang Nomor 5 tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistem. “Terduga pelaku berpotensi terancam melanggar Pasal 21 ayat 2 huruf b dan d,” tulisnya.

Dalam postingan tersebut juga disertakan siaran pers dari Kementerian LHK dan BBKSDA Jabar terkait informasi yang sebelumnya dimuat sejumlah media massa digital. Sedikitnya ada 5 poin yang diurai dalam siaran pers dengan narasumber Kepala BBKSDA Jabar, Irawan Assaad tersebut.

Pertama, BBKSDA Jabar menjelaskan tentang informasi tanggal 8 September 2023, Kepala Resort Konservasi Wilayah VI Sukabumi, Isep Mukti mendapatkan aduan dari masyarakat tentang adanya macan tutul yang terbunuh, pada tanggal 6 September 2023 di Desa Cisolok Kecamatan Cisolok Kabupaten Sukabumi.

Baca Juga: BPBD: 1 Ruang Kelas SDN 2 Jayanti Sukabumi Rusak Tertimpa Pohon

Kedua menjelaskan tentang respon kepala resort setelah menerima aduan tersebut, seperti berkoordinasi dengan aparat desa untuk memastikan validasi informasi itu. Ketiga, kepala resort langsung berkoordinasi dengan jajaran kepolisian dalam hal ini Polres Sukabumi, setelah mendapatkan kepastian tentang informasi tersebut pada 11 September 2023, sekira pukul 21.35 WIB.

Poin keempat Kementerian LHK dalam hal ini BBKSDA Jabar kembali menegaskan tentang Undang-undang Nomor 5 tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistem, dan menduga bahwa terlapor sudah melakukan pelanggaran atas aturan tersebut, yaitu pasal 21 huruf b dan d.

Poin kelima; menjelaskan bahwa malam itu juga, 11 September 2023 dilakukan penangkapan terhadap terduga pelaku/terlapor dengan barang bukti berupa satu lembar kulit macan tutul yang sudah kering. Polres Sukabumi juga disebutkan melakukan penahanan terhadap terduga pelaku, 1 orang selaku inisiator, untuk selanjutnya dilakukan penyidikan oleh penyidik Tipidter Polres sukabumi.

Seperti diberitakan sebelumnya, Har alias Klep (41 tahun) warga Desa Cisolok mengaku terpaksa membunuh Macan Tutul Jawa (Panthera pardus melas) yang ditemuinya saat tengah mencari lebah madu di hutan Legok Paku di Kampung Cikondang, Desa Pasir Baru, Kecamatan Cisolok, Kabupaten Sukabumi.

Alasannya karena macan tutul tersebut akan menyerang dan menerkamnya. "Saya dari awal juga tahu satwa ini (macan tutul) dilindungi cuma saya merasa terpaksa, karena mau nyerang gitu, orang saya reflek sih, spontan soalnya gini apa kita yang diserang (macan tutul) apa dia yang diserang, jadi saya bela diri saja, gak ada niat, karena saya pun tau hewan dilindungi, saya juga klo lihat (langsung) ini baru kali ini seumur hidup, kalau lihat sama pegang hewan seperti ini baru kali ini, yang ada di sini mau saya serahkan ke pihak yang berwajib dan berwenang," ujar Klep pada awak media Senin, 11 September 2023.

Baca Juga: Status DKI Jadi DKJ, Nasib Jakarta Setelah Ibukota Indonesia Pindah ke IKN

Klep mengungkapkan bahwa ia sangat menyesal, namun tidak ada pilihan karena hewan tersebut mengarah ke pemukiman, tidak kembali ke hutan. "Memang sih hewan itu larinya menujunya ke pemukiman, makanya saat itu saya lari ke bawah (Sawah) itu karena si macannya itu mau lari ke pemukiman, kalau ke atas gak bakalan saya kejar. Namanya di dalam hutan itu kan situasinya lain itu jadi ini kan pas mau menuju ke pemukiman dan di situ ada persawahan yang mau masuk ke pemukiman. Jaraknya kurang dari satu kilometer."

Klep menyebut ia tidak melakukannya sendiri, namun bersama dengan 4 temannya. Awalnya ia bersama temannya pergi ke hutan Datar Koneng dan Legok Paku untuk mencari madu hutan, membawa serta 3 ekor anjing dalam perburuan tersebut.

Ditengah perjalanan, di persawahan perbatasan antara kampung Mak Erot dan hutan, mereka melihat macan tutul jawa. Macan loncat diantara petakan sawah, kemudian dikejar hingga macan tutul itu terdesak di bawah pohon sawo.

"Nah disitu saya ambil batu (sebesar dua kepalan tangan) dan dilempar kena ke bagian rahangnya (geraham) di situ kan dia jatuh, saat macan mau bangun disusul di tebas pakai golok di bagian leher di sebelah kanan, macan langsung tumbang dan di ini (hantam) lagi sama golok," jelasnya.

Macan tutul dengan panjang 150 centimeter dan berat 15 kg itu dipastikan mati, ia bersama warga lainnya menguliti macan itu dan mengambil kulitnya, untuk dikeringkan dan disimpan di rumahnya.

 

Follow Berita Sukabumi Update di Google News
Simak breaking news Sukabumi dan sekitarnya langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita SukabumiUpdate.com WhatsApp Channel : https://whatsapp.com/channel/0029VaXv5ii0LKZ6hTzB9V2W. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.
Editor :
Berita Terkait
Berita Terkini
Sukabumi12 Oktober 2024, 10:08 WIB

Truk Pengangkut Sampah Terguling di Palabuhanratu Sukabumi, Ban Pecah Jadi Penyebab

Agus menyebut ban truk memang terlihat sudah gundul.
Truk sampah yang terguling di Jalan Nasional Palabuhanratu-Sukabumi, tepatnya di Kampung Nyalindung, Desa Pasirsuren, Kecamatan Palabuhanratu, Sabtu (12/10/2024). | Foto: SU/Ilyas Supendi
Life12 Oktober 2024, 10:00 WIB

5 Penyebab Kucing Susah Makan dan Cara untuk Mengatasinya

Kucing yang susah makan bisa menjadi tanda adanya masalah kesehatan yang serius.
Ilustrasi - Kucing yang susah makan bisa menjadi tanda adanya masalah kesehatan yang serius.  (Sumber : Pixabay.com/@mirokola)
Sukabumi12 Oktober 2024, 09:11 WIB

Polisi Tangkap Pelaku! Pelajar Tewas dalam Duel Maut di Caringin Sukabumi

Kejadian diawali unggahan di medsos bernarasi ajakan berkelahi.
(Foto Ilustrasi) Polisi menangkap sejumlah pelajar yang terlibat duel maut di Kampung Sungapan, Desa Cijengkol, Kecamatan Caringin, Kabupaten Sukabumi. | Foto: Istimewa
Sehat12 Oktober 2024, 09:00 WIB

Gunakan Kompres Dingin atau Hangat, 5 Cara Menghilangkan Sakit Pinggang

Dengan langkah-langkah ini, sakit pinggang bisa dikelola dengan baik sehingga tidak mengganggu aktivitas sehari-hari.
Ilustrasi - Dengan langkah-langkah ini, sakit pinggang bisa dikelola dengan baik sehingga tidak mengganggu aktivitas sehari-hari. (Sumber : Freepik.com).
Life12 Oktober 2024, 08:00 WIB

6 Perbedaan Makanan Kucing Adult dan Kitten yang Sering Diabaikan Pecinta Anabul

Anak kucing membutuhkan nutrisi yang lebih padat untuk mendukung pertumbuhan, sehingga mereka tidak boleh diberikan makanan kucing dewasa.
Ilustrasi. Makanan Kucing Adult dan Kitten. (Sumber : pixabay.com/@Zsuzsa)
Food & Travel12 Oktober 2024, 07:00 WIB

Resep Makanan Tradisional: Cara Membuat Bongko Pisang Tepung Beras

Makanan tradisional ini berbahan dasar pisang yang dibungkus daun pisang, tapi bukan nagasari atau papais ya!
Makanan Tradisional: Bongko Pisang Tepung Beras. Foto: Instagram/kuejadulenak
Science12 Oktober 2024, 06:00 WIB

Prakiraan Cuaca Jawa Barat 12 Oktober 2024, Langit Akhir Pekan Cenderung Berawan

Sebagian besar wilayah Jawa Barat termasuk Sukabumi dan sekitarnya diperkirakan mengalami cuaca berawan pada 12 Oktober 2024.
Ilustrasi - Sebagian besar wilayah Jawa Barat termasuk Sukabumi dan sekitarnya diperkirakan mengalami cuaca berawan pada 12 Oktober 2024.(Sumber : Pixabay.com/@Kanenori)
Life12 Oktober 2024, 00:16 WIB

Sekolah Inklusi: Tantangan dan Kebutuhan dalam Mendidik Anak Berkebutuhan Khusus

Dalam beberapa tahun terakhir, konsep sekolah inklusi telah menjadi semakin penting. Sekolah inklusi berarti semua anak, termasuk anak berkebutuhan khusus (ABK)
Ilustrasi anak sekolah | Foto : Pixabay
Sukabumi Memilih12 Oktober 2024, 00:03 WIB

Strategi Asep Japar di Pilkada: Sowan ke Tokoh-tokoh Sukabumi Secara Diam-diam

Asep Japar juga mengungkapkan jika ia sebenarnya lebih banyak melakukan sosialiasi dengan sillaturahmi secara diam-diam dan tanpa disorot kamera.
Asep Japar dan Andreas dalam konferensi pers di Kantor KPU Kabupaten Sukabumi usai mendapatkan nomor urut 2. (Sumber : SU/Ibnu)
Sukabumi11 Oktober 2024, 23:03 WIB

Pasar Semi Modern Terminal Cibadak Diresmikan Bupati Sukabumi

Pasar Semi Modern Terminal Cibadak baru saja diresmikan oleh Bupati Sukabumi, Marwan Hamami, pada Jumat (11/10/2024). Pasar yang dibangun di atas lahan seluas 7.000 meter persegi
Peresmian Pasar Semi Modern Cibadak oleh Bupati Sukabumi, Marwan Hamami, Jumat (11/10/2024) | Foto : Ibnu Sanubari