SUKABUMIUPDATE.com - Grup musik legendaris Padi Reborn berhasil mencuri perhatian penonton saat tampil sebagai pembuka panggung Dynamite pada hari ketiga Synchronize Fest 2025, Minggu (5 Oktober), di Gambir Expo Kemayoran, Jakarta. Dengan membawakan rangkaian hits yang membangkitkan nostalgia era 90-an dan 2000-an, seperti "Sudahlah", "Sobat", "Mahadewi", "Kasih Tak Sampai", dan "Begitu Indah", penampilan Padi Reborn membius ribuan pengunjung lintas generasi.
Selama durasi lebih kurang 60 menit, suasana terasa seperti mesin waktu yang mengajak penonton mengenang masa keemasan musik Indonesia. Para penggemar dari berbagai usia, mulai dari yang tumbuh di era album Lain Dunia hingga generasi muda yang mengenal Padi melalui platform streaming, ikut bernyanyi bersama dengan penuh semangat. Sorak-sorai dan tepuk tangan bergemuruh menandai betapa kuatnya ikatan emosional antara Padi dan para pendengarnya, membuktikan relevansi musik mereka tak lekang oleh waktu.
"Sungguh senang rasanya bisa tampil di @synchronizefest hari ketiga! Bertukar energi bersama kalian selalu jadi momen yang menyenangkan di setiap panggung yang kami tapaki. Terima kasih atas kesempatan yang diberikan, mari bertemu di panggung-panggung berikutnya!" tulis Padi di laman Facebook Padi reborn (6/10)
Baca Juga: Sewa Rumah vs Hotel di Banyuwangi: Mana Lebih Nyaman?
Gitaris Padi, Piyu, menjadi pusat perhatian berkat aksi panggung yang memukau saat membawakan lagu "Sobat". Percikan api yang keluar dari ujung gitarnya memicu sorak-sorai penonton dan langsung viral di media sosial, dianggap sebagai momen epik yang tak terlupakan.
Piyu mengaku penampilan sore hari tersebut justru terasa lebih mengejutkan dan spesial dibanding biasanya. Sementara itu, vokalis Fadly memikat dengan suara penuh emosi, terutama saat membawakan lagu "Mahadewi", yang didedikasikan untuk perempuan, serta penutup syahdu dengan lagu "Begitu Indah". Momen menggetarkan terjadi ketika Fadly mengajak penonton mengumandangkan chant "Free Palestine!", menambah nuansa solidaritas dalam gelaran festival tersebut.
Sebagai festival musik tahunan terbesar Indonesia yang berlangsung selama tiga hari dari 3 hingga 5 Oktober, Synchronize Fest 2025 menghadirkan puluhan musisi lintas genre dan generasi. Namun, penampilan Padi Reborn sebagai pembuka hari terakhir berhasil menciptakan momen ikonik yang dikenang oleh banyak pihak. Energi dan chemistry panggung antara Piyu dan Fadly menegaskan bahwa musik Padi tetap hidup dan selalu dinantikan oleh penggemar.
Baca Juga: Sinopsis Film Di Balik Pintu Kematian: Ketika Rumah Impian Menjadi Gerbang Menuju Kematian
Penampilan Padi di syncrhonize Festival 2025"Luar biasa. Dua kata yang cukup mewakili panggung kami di hari ketiga @synchronizefest . Cuaca panas menyengat ternyata tidak sanggup menghalangi semangat kalian. Melompat, bergembira, juga bernyanyi bersama di setiap lagu yang kalian pilih dan sebagian sudah lama tidak kami mainkan sungguh menyenangkan. Panggung kemarin tak akan luput dari catatan perjalanan ini." @Padi/Facebook
Para penggemar berharap akan ada lebih banyak penampilan serupa dari Padi Reborn di masa depan, menegaskan posisi mereka sebagai salah satu band legendaris paling berpengaruh di industri musik Indonesia saat ini.
Padi Reborn terus membuktikan diri sebagai ikon musik Indonesia yang tak lekang oleh waktu, mampu menghubungkan generasi lama dan baru melalui lagu-lagu penuh makna dan energi panggung yang memikat. Kehadiran mereka di Synchronize Fest 2025 bukan hanya menghadirkan nostalgia, tetapi juga menunjukkan bahwa karya-karya mereka tetap relevan dan menginspirasi. Dengan semangat dan dedikasi yang tak pernah surut, Padi siap melangkah lebih jauh, menjaga api musik Indonesia tetap menyala dan dinikmati oleh berbagai kalangan.
Baca Juga: Benda ‘Berbulu’ Raksasa Jatuh dari Langit di Argentina, Bikin Para Ahli Kebingungan
Diskografi mereka mencakup beberapa album studio yang menjadi tonggak perjalanan musik Padi sejak era 1990-an. Album pertama mereka adalah Lain Dunia (1999) yang membawa hits besar dan mendapat platinum hingga quadruple platinum. Album kedua Sesuatu Yang Tertunda (2001) terjual lebih dari 2 juta kopi dan meraih 10x platinum. Album ketiga Save My Soul (2003) mendapat pengakuan sebagai karya terbaik meskipun penjualannya tidak setinggi album sebelumnya.
Setelah itu, Padi merilis album Padi (2005) yang penuh keceriaan dan kolaborasi dengan musisi ternama, lalu Tak Hanya Diam (2007) dengan tema sosial dan lingkungan. Setelah vakum beberapa tahun, mereka kembali dengan nama Padi Reborn dan merilis album Indera Keenam (2019), berisi lagu-lagu lama yang diaransemen ulang dan beberapa lagu baru. Selain album studio, Padi juga merilis album kompilasi seperti The Singles (2011) yang menandai perjalanan karir mereka.