Mengapa Mobil Bisa Mogok di Rel Kereta? Ini Penjelasan dan Tips Aman Melintasinya

Sukabumiupdate.com
Rabu 18 Jun 2025, 10:30 WIB
Mengapa Mobil Bisa Mogok di Rel Kereta? Ini Penjelasan dan Tips Aman Melintasinya

Lintasan Rel Kereta di Segog Sukabumi Dipasang Alat Ini, Solusi Kemacetan?. | (Sumber : Sukabumiupdate.com/ikbaljuliansyah).

SUKABUMIUPDATE.com - Pernahkah kamu melihat atau menyaksikan di televisi kasus kecelakaan mobil karena mogok di rel kereta? Kecelakaan yang melibatkan dua kendaraan tersebut seringkali terjadi dan menelan korban jiwa.

Peristiwa tersebut terkadang menjadi pertanyaan bagi kita, apa yang menyebabkan kecelakaan itu, apakah human error atau emang benar ada medan magnet pada rel kereta hingga menyebabkan mobil mogok saat melewatinya.

Dihimpun dari laman Daihatsu, berdasarkan Pusat Penelitian Sistem Mutu dan Teknologi Pengujian Lembaga Ilmu Penelitian Indonesia (LIPI) dalam rel kereta terdapat emisi elektromagnetik yang tersimpan.

Baca Juga: 5 Kesalahan Umum dalam Merawat Mobil yang Harus Dihindari

Dimana terdapat kabel yang menghantarkan arus listrik dan tidak kompatibel dengan mesin mobil. Arus listrik tersebut akan menghantarkan medan magnet yang tinggi ketika kereta api melintas dengan jarak 600 meter.

Secara logika, ketika ada arus listrik tinggi yang mengalir pada rel kereta dan pada saat bersamaan ada benda elektromagnetik yang tidak kompatibel (mesin mobil), maka akan berpotensi emisi diatas ambang batas.

Emisi itu membuat sistem kelistrikan pada benda lain mati (mesin mobil mogok). ECU (Electronic Control Unit) sebagai penggerak utama mobil akan berhenti bekerja dan menyebabkan mogok.Dimana kasusnya saat mobil melintas di atas rel dan mogok, kecelakaan pun akhirnya tidak bisa dihindari.

Baca Juga: Milenial Pilih Mobil Bekas: Ini Tipe Favorit dan Alasan Utamanya

Disisi lain PT KAI berpendapat bahwa penyebab dari mobil mogok di atas rel kereta api adalah karena medan magnet dari dinamo lokomotif rel kereta api, yang dihantarkan dalam radius satu kilometer. Mengapa itu alasan petugas menutup palang pintu kereta api sebelum kereta api terlihat.

Umumnya, kendaraan melaju dengan kecepatan rendah saat melewati rel kereta api. Namun, jika pengemudi tidak menurunkan gigi transmisi ke posisi yang sesuai, putaran mesin bisa melemah.

Dalam beberapa kasus, medan magnet dari lokomotif yang melintas juga dapat memengaruhi kinerja dinamo dan koil mesin hingga menyebabkan mesin mati.

Faktor Psikis: Panik Bikin Tambah Parah

Selain faktor teknis, kondisi mental pengemudi juga berperan besar. Rasa panik yang muncul ketika berada di atas rel bisa membuat pengendara sulit berpikir jernih. Pada mobil manual, kepanikan sering kali menyebabkan perpindahan antara kopling dan gas jadi tidak seimbang, sehingga mesin mati dan sulit dinyalakan kembali.

Baca Juga: Masih Perlukah Memanaskan Mesin Mobil Setiap Pagi? Simak Disini Jawabannya!

Tenang adalah Kunci

Jika kamu berada dalam situasi seperti ini, yang terpenting adalah tetap tenang. Dengan pikiran jernih, kamu bisa mengambil langkah yang tepat untuk menghidupkan kembali mesin atau menyelamatkan diri.

Tips Aman Melintasi Rel Kereta Api

Agar terhindar dari situasi berbahaya, berikut beberapa langkah aman yang perlu kamu lakukan:

1. Patuhi Rambu-Rambu

Jangan pernah menerobos palang pintu atau mengabaikan sinyal peringatan. Tindakan nekat seperti ini bisa berujung pada bencana. Selalu berhenti saat palang turun dan tunggu sampai benar-benar aman untuk melintas.

2. Waspadai Emisi Elektromagnetik

Tahukah kamu? Rel kereta api dapat menghantarkan emisi elektromagnetik hingga jarak 600 meter, bahkan sebelum dan sesudah kereta lewat. Efek ini bisa memengaruhi komponen kelistrikan kendaraan. Maka, saat melintasi rel, gunakan gigi rendah dan jaga kecepatan tetap stabil.

3. Berkendara dengan Perlahan dan Sabar

Melintas secara perlahan membantu mencegah mesin mati secara tiba-tiba. Selain itu, selalu beri jarak aman dengan kendaraan di depan, dan tunggu sampai sirine serta palang benar-benar dinonaktifkan sebelum kembali melaju.

Mogok di atas rel kereta bukan hanya soal teknis kendaraan, tapi juga ketenangan pengemudi. Patuhi aturan lalu lintas, waspadai potensi gangguan elektromagnetik, dan jaga emosi tetap stabil saat berkendara. Lebih baik menunggu beberapa menit daripada mengambil risiko kehilangan nyawa.

 

Berita Terkait
Berita Terkini