Velvet Sundown dan Skandal AI: Musik Buatan Mesin Akan Gusur Kreator Manusia?

Sukabumiupdate.com
Senin 25 Agu 2025, 14:00 WIB
Velvet Sundown dan Skandal AI: Musik Buatan Mesin Akan Gusur Kreator Manusia?

Industri musik diguncang kontroversi. Velvet Sundown, band baru yang sempat viral dan meraup lebih dari 1 juta streaming di Spotify dalam hitungan minggu, ternyata bukanlah kumpulan musisi manusia. (Sumber : AI/ChatGPT).

SUKABUMIUPDATE.com - Industri musik kembali diguncang kontroversi. Velvet Sundown, band baru yang sempat viral dan meraup lebih dari 1 juta streaming di Spotify dalam hitungan minggu, ternyata bukanlah kumpulan musisi manusia. 

Band ini terungkap sebagai "proyek musik sintetis" yang sepenuhnya diciptakan oleh Kecerdasan Buatan (AI), mulai dari musik, foto promo, hingga latar belakang anggota bandnya. Awalnya, mereka menyangkal klaim tersebut dan merilis dua album berjudul Floating On Echoes dan Dust And Silence yang bergenir folk-country. 

Namun, bocoran dari seseorang yang mengaku sebagai "anggota tambahan" mengungkapkan bahwa mereka menggunakan platform AI generatif Suno untuk menciptakan semua lagunya, menyebut proyek ini sebagai "tipuan seni". Akun media sosial Velvet Sundown akhirnya mengonfirmasi, menyatakan diri mereka hidup "di antara manusia dan mesin".

Baca Juga: AI Suno Ciptakan Lagu Death Metal: Riff Gahar, Tapi Vokal Masih Bermasalah

Reaksi Industri: Seruan untuk Transparansi dan Regulasi

Kasus ini memicu perdebatan serius tentang masa depan musik. Para pelaku industri menuntut transparansi dan regulasi yang jelas.

"Band-band AI seperti Velvet Sundown yang menjangkau audiens besar tanpa melibatkan kreator manusia menimbulkan masalah serius seputar transparansi dan kepengarangan." Roberto Neri, CEO Ivors Academy, menyatakan kekhawatirannya.

“Kami mendesak diperkenalkannya kewajiban transparansi baru bagi perusahaan AI dan pelabelan jelas untuk konten yang sepenuhnya dihasilkan AI." Kata Sophie Jones dari British Phonographic Industry (BPI) yang mendesak pemerintah untuk bertindak.

Dilema Hak Cipta: Musisi Indie Dieksploitasi?

Isu lain yang mengemuka adalah eksploitasi hak cipta. Liz Pelly, penulis Mood Machine, memperingatkan bahwa model AI seperti Suno mungkin dilatih menggunakan karya musisi independen tanpa izin atau kompensasi. Artis indie pun berpotensi kehilangan royalti saat karya mereka menjadi "bahan pelatihan" untuk AI yang akhirnya bersaing langsung dengan mereka.

Ancaman atau Kolaborasi?

Lalu, apakah AI akan menggusur musisi manusia? Velvet Sundown membuktikan bahwa AI bisa menghasilkan musik yang secara teknis kompeten dan disukai algoritma. Namun, musik AI masih sering dikritik karena lacking "jiwa", keaslian emosi, dan kedalaman interpretasi manusia.

Masa depan mungkin bukan tentang pergantian, tetapi kolaborasi. AI berpotensi menjadi alat bantu yang powerful bagi kreator untuk eksperimen dan menghasilkan ide dengan cepat. Namun, kerangka hukum yang kuat mutlak diperlukan untuk melindungi hak cipta, memastikan remunerasi yang adil, dan memberikan label yang transparan bagi pendengar.

(Sumber: Berbagai Sumber)

Penulis: Danang Hamid

 

 

 

Berita Terkait
Berita Terkini