SUKABUMIUPDATE.com - OpenAI resmi meluncurkan GPT-5 terbaru dari model bahasa andalannya, untuk seluruh pengguna ChatGPT. Diluncurkan pada 7 Agustus 2025, dan disebut menawarkan kemampuan setara lulusan S3 atau PhD.
CEO OpenAI, Sam Altman, menyebut GPT-5 sebagai “langkah signifikan menuju AGI” dalam jumpa pers pada Rabu 6 Agustus. Meski tidak mengklaim model ini telah mencapai kecerdasan umum buatan (Artificial General Intelligence), Altman menegaskan bahwa GPT-5 adalah model yang “secara umum cerdas”.
Menurutnya, GPT-5 masih belum memiliki fitur-fitur kunci untuk mencapai AGI, yang dalam piagam OpenAI didefinisikan sebagai “sistem yang sangat otonom dan mengungguli manusia dalam pekerjaan paling bernilai ekonomis.” Misalnya, GPT-5 belum mampu melakukan pembelajaran berkelanjutan setelah diluncurkan.
OpenAI mengklaim GPT-5 lebih cerdas, cepat, bermanfaat, dan akurat, dengan tingkat halusinasi lebih rendah dibandingkan pendahulunya. Altman menganalogikan peningkatan ini seperti transisi iPhone dari layar piksel ke layar Retina.
“GPT-5 untuk pertama kalinya terasa seperti berbicara dengan seorang pakar di bidang apa pun, layaknya pakar tingkat PhD,” ujarnya, dikutip dari Wired.
Sebagai bagian dari peluncuran, OpenAI memperkenalkan dua varian baru: GPT-5-mini (lebih ringan) dan GPT-5-nano (lebih cepat dan murah, tersedia hanya di API). Pengguna gratis akan mendapatkan akses ke GPT-5 dan GPT-5-mini, sedangkan pelanggan ChatGPT Plus mendapat model yang sama dengan batas penggunaan jauh lebih tinggi.
Paket Pro seharga $200 atau sekitar 3 juta rupiah per bulan menawarkan akses tanpa batas ke GPT-5, serta ke GPT-5-pro (versi lebih canggih) dan GPT-5-thinking (dengan kemampuan memproses kueri lebih lama).
Pengguna Pro juga tetap dapat memilih model lama. Untuk sebagian besar pengguna, pemilihan model kini otomatis berdasarkan kompleksitas kueri dan jenis langganan.
Mulai minggu depan, pengguna Pro dapat menghubungkan Gmail, Google Kontak, dan Google Kalender ke ChatGPT. Pengguna lain akan mendapatkan fitur ini di tanggal yang belum diumumkan. OpenAI menyatakan, “ChatGPT secara otomatis mengetahui kapan waktu yang paling relevan untuk merujuknya, sehingga Anda tidak perlu memilihnya sebelum mengobrol.”
Seperti pendahulunya, GPT-5 dapat menghasilkan suara, gambar, dan teks, sekaligus memahami pertanyaan dalam berbagai format tersebut. Dalam demo, GPT-5 mampu menulis ratusan baris kode hanya dalam hitungan detik, menciptakan program pembelajaran bahasa Prancis, menyusun teks dengan bahasa yang lebih sederhana, dan membuat pidato penghormatan yang “lebih bernuansa.”
Altman juga menyoroti manfaat GPT-5 untuk konsultasi kesehatan, dengan menghadirkan seorang perempuan yang tahun lalu didiagnosis kanker. Ia menceritakan bagaimana chatbot membantunya memutuskan apakah akan menjalani terapi radiasi. Menurut OpenAI, GPT-5 kini lebih baik menjawab pertanyaan kesehatan dan proaktif menandai potensi masalah fisik maupun mental.
Meski begitu, OpenAI menegaskan chatbot ini bukan pengganti bantuan profesional, untuk menghindari risiko memperburuk kondisi pengguna yang rentan terhadap psikosis.
Mengutip dari The Guardian, Nick Turley, pimpinan ChatGPT di OpenAI, mengatakan GPT-5 menunjukkan “peningkatan signifikan dalam hal sikap dan interaksi.” Hal ini menjadi tindak lanjut setelah pengakuan bahwa model sebelumnya terlalu berusaha menyenangkan pengguna hingga berpotensi membuat sebagian orang merasa tertekan atau tidak nyaman.
Peluncuran GPT-5 terjadi di tengah persaingan perusahaan teknologi yang menginvestasikan miliaran dolar untuk mencapai Artificial General Intelligence (AGI). Selasa lalu, unit AI Google memamerkan “model dunia” yang belum dirilis sebagai langkah menuju AGI. Sementara pekan lalu, CEO Meta Mark Zuckerberg menyatakan bahwa pengembangan superintelligence—AI yang bahkan lebih canggih dari AGI—“sudah di depan mata.”