Israel Gempur Iran dan Gaza: Perang Meluas, Korban Sipil Terus Bertambah

Sukabumiupdate.com
Minggu 15 Jun 2025, 22:38 WIB
Israel Gempur Iran dan Gaza: Perang Meluas, Korban Sipil Terus Bertambah

Rudal Iran menyerang Israel utara, menewaskan sedikitnya tiga orang dan melukai 13 lainnya pada Sabtu malam hingga Minggu | Foto : Youtube Indian Today

SUKABUMIUPDATE,com - Ketegangan di Timur Tengah memasuki babak baru yang mengkhawatirkan. Israel mengintensifkan kampanye militernya terhadap Iran dan kembali menggempur Jalur Gaza, memicu kekhawatiran global akan pecahnya perang berkepanjangan dengan korban sipil yang terus bertambah.

Perang Israel-Iran kini memasuki hari ketiga. Serangan rudal Iran terhadap wilayah utara Israel pada Sabtu (14/6/2025) malam menewaskan sedikitnya tiga orang dan melukai 13 lainnya. Sebagai balasan, militer Israel menyerang markas besar Kementerian Pertahanan Iran di Teheran pada Minggu pagi. Kantor berita Tasnim melaporkan bahwa depot minyak Shahran di barat laut ibu kota Iran juga menjadi sasaran dan terbakar hebat.

Video serangan Iran yang beredar di media sosial menunjukkan langit Israel utara dipenuhi rudal. Haifa dan Tamra—kota penting dengan infrastruktur energi strategis—terkena dampak langsung.

Iran: 80 Tewas, Termasuk Ilmuwan Nuklir

Media pemerintah Iran melaporkan serangan balasan Israel yang menargetkan fasilitas militer, sipil, dan nuklir di berbagai wilayah menyebabkan sedikitnya 80 orang tewas dan lebih dari 320 orang luka-luka. Sembilan di antaranya adalah ilmuwan nuklir. Seorang pejabat Iran juga mengklaim jet tempur F-35 milik Israel berhasil dijatuhkan, meski belum ada bukti visual yang dapat diverifikasi.

Baca Juga: Pemprov Jabar Gerak Cepat Tangani Warga Terdampak Pergerakan Tanah di Purwakarta

Dukungan Warga Israel Terbelah

Di tengah dukungan publik terhadap aksi militer ke Iran, muncul kekhawatiran baru dari warga Israel sendiri. Analis politik Ori Goldberg kepada Al Jazeera menyebutkan bahwa banyak warga mulai meragukan motif dan efektivitas serangan ini.

“Orang-orang mendukung serangan, tapi mereka tidak percaya ini akan menghancurkan program nuklir Iran atau menggulingkan rezim. Mereka merasa ditinggalkan,” ujarnya.

Krisis Kemanusiaan Gaza Memburuk

Di Gaza, situasi semakin genting. Serangan udara Israel menewaskan sedikitnya 79 warga Palestina pada Sabtu, termasuk 15 orang yang sedang mengantre bantuan makanan dari Yayasan Kemanusiaan Gaza (GHF). Serangan terjadi di Koridor Netzarim, lokasi distribusi bantuan yang selama ini menjadi target tembakan.

Menurut Kementerian Kesehatan Gaza, total korban tewas di sekitar lokasi distribusi bantuan telah mencapai 274 orang, sementara lebih dari 2.000 luka-luka sejak Mei. GHF, yang menggantikan sistem distribusi bantuan PBB, mulai beroperasi pada 27 Mei setelah Israel menuduh Hamas menyalahgunakan bantuan—klaim yang dibantah oleh PBB.

Warga Palestina menyebut lokasi distribusi kini menyerupai "lokasi eksekusi", namun kebutuhan mendesak memaksa mereka tetap datang.

Baca Juga: Lagu "Pileuleuyan" Kembali Viral, Warga Kenang Tradisi Perpisahan Sekolah yang Kini Sepi

Blokade dan Evakuasi Paksa

Israel memberlakukan blokade total terhadap Gaza sejak 2 Maret, menghentikan pasokan makanan dan obat-obatan. Meskipun bantuan terbatas mulai diperbolehkan masuk pada akhir Mei, organisasi kemanusiaan menyebut jumlah tersebut jauh dari cukup.

Militer Israel juga memerintahkan evakuasi paksa terhadap warga Khan Younis dan sekitarnya, dengan alasan akan melancarkan operasi terhadap "organisasi teroris". Saat ini, lebih dari 80 persen wilayah Gaza berada di bawah zona militerisasi atau perintah pemindahan paksa.

Lebih dari 55.000 Warga Palestina Tewas

Sejak konflik meletus, lebih dari 55.290 warga Palestina telah terbunuh—kebanyakan dari mereka adalah warga sipil. Wilayah Gaza yang padat penduduk mengalami kehancuran besar-besaran, dan hampir 665.000 warga terpaksa mengungsi kembali sejak Israel membatalkan gencatan senjata pada Februari.

Upaya mediasi oleh AS, Mesir, dan Qatar hingga kini belum menunjukkan hasil signifikan. Kedua pihak, Israel dan Hamas, masih bersikeras pada tuntutan masing-masing.

Sumber : Tempo.co

Berita Terkait
Berita Terkini