SUKABUMIUPDATE.com - Para pencari kerja (pencaker) Indoensia disebut menjadi prioritas negara Jepang dalam mencari pekerja. Hal itu disebut untuk menambal ancaman besar yakni kehilangan 1 juta pekerja yang akan dialami Jepang pada tahun 2027 mendatang.
Hal itu diungkapkan oleh Mr. Kondo mikihiro selaku ketua dewan direksi perusahaan Aigisan Kyoudo Kumiai dari negara Jepang sehingga pihaknya harus mencari 1 juta orang pengganti.
“1 juta orang akan hilang pekerjaannya di tahun 2027 nanti, jadi kami berharap sampai 2027 untuk mendapatkan 1 juta orang pengganti,“ ujar Mr Kondo kepada sukabumiupdate.com setelah menghadiri persiapan keberangkatan para pencaker di Sukabumi pada Rabu (20/8/2025).
Menurutnya, saat ini Jepang sedang menghadapi krisis penduduk. Akibatnya Jepang didominasi oleh golongan tua yang memiliki usia rata-rata 60-65 tahun dan bukan usia produktif. Sementara Indonesia dianggap sebagai negara yang surplus tenaga produktif.
“Di Indonesia banyak tenaga kerja, bisa disebut surplus tenaga kerja. Yang kedua karena hubungan antara negara Jepang dan Indonesia cukup baik, bisa dilihat kendaraan juga banyak kita dari Jepang, perusahaan Jepang juga membuka pabrik di sini,” kata dia.
“Selain itu anak mudanya banyak. Karena makin banyak anak muda makin banyak potensi untuk pekerja di Jepang,” tambah dia.
Baca Juga: Sukabumi Jelang Proklamasi: Dikunci Ketegangan, Janji Jepang, dan Semangat Merebut Kemerdekaan
Di tempat yang sama, Muhammad Aulia Koswara Putra selaku Manager Hikari Cabang Jepang (perusahaan penyalur tenaga kerja) mengatakan antusias pencaker Indonesia, khususnya di Sukabumi, sangat bagus dan melebihi target yang dibutuhkan.
“Antusias yang kita rasakan juga banyak banget, mungkin sebenarnya kita hanya butuh 10-20 orang untuk satu pekerjaan, tapi yang datang bisa sampai 3-5 kali lipatnya,” ujar Putra.
Dalam kesempatan itu, sekurangnya 133 pencaker dari total 250 peserta dari berbagai daerah siap diberangkatkan ke Jepang tahun ini. Mereka adalah para peserta dari Lembaga Pelatihan Kerja (LPK) Hikari Internasional Indonesia.
“Yang udah berangkat itu 100. Yang akan berangkat sekarang sebenarnya 133. Kita tinggal menunggu berkas dari Jepang nya saja. Kalau total tahun ini kita gabungkan sekitar 230-250,“ kata dia.
Melalui LPK Hikari, para pencaker akan dibekali keterampilan bahasa, pengetahuan budaya serta cara kerja di Jepang selama kurang lebih 3 hingga 5 bulan sebelum diberangkatkan ke Jepang.
“Kita bina lebih dalam bahasa Jepang dan budaya dan cara kerja seperti apa. Paling sebentar sekitar 3 bulan paling lama 5 bulan tapi itu juga tergantung dari pihak Jepang nya,” kata dia. (ADV)