Hari Kanker Sedunia, 70 Persen Penderita Terlambat Terdeteksi

Selasa 04 Februari 2020, 14:45 WIB

SUKABUMIUPDATE.com - Hari Kanker Sedunia diperingati setiap 4 Februari. Kementerian Kesehatan melalui Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit merilis bahwa deteksi dini terhadap kanker diperlukan sebab jika ditemukan secara dini dengan ukuran masih kecil atau kurang dari satu sentimeter serta ditangani dengan cepat dan tepat, maka ada harapan sembuh hampir 100 persen.

Dikutip dari tempo.co, Kemenkes juga mengimbau masyarakat untuk segera berkonsultasi ke dokter saat menemukan benjolan sekecil apapun karena menunda berarti memberi kesempatan sel kanker berkembang dan mengurangi kesempatan untuk sembuh.

Pakar onkologi sekaligus Ketua Umum Yayasan Kanker Indonesia (YKI), Prof DR Aru W Sudoyo, mengatakan 70 persen masyarakat di Tanah Air baru menyadari dirinya mengidap kanker stadium tiga dan empat saat dilakukan pemeriksaan kesehatan.

"Jadi, banyak pasien tidak mengetahui tentang kanker sehingga datang sudah terlambat," katanya.

Ia mengatakan YKI telah berupaya memberikan edukasi serta melakukan program deteksi dini kepada masyarakat untuk mengetahui berbagai hal tentang kanker sehingga paham apa yang mesti dilakukan.

"Kami melakukan edukasi, pemeriksaan, dan deteksi dini untuk beberapa jenis kanker tertentu, terutama payudara," ujarnya.

Kemudian, YKI juga memberikan pendidikan dan pelatihan bagi masyarakat yang memiliki anggota keluarga pengidap kanker. Hal itu berguna terutama saat pasien sudah berada pada titik akhir sehingga keluarganya mengetahui cara perawatan di rumah.

Selain menjalankan program deteksi dini, ia juga menganjurkan masyarakat untuk mengubah gaya hidup menjadi lebih baik. Hal itu bisa dilakukan dengan menjaga pola makan sehat, berolahraga, dan tidak merokok.

"Apalagi saat ini masyarakat disibukkan dengan berbagai aktivitas yang padat serta dimanjakan dengan kendaraan sehingga kurang berolahraga dan bergerak," ujarnya.

Ia mengatakan sekitar 95 persen faktor risiko kanker bukan karena keturunan, melainkan akibat lingkungan serta gaya hidup yang salah, dan sudah menjadi kebiasaan.

"Ditambah lagi polusi udara sekarang yang berbeda dengan 50 tahun lalu. Itu sangat mempengaruhi," katanya.

 

Sumber : tempo.co

 

Follow Berita Sukabumi Update di Google News
Berita Terkini
Sukabumi Memilih04 Mei 2024, 20:46 WIB

Survei Terbaru Elektabilitas 17 Calon Bupati Sukabumi: Tidak Ada Sosok yang Kuat

asil survei dirilis oleh Lembaga Kajian dan Penelitian Skala Institute bekerjasama dengan Litbang Sukabumiupdate.com.
Ilustrasi pasangan calon bupati/wakil bupati Sukabumi dari jalur perseorangan atau independen | Foto : Sukabumi Update
Life04 Mei 2024, 20:00 WIB

6 Dampak Buruk Terlalu Memanjakan Anak yang Wajib Diketahui Orang Tua

Terlalu memanjakan anak rupanya memiliki dampak buruk bagi perkembangan anak jika sudah tumbuh dewasa. Ini yang perlu diperhatikan para orang tua.
Ilustrasi. Dampak buruk terlalu memanjakan anak. Sumber foto : Pexels/ Pavel Danilyuk
Sukabumi04 Mei 2024, 19:40 WIB

Sukabumi Dinilai Stagnan, Koalisi 5 Partai Cenderung Usung Figur Alternatif di Pilkada

ima partai politik yaitu, PKB, PKS, Demokrat, PAN dan PDIP secara resmi berkoalisi di Pikada Kabupaten Sukabumi 2024. Deklarasi koalisi digelar di salah satu kafe di Jalan Cemerlang, Kota Sukabumi, Sabtu, (4/5/2024).
Deklarasi koalisi 5 partai, PKB, Demokrat, PKS, PAN, PDIP | Foto : Asep Awaludin
Sehat04 Mei 2024, 19:00 WIB

5 Jenis Ikan Laut Tinggi Purin yang Tidak Aman Dikonsumsi Penderita Asam Urat

Penderita Asam Urat Sebaiknya Mengetahui Apa Saja Jenis Ikan Laut Tinggi Purin yang Tidak Aman Dikonsumsi Guna Mencegah Serangannya Kambuh.
Ilustrasi. Jenis Ikan Laut Tinggi Purin yang Tidak Aman Dikonsumsi Penderita Asam Urat (Sumber : Pexels/OzielGomez)
Sukabumi04 Mei 2024, 18:57 WIB

Di Kubur Berdampingan, Pasutri Tewas Tertabrak Kereta di Kebonpedes Sukabumi Dikenal Ramah

Dalam prosesi pemakaman, berlangsung haru serta diiringi isak tangis keluarga. Mengingat semasa hidup korban yang baik dan suka bersosialisasi dengan tetangga.
Suasana saat pemakaman jenazah suami istri korban tertabrak kereta di Kampung Gunung Kebonpedes Kabupaten Sukabumi | Foto : Asep Awaludin
Sukabumi Memilih04 Mei 2024, 18:39 WIB

5 Partai Resmi Berkoalisi di Pilkada Sukabumi 2024: Optimis Rebut Kursi Bupati

Menghadapai perhelatan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) serentak yang akan berlangsung pada 27 November 2024 mendatang, 5 partai di Kabupaten Sukabumi resmi berkoalisi, yaitu PKB, PKS, Demokrat, PAN dan PDIP.
5 partai politik resmi berkoalisi di Pilkada 2024 Kabupaten Sukabumi, Sabtu 04 Mei 2024 | Foto : Asep Awaludin
Life04 Mei 2024, 18:00 WIB

9 Kalimat yang Tidak Boleh Diucapkan Orang Tua Saat Mendisiplinkan Anak

Membesarkan dan mendidik anak merupakan hal yang terkadang sulit. Sehingga orang tua tidak boleh mengeluarkan kalimat yang membuat anak trauma.
Ilustrasi. Mendisiplinkan anak. Sumber : pexels.com/@Monstera Production
Sukabumi04 Mei 2024, 17:01 WIB

Edarkan Sabu, Pemuda Asal Gunungguruh Sukabumi Diringkus Polisi

Pemuda asal Cibolang Gunungguruh Sukabumi diamankan Sat Narkoba Polres Sukabumi Kota karena diduga terlibat dalam peredaran narkoba jenis Sabu
DAM (31 tahun), pemuda asal Cibolang Gunungguruh Sukabumi diamankan Sat Narkoba Polres Sukabumi Kota karena diduga terlibat peredaran Sabu | Foto : Ist
Musik04 Mei 2024, 17:00 WIB

Lirik dan Terjemahan Lagu Too Much Of A Good Thing Niki Zefanya

Simak Lirik dan Terjemahan Too Much Of A Good Thing Berikut, Lagu Niki Zefanya yang Baru Dirilis pada Jumat, 3 Mei 2024.
Official Music Video Lirik dan Terjemahan Lagu Too Much Of A Good Thing Niki Zefanya (Sumber : YouTube/NIKI)
Sukabumi04 Mei 2024, 16:10 WIB

Motif Pembunuhan Pria di Citepus Sukabumi, Diduga Tolak Hubungan Sesama Jenis

Polisi mengungkap motif pembunuhan terhadap seorang asisten rumah tangga bernama Ajo Sutarjo alias Ceceu (55 tahun) di sebuah perumahan di Desa Citepus, Kecamatan Pelabuhanratu, Kabupaten Sukabumi
A (20 tahun) pelaku pembunuhan pembantu di Citepus Palabuhanratu Kabupaten Sukabumi | Foto : Ibnu Sanubari