SUKABUMIUPDATE.com - Dari sekian banyak objek wisata alam berupa air terjun atau curug yang tersebar di kawasan Geopark Ciletuh Palabuhanratu, Kabupaten Sukabumi bagian selatan, kini hanya beberapa saja yang masih ramai dikunjungi wisatawan. Sebagian besar curug lain mulai redup, bahkan ada yang terbengkalai meski pernah dibangun dengan anggaran miliaran rupiah.
Beberapa curug yang masih aktif dikunjungi antara lain Curug Sodong dan Curug Cikanteh di Desa Ciwaru, Kecamatan Ciemas yang dikelola oleh Dinas Pariwisata Kabupaten Sukabumi. Kemudian Curug Cimarinjung di Desa Ciemas, serta Curug Larangan di Desa Girimukti yang dikelola oleh para pegiat wisata lokal di Kecamatan Ciemas. Sementara di Kecamatan Cibitung, terdapat Curug Cikaso di Desa Cibitung yang juga berada di bawah pengelolaan Dispar Kabupaten Sukabumi.
Namun, sejumlah curug lain nasibnya tidak sebaik itu. Salah satunya Curug Puncak Manik di Kampung Pasir Ceuri, Desa Cibenda, Kecamatan Ciemas. Destinasi yang dibangun pada tahun 2017 itu kini terbengkalai dan nyaris tak dikunjungi wisatawan. Padahal, fasilitasnya tergolong lengkap, mulai dari 1.000 anak tangga menuju air terjun, area parkir, hingga deretan warung wisata dengan nilai pembangunan mencapai Rp5 miliar.
Baca Juga: 40 Link Twibbon Hari Cinta Puspa dan Satwa Nasional 2025, Gratis Langsung Pasang!
Selain itu, Curug Awang di Desa Tamanjaya serta Curug Panganten yang terletak di kawasan PTPN VIII di antara Desa Ciemas dan Mekarjaya, juga mulai sepi. Kedua lokasi tersebut kini hanya sesekali dikunjungi wisatawan dengan minat khusus, seperti pecinta alam atau pembuat konten.
Pesona Curug Awang di Desa Tamanjaya, Kecamatan Ciemas, Kabupaten Sukabumi.
Di Kecamatan Waluran, terdapat beberapa curug yang masih dikelola masyarakat, seperti Curug Puncak Jeruk di area perkebunan pinus Perum Perhutani Hanjuang Barat, Desa Mekarmukti; Curug Nangsi atau dikenal juga sebagai Curug Three In One di Desa Sukamukti yang dibuka sejak 2014 oleh para pemuda setempat; serta Curug Gentong di Kampung Cibalok, Desa Waluran Mandiri.
Sementara yang terbaru, Curug Luhur di Kecamatan Ciracap mulai dikembangkan oleh pegiat wisata Desa Purwasedar. Lokasinya berada di Kampung Cikawung, berbatasan dengan Desa Mekarsari. Pembangunan akses jalan menuju Curug Luhur bahkan sempat mendapat perhatian dari mantan Bupati Sukabumi, Marwan Hamami, yang melakukan pembebasan lahan di sekitar kawasan pada tahun 2020. Kini jalan menuju lokasi sudah diaspal dan mulai dilengkapi sejumlah fasilitas dasar.
Menurut Arie Ramdani, pegiat wisata Curug Panganten, banyaknya curug di Kecamatan Ciemas yang kini redup disebabkan oleh berbagai faktor, terutama minimnya pengelolaan dan akses yang sulit.
“Sekarang yang masih ramai hanya Curug Cimarinjung, Curug Sodong, Curug Cikanteh, dan Curug Larangan. Untuk Curug Puncak Manik malah lebih parah, sudah dibangun dengan dana miliaran tapi terbengkalai. Curug Awang pun sepi, mungkin hanya wisatawan minat khusus atau yang ingin bikin konten,” ujar Arie, Rabu (5/11/2025).
Baca Juga: Pemkab Sukabumi dan Kejaksaan Teken MoU Penerapan Pidana Kerja Sosial
Hal senada disampaikan Asep Hidayat Hanjeli, pegiat wisata lain di kawasan Ciletuh. Menurutnya, masa kejayaan wisata air terjun di Sukabumi selatan terjadi sekitar tahun 2014–2015. Namun dalam beberapa tahun terakhir, minat wisatawan menurun akibat berbagai kendala.
“Dulu sempat ramai, tapi sekarang mulai redup. Kendalanya banyak, terutama infrastruktur jalan yang tidak memadai, dan tidak adanya pengelola tetap. Membangun wisata itu butuh kerja bersama, tidak bisa hanya mengandalkan satu pihak,” tutur Asep.
Kini, para pegiat wisata berharap adanya perhatian lebih dari pemerintah daerah dan pihak swasta untuk menghidupkan kembali potensi curug-curug di kawasan Geopark Ciletuh, yang sejatinya telah diakui UNESCO sebagai warisan dunia.



