SUKABUMIUPDATE.COM - Wakil Wali Kota Sukabumi Achmad Fahmi mengaku prihatin dengan mencuatnya kembali kasus kekerasan seksual sesame jenis. Terlebih, baik tersangka pencabulan maupun korbannya masih di bawah umur yang terjadi di wilayah Kelurahan/Kecamatan Citamiang.

“Saya prihatin dengan adanya kasus penyimpangan seksual itu. Ini merupakan pukulan bagi kita semua,” kata Fahmi kepada sukabumiupdate.com, Sabtu (10/12).

Seperti diberitakan, tersangka J (15) diketahui merupakan salah satu dari puluhan korban pencabulan terpidana AS alias Emon (24) yang sudah diganjar 17 tahun hukuman penjara pada 2014 lalu.

Dari hasil penyidikan Unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Kepolisian Resor (Polres) Sukabumi Kota, tersangka Jmelakukan pencabulan terhadap enam anak yang semuanya berjenis kelamin laki-laki warga kecamatan yang sama.

"Pelaku mengaku pernah jadi korban Emon, namun tidak melapor. Saat itu J tidak menceritakan kepada keluarganya pernah menjadi korban Emon. Ia anak broken home, orang tuanya pisah dan sekarang tinggal bersama neneknya,” jelas Kepala Satuan Reserse Kriminal (Reskrim) AKP M Devi Farsawan.

Korban J adalah teman-teman sepermainannya berusia antara empat hingga sepuluh tahun. Perbuatan cabul terjadi sejak November 2016 silam, lokasinya di wilayah Kelurahan/Kecamatan Citamiang.

Pelaku melakukan tindakan pencabulan sesama jenis di sejumlah lokasi, seperti di kolam milik warga yang sering dipakai untuk berenang anak-anak dan di kamar mandi umum.

“Para korban mengaku digesek-gesek bagian anusnya oleh pelaku, kita masih menunggu hasil visum," terang Devi.

Penyimpangan seksual pada sesama jenis ini, tidak menunggu waktu lama untuk menularkan perilaku tersebut kepada para korban. Dari enam anak korban J, seorang di antaranya juga menjadi pelaku pelecehan seksual kepada dua korban lainnya.

“Atas pengakuan ini, pelaku menjadi dua dengan total korban menjadi delapan anak. Perilaku ini menularkan pada para korbannya,” tandasnya.