SUKABUMIUPDATE.com - Bayangkan kalau misalnya semua chat media sosial, galeri foto pribadi, hingga riwayat transaksi online milikmu tiba-tiba diakses orang tak dikenal. Seram, bukan?
Faktanya, Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) mencatat terjadi lebih dari 1.6 miliar serangan siber di Indonesia sepanjang 2023. Angka yang fantastis dan sekaligus mengkhawatirkan ini menunjukkan bahwa ancaman di dunia digital sangat nyata.
Di era yang serba terhubung ini, akun digital adalah nyawa kedua kita. Tapi tenang, kamu nggak perlu jadi hacker profesional untuk menjaga keamanannya. Cukup ikuti 7 jurus sakti yang renyah dan praktis ini!
1. Password: Jangan Cuma "123456" atau "Password" Lagi, Ya!
Menurut laporan tahunan NordPass, kata sandi "123456" dan "password" masih konsisten menempati peringkat teratas sebagai password yang paling umum dan paling lemah di dunia selama beberapa tahun terakhir. Hal ini seperti mengunci pintu rumah tetapi meninggalkan kuncinya di atas keset.
Password yang kuat adalah kombinasi kompleks dari huruf besar-kecil, angka, dan simbol yang tidak membentuk kata yang mudah ditebak. Yang terpenting, buat password yang unik untuk setiap akun. Tujuannya sederhana, jika satu akun diretas, peretas tidak akan bisa menggunakan kredensial yang sama untuk membobol semua akunmu yang lain.
2. Aktifkan Si "Benteng Kedua" alias 2FA!
Menurut studi oleh Microsoft, mengaktifkan Autentikasi Dua Faktor (2FA) dapat memblokir 99.9% serangan otomatis pada akun, bahkan jika password Anda telah dicuri! Ini adalah jurus andalan yang paling powerful dan sayangnya masih banyak yang malas mengaktifkannya. 2FA adalah lapisan keamanan tambahan yang memastikan bahwa memasukkan password saja tidak cukup.
Anda akan diminta untuk memberikan "faktor kedua" verifikasi, biasanya berupa kode OTP dari aplikasi authenticator (seperti Google Authenticator atau Authy) yang jauh lebih aman daripada SMS, atau melalui notifikasi push. Aktifkan fitur ini di pengaturan keamanan semua akun pentingmu, seperti email, media sosial, dan perbankan.
Baca Juga: Cara Membuat Video Marketing Efektif Tanpa Boros Budget
3. Waspada Link Phishing yang Menipu!
Kaspersky Lab mencatat bahwa Indonesia termasuk dalam 10 besar negara yang ditargetkan serangan phishing secara global. Jurus ini mengandalkan kewaspadaanmu, peretas sering menyamar lewat email atau SMS palsu yang tampak sangat meyakinkan, seolah-olah berasal dari bank, layanan streaming, atau layanan kurir ternama.
Mereka memancingmu untuk klik link yang mengarah ke website palsu dan memasukkan data loginmu. Selalu periksa dengan saksama alamat email pengirim dan URL website yang diminta. Perhatikan kesalahan ketik atau domain yang tidak biasa (seperti "bank-bni.com" alih-alih "bni.co.id"). Aturan teraman-nya adalah jangan pernah klik link yang mencurigakan! Akseslah website resmi langsung dari browsermu.
4. Pakai Password Manager, Sang "Juru Kunci" Digital
Masalahnya, mustahil mengingat puluhan password rumit dan unik untuk setiap akun. Di sinilah Password Manager seperti Bitwarden atau 1Password menjadi pahlawan. Laporan dari Bitwarden menunjukkan bahwa penggunaan password manager tidak hanya meningkatkan keamanan tetapi juga produktivitas pengguna.
Aplikasi ini bertindak sebagai brankas digital terenkripsi yang menyimpan dan bahkan membuatkan password kuat acak untuk semua akunmu. Kamu hanya perlu mengingat satu Password Master yang super kuat untuk membuka brankas tersebut. Ini adalah solusi paling praktis untuk keluar dari kebiasaan menggunakan password yang mudah ditebak atau diulang.
5. Rutin Update Aplikasi dan Sistem Operasi
Banyak yang menunda-notifikasi update dengan alasan repot atau takut perubahan. Padahal, Patch Tuesday dari Microsoft atau pembaruan rutin dari Apple dan Google seringkali berisi tambalan kritis untuk celah keamanan (_vulnerabilities_) yang baru ditemukan.
Peretas secara aktif mencari perangkat yang masih menggunakan versi lama untuk dieksploitasi. Dengan mengupdate sistem operasi, browser, dan aplikasi penting secara rutin, kamu pada dasarnya sedang memasang kunci pengaman dan memperkuat dinding pertahanan digitalmu dari metode serangan terbaru.
Baca Juga: Jebakan Bernama “Klik Setuju": Mengapa Kita Sering Abaikan Kebijakan Privasi?
6. Jangan Asal Beri Izin Aplikasi Pihak Ketiga
Pernah login ke suatu game atau aplikasi kuis menggunakan "Login dengan Google" atau Facebook? Saat itu, kamu mungkin tanpa sadar memberikan akses ke data profil, daftar teman, atau bahkan izin untuk posting. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) sering mengingatkan untuk berhati-hati dengan izin aplikasi fintech.
Aplikasi pihak ketiga yang jahat dapat menyalahgunakan data ini atau menjadi celah keamanan. Rutinlah meninjau dan mencabut akses aplikasi yang sudah tidak kamu gunakan lagi melalui pengaturan privasi di akun Google atau media sosialmu.
7. Hindari Wi-Fi Publik untuk Urusan Sensitif
Menjelajah di jaringan Wi-Fi publik gratis di mal atau kafe itu nyaman, tapi juga berisiko tinggi. Jaringan ini seringkali tidak terenkripsi, membuat "man-in-the-middle attack" menjadi mungkin, di mana pelaku bisa mengintip semua data yang kamu kirimkan. Federal Trade Commission (FTC) AS secara eksplisit menyarankan untuk tidak mengakses informasi sensitif seperti perbankan online di Wi-Fi publik.
Jika kamu benar-benar harus melakukannya, gunakanlah Virtual Private Network (VPN) terpercaya. VPN akan mengenkripsi semua lalu lintas datamu, membuatnya tidak bisa dibaca oleh pihak yang tidak berwenang, bahkan di jaringan yang tidak aman sekalipun.
Melindungi akun digital bukanlah tugas yang ribet kalau sudah jadi kebiasaan. Data-data statistik di atas menunjukkan bahwa ancaman itu nyata, tetapi solusinya ada di genggaman kita. Mulailah dari langkah-langkah kecil seperti memperkuat password dan mengaktifkan 2FA.
Ingat, investasi terbaik adalah investasi untuk keamanan datamu sendiri. Yuk, Updaters jadi pengguna internet yang cerdas dan proaktif!
Sumber: berbagai sumber