Bahaya Penyakit Tidak Menular Bikin Negara Semakin Rugi, Kok Bisa?

Minggu 08 Desember 2019, 23:00 WIB

SUKABUMIUPDATE.com - Bahaya Penyakit Tidak Menular Bikin Negara Semakin Rugi, Kok Bisa?

Penyakit tidak menular merupakan tantangan yang semakin mengkhawatirkan yang dihadapi berbagai negara di dunia.

Menurut data WHO, sebanyak 75 persen beban kematian karena penyakit tidak menular terjadi di negara berkembang. Itu terjadi karena kasus penyakit tidak menular meningkat lebih cepat pada kelompok usia yang semakin muda.

Sekitar 80 persen faktor risiko penyakit tidak menular sendiri disebabkan oleh gaya hidup seperti kurang aktifitas fisik, kurang konsumsi sayur dan buah, obesitas, merokok, dan konsumsi alkohol.

"Hampir dua pertiga dari total kematian akibat penyakit tidak menular terkait dengan konsumsi rokok, konsumsi alkohol yang tidak sehat, diet yang tidak sehat, aktivitas fisik yang kurang, dan polusi udara," ungkap Dr Farrukh Qureshi dari WHO Indonesia dalam International Symposium on Health Research di Prime Plaza Sanur, Bali, pada akhir November 2019 lalu.

Dalam kesempatan yang sama, Representatif Aliansi Penyakit Tidak Menular Indonesia, Ibnu Haykal, mengungkapkan penyakit tidak menular telah menghambat pertumbuhan ekonomi di tingkat global dan nasional dengan memengaruhi produktivitas pekerja secara negatif dan mengalihkan sumber daya dari tujuan produktif ke pengobatan penyakit.

Bahkan penyakit tidak menular diperkirakan telah menyebabkan kerugian ekonomi global kumulatif $ 47 triliun USD pada tahun 2030, atau sekitar 75 persen dari PDB global 2010.

Penelitian yang dilakukan World Obesity Federation memprediksi pada tahun 2025 sepertiga populasi dunia akan hidup dengan obesitas.

Pada tahun yang sama, WHO memprediksi akan ada lebih banyak anak-anak dan remaja yang mengalami obesitas daripada berat badan kurang. Sementara jumlah total orang yang menderita diabetes akan mendekati 500 juta. Pada tahun 2025 lebih dari 320 juta orang akan meninggal karena penyakit tidak menular.

Kasus penyakit tidak menular di Indonesia

Menurut data Riskesdas 2018, prevalensi Penyakit Tidak Menular di Indonesia mengalami kenaikan dibandingkan dengan data Riskesdas 2013.

Prevalensi kanker naik dari 1,4 persen pada Riskesdas 2013 menjadi 1,8 persen pada 2018. Prevalensi stroke juga naik dari 7 persen pada 2013 menjadi 10,9 persen pada 2018.

"Berdasarkan data yang tercatat pada Sistem Registrasi Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, angka kematian karena penyakit tidak menular pada 1990 adalah 37 persen. Satu dekade kemudian, angka ini meningkat menjadi 49 persen. Kemudian, meningkat lagi menjadi 58 persen pada 2010. Lalu naik menjadi 71 persen pada 2014. Penyakit kardiovaskular dan diabetes menempati urutan teratas pada beban penyakit tidak menular secara nasional," papar dr. Asmoko Resta Permana, Sp.JP dari Yayasan Jantung Indonesia.

Peningkatan prevalensi penyakit tidak menular juga terlihat pada kasus dimensia.

Direktur Eksekutif Alzheimer Indonesia (ALZI), Patricia Tumbelaka mengungkapkan jumlah orang dengan demensia (ODD) telah mencapai 1,2 juta orang pada 2019. Jumlah ini diperkirakan akan terus bertambah hingga 4 juta orang di tahun 2050 dan akan memberi beban ekonomi senilai lebih dari USD2,2 miliar.

Dampak Sosial-Ekonomi

WHO menyatakan penyakit tidak menular mengancam kemajuan menuju Agenda 2030 untuk Pembangunan Berkelanjutan, yang mencakup target untuk mengurangi kematian dini akibat penyakit tidak menular sebesar sepertiga pada tahun 2030.

Dikatakan, orang yang rentan dan kurang beruntung secara sosial menjadi lebih sakit dan akan mati lebih cepat daripada orang-orang dari posisi sosial yang lebih tinggi, terutama karena mereka berisiko lebih besar terpapar produk berbahaya seperti tembakau, atau praktik diet yang tidak sehat, dan memiliki akses terbatas ke layanan kesehatan.

Dalam pengaturan sumber daya yang rendah, biaya perawatan kesehatan untuk penyakit tidak menular dengan cepat menghabiskan sumber daya rumah tangga. Biaya penyakit tidak menular yang selangit, termasuk perawatan yang seringkali panjang dan mahal serta hilangnya pencari nafkah, memaksa jutaan orang jatuh miskin setiap tahun dan menghambat pembangunan.

Untuk itu, dibutuhkan komitmen global demi memerangi penyakit tidak menular. Beberapa waktu lalu, PBB melakukan pertemuan tingkat tinggi tentang Penyakit Tidak Menular pada 2018 yang diselenggarakan pada 23 September 2019 untuk membahas cakupan kesehatan universal (UHC) di tingkat politik tertinggi.

Sumber: Suara.com

Follow Berita Sukabumi Update di Google News
Berita Terkini
Life28 April 2024, 23:24 WIB

7 Trik Jitu Move On dari Mantan Pacar, Ini yang Bisa Kamu Lakukan!

Putus cinta adalah salah satu momen paling sulit dalam kehidupan, terutama ketika harus melepaskan mantan pacar yang pernah kita cintai dengan sepenuh hati.
Ilustrasi putus cinta. | Sumber Foto: pixabay/oppy77
Life28 April 2024, 23:17 WIB

6 Cara Memiliki Mental Kuat agar Tahan Banting dan Tidak Direndahkan Orang Lain

Memiliki mental kuat sangat dibutuhkan dalam hidup supaya tahan banting dan tidak mudah direndahkan oleh orang lain.
Ilustrasi. Cara memiliki mental kuat. | Sumber foto : Pexels/Andrea Piacquadio
DPRD Kab. Sukabumi28 April 2024, 23:12 WIB

Soroti Isu Pungli di PT GSI Sukabumi, DPRD Kritik Program Disnakertrans Tak Efektif

Ketua Komisi IV DPRD Kabupaten Sukabumi, Hera Iskandar angkat bicara terkait isu pungli di GSI Cikembar.
Warga sempat blokade jalan cikembar, sebagai bentuk protes praktik pungli tenaga kerja di PT GSI (Sumber : SU/Ibnu)
Life28 April 2024, 22:12 WIB

Ini 5 Sikap Sabar yang Membuat Anda Hidup Damai Setiap Hari

Sikap sabar akan membantu setiap orang lebih merasakan kedamaian dan ketenangan dalam hidupnya.
Ilustrasi. Sikap sabar yang membuat damai. | Sumber Foto : Pexels/Andrea Piacquadio
Sukabumi28 April 2024, 22:07 WIB

Dihuni Nenek dan Cucu, Rutilahu di Surade Sukabumi Nyaris Roboh Akibat Gempa Garut

Rutilahu yang dihuni nenek dan cucu di Surade Sukabumi nyaris roboh akibat gempa Garut M6,2.
Kondisi rutilahu yang nyaris roboh akibat diguncang gempa laut Garut. (Sumber : Istimewa)
Life28 April 2024, 21:30 WIB

Sembunyi Saat Bertemu Orang Baru, Kenali 7 Perilaku Umum Anak Usia 2 Tahun

Anak usia dua tahun menunjukkan emosinya dengan cara yang cukup aneh. Pelajari cara memecahkan kode tujuh perilaku umum balita.
Ilustrasi. Perilaku umum anak 2 tahun. Sumber : Freepik/@freepik
Bola28 April 2024, 21:22 WIB

Kapolres Sukabumi Ajak Nobar Semifinal Piala Asia U-23 Indonesia Vs Uzbekistan, Ini Lokasinya

Dukung Timnas masuk Final, Polres Sukabumi gelar nobar semifinal Piala Asia U-23 Indonesia vs Uzbekistan.
Timnas Indonesia U-23 lolos ke Semifinal Piala Asia U-23 2024 usai kalahkan Korea Selatan. (Sumber : Dok. AFC)
Life28 April 2024, 21:00 WIB

10 Kebiasaan Positif yang Membuat Anda Dihargai Orang Lain

Ayo Lakukan Sederet Kebiasaan Positif Berikut yang Bisa Membuat Hidupmu Dihargai oleh Orang Lain.
Ilustrasi. Kebiasaan Positif yang Membuat Seseorang Dihargai oleh Orang Lain. (Sumber : Pexels/HuyPhan)
Life28 April 2024, 20:30 WIB

Tanggapi Segera, Begini 10 Cara Untuk Menghentikan Balita yang Suka Menggigit

Balita seringkali menggigit jika mereka merasa marah, tidak nyaman, hingga mengekspresikan perasaannya. Namun jangan dibiarkan dan hentikan dengan cara ini.
Ilustrasi. Tips menghentikan balita yang suka menggigit. Sumber : Freepik/@kreasi orang
Life28 April 2024, 20:04 WIB

7 Rutinitas Sederhana yang Bisa Menenangkan Hati Serta Pikiran Lebih Rileks dan Damai

Beberapa rutinitas rupanya bisa digunakan sebagai media menenangkan hati dan pikiran dari potensi kegelisahan, stres dan lain sejenisnya.
Ilustrasi. Rutinitas yang menenangkan pikiran. | Sumber foto : Pexels/Sound On