SUKABUMIUPDATE.com - Selama ini, banyak orang meyakini bahwa air akan aman diminum selama sudah dimasak hingga mendidih. Padahal, anggapan tersebut tidak selalu benar. Dalam beberapa kondisi, air yang terlihat bersih dan sudah direbus tetap tidak layak dikonsumsi karena mengandung zat berbahaya yang tidak hilang melalui proses pemanasan. Memahami ciri-ciri air yang berisiko penting untuk mencegah gangguan kesehatan, terutama bagi masyarakat yang masih mengandalkan air sumur, air tanah, atau sumber air non-pipa.
1. Air Berasal dari Sumber yang Berpotensi Tercemar
Salah satu faktor utama yang menentukan keamanan air adalah sumbernya. Air yang berasal dari area dekat tempat pembuangan sampah, limbah industri, saluran pembuangan, atau lahan pertanian dengan pestisida berlebih berisiko mengandung logam berat dan bahan kimia berbahaya. Zat seperti timbal, merkuri, arsenik, dan nitrat tidak dapat dihilangkan hanya dengan merebus air, sehingga tetap berbahaya jika diminum.
2. Memiliki Bau Tidak Normal
Air layak minum seharusnya tidak berbau. Jika air mengeluarkan aroma besi, karat, kimia, atau bau telur busuk, ini bisa menjadi tanda adanya kandungan zat tertentu atau aktivitas bakteri. Bau yang tidak wajar sering kali tetap tercium meski air sudah dimasak, dan menjadi indikator bahwa air tersebut tidak aman untuk dikonsumsi.
Baca Juga: Menang atas Alaves, Real Madrid Kembali ke Tren Positif
3. Rasa Air Tidak Netral
Selain bau, rasa juga menjadi tanda penting. Air yang aman diminum tidak memiliki rasa. Jika setelah direbus air terasa pahit, asam, getir, atau meninggalkan rasa logam di mulut, kemungkinan terdapat kandungan mineral atau zat kimia berlebih. Rasa yang tidak normal menandakan air tidak layak dikonsumsi, meskipun tampak jernih.
4. Tampak Jernih Tapi Mengandung Zat Berbahaya
Kejernihan air sering disalah artikan sebagai tanda keamanan. Faktanya, banyak zat berbahaya bersifat tidak berwarna dan tidak terlihat oleh mata. Air yang jernih bisa saja mengandung logam berat, nitrat, atau bahan kimia lain yang berbahaya bagi tubuh dalam jangka panjang.
5. Muncul Endapan Setelah Dimasak
Perhatikan kondisi air setelah direbus dan didinginkan. Jika muncul endapan putih, serpihan halus, atau lapisan seperti kapur di dasar wadah, ini dapat menunjukkan kandungan mineral tertentu yang berlebihan. Konsumsi air dengan kondisi seperti ini secara terus-menerus berisiko mengganggu kesehatan ginjal dan sistem pencernaan.
6. Berasal dari Pipa atau Sumur Lama
Pipa tua dan sumur lama berpotensi menjadi sumber kontaminasi akibat karat, endapan logam, atau bakteri yang menempel di dinding saluran air. Perebusan hanya membunuh sebagian mikroorganisme, tetapi tidak menghilangkan logam berat atau zat kimia yang mungkin sudah tercampur dalam air.
Baca Juga: Pulang Umrah, 36 Warga Jampang Kulon Terhambat Longsor di Jalur Bagbagan–Kiaradua
7. Air dari Banjir atau Genangan
Air banjir atau genangan sama sekali tidak dianjurkan untuk dikonsumsi, bahkan setelah dimasak. Air jenis ini berisiko tinggi tercemar kuman, virus, parasit, serta bahan kimia berbahaya dari lingkungan sekitar. Perebusan tidak menjamin air tersebut menjadi aman untuk diminum.
Memasak air memang efektif membunuh bakteri dan kuman, tetapi tidak mampu menghilangkan zat kimia, logam berat, dan polutan tertentu. Dalam beberapa kasus, perebusan justru meningkatkan konsentrasi zat berbahaya karena volume air menyusut. Air yang terlihat bersih belum tentu aman untuk diminum, meski sudah dimasak. Bau, rasa, sumber air, serta kondisi setelah perebusan menjadi indikator penting kelayakan air konsumsi. Jika terdapat tanda-tanda mencurigakan, sebaiknya gunakan air minum dalam kemasan, air isi ulang terpercaya, atau air yang telah melalui proses penyaringan khusus demi menjaga kesehatan jangka panjang.
Baca Juga: Libur Akhir Tahun Makin Seru, Ini 8 Film Animasi Spesial Natal dan Tahun Baru
Sumber: Berbagai Sumber



