Studi di Cina Ungkap Dampak TikTok Terhadap Kesejahteraan Mental Remaja

Senin 19 Februari 2024, 18:30 WIB
Sebuah studi di Cina mengungkapkan dampak dari penggunaan media sosial TikTok terhadap kesejahteraan mental remaja (Sumber : pixabay.com/@antonbe)

Sebuah studi di Cina mengungkapkan dampak dari penggunaan media sosial TikTok terhadap kesejahteraan mental remaja (Sumber : pixabay.com/@antonbe)

SUKABUMIUPDATE.com - TikTok menjadi salah satu media sosial yang saat ini paling banyak digunakan terutama di kalangan anak muda atau usia remaja.

Penggunaan media sosial ini sendiri telah lama diketahui memiliki dampak terhadap hidup seseorang. Seperti yang baru-baru ini diungkapkan oleh sebuah penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Psychiatry Research, yang dirilis psypost.org.

Penelitian tersebut berbagi wawasan menarik tentang bagaimana TikTok dan aplikasi video pendek serupa berdampak pada kehidupan remaja.

Baca Juga: Anak Remaja Kerap Terlibat Kekerasan, Ini yang Harus Dilakukan Orang Tua

Dikutip dari Tempo.co, studi yang membedakan antara non-pengguna, pengguna moderat, dan pengguna kecanduan platform ini mengungkapkan bahwa pengguna kecanduan cenderung menderita kondisi kesehatan mental, kinerja akademik, dan hubungan keluarga yang jauh lebih buruk dibandingkan dengan rekan-rekan mereka.

Penelitian tersebut berjudul "Penggunaan TikTok dan Faktor Psikososial di Kalangan Remaja: Perbandingan Non-Pengguna, Pengguna Sedang, dan Pengguna Adiktif"? yang ditulis oleh Miao Chao, Jing Lei, Ru He, Yunpeng Jiang, dan Haibo Yang di Universitas Normal Tianjin dan Pusat Inovasi Kolaboratif untuk Penilaian dan Promosi Kesehatan Mental, di Cina.

Penelitian sebelumnya telah mengeksplorasi secara luas dampak penggunaan media sosial terhadap kesehatan mental, menyoroti kekhawatiran akan meningkatnya depresi, kecemasan, dan stres. Namun, dampak dari platform video pendek, yang ditandai dengan kontennya yang singkat namun menarik, masih kurang dipahami hingga saat ini.

Baca Juga: 10 Manfaat Self Talk untuk Kesehatan Mental, Sederhana Tapi Berdampak Nyata

Kesenjangan pengetahuan soal ini yang mendorong tim peneliti untuk menganalisis platform ini dengan membedakan antara pola penggunaan sedang dan adiktif dan kemudian menemukan hubungan pola tersebut dengan berbagai faktor psikososial.

Motivasi di balik penelitian ini berasal dari kebutuhan mendesak untuk memahami implikasi penggunaan aplikasi video pendek di kalangan remaja, kelompok yang dikenal sangat rentan terhadap dampak buruk media sosial.

Dengan semakin populernya TikTok dan platform serupa di kalangan generasi muda, para peneliti ingin mengungkap apakah interaksi digital ini hanya berfungsi sebagai hiburan, atau memiliki konsekuensi yang lebih besar terhadap kesehatan mental, kehidupan akademis, dan hubungan kekeluargaan pengguna muda.

Untuk mengungkap dinamika rumit ini, penelitian ini mensurvei 1.346 remaja di tiga sekolah di Cina. Peneliti mengkategorikan mereka menjadi non-pengguna, pengguna moderat, dan pengguna kecanduan berdasarkan keterlibatan mereka dengan platform video pendek tersebut.

Baca Juga: Satu dari Tiga Remaja Indonesia Memiliki Masalah Kesehatan Mental

Responden penelitian dinilai dari berbagai bidang, termasuk kondisi kesehatan mental, tekanan akibat yang berhubungan dengan akademis, hubungan orang tua, dan pengalaman perundungan. Analisis korelasional ini memungkinkan para peneliti untuk mengeksplorasi hubungan antara pola penggunaan aplikasi video pendek oleh remaja dan spektrum faktor psikososial.

Pengguna yang kecanduan melaporkan tingkat depresi, kecemasan, dan stres yang jauh lebih tinggi. Selain itu, mereka menghadapi tantangan akademis yang lebih besar, termasuk tingkat stres yang lebih tinggi, kinerja yang lebih buruk, dan lebih seringnya mereka menjadi korban perundungan.

Hubungan keluarga mereka juga menderita, ditandai dengan pola asuh yang lebih negatif dan tingkat pendidikan orang tua yang lebih rendah.

Sebaliknya, pengguna moderat tidak menunjukkan perbedaan signifikan dalam kesehatan mental atau prestasi akademis dibandingkan dengan non-pengguna, meskipun lingkungan keluarga mereka menunjukkan karakteristik yang berbeda.

Terlepas dari adanya wawasan baru melalui penelitian ini, namun penelitinya mengakui masih adanya sejumlah keterbatasan. Misalnya, ketergantungan penelitian pada data yang dilaporkan sendiri mungkin menimbulkan bias. Penerapan temuan ini di luar demografi remaja Cina juga masih belum pasti.

Selain itu, desain cross-sectional menghalangi pembentukan hubungan sebab dan akibat antara penggunaan aplikasi video pendek dan hasil yang diamati. Para peneliti juga menambahkan bahwa penelitian lebih lanjut diperlukan dalam konteks budaya dan kelompok umur yang beragam.

Sumber: Tempo.co

Follow Berita Sukabumi Update di Google News
Editor :
Berita Terkait
Berita Terkini
Sukabumi27 April 2024, 21:59 WIB

Janda Asal Kompa, Identitas Mayat Setengah Telanjang di Sungai Cicatih Sukabumi

Menurut Yulianti, korban mengalami keterbelakangan mental.
Mayat EKS (25 tahun) di Sungai Cicatih, Kampung Jamu Diva RT 05/03 Desa Langensari, Kecamatan Parungkuda, Kabupaten Sukabumi, Sabtu (27/4/2024). | Foto: Istimewa
Science27 April 2024, 21:20 WIB

Warga Sukabumi Ngerasa? BMKG Catat Gempa Darat M3.1 Akibat Sesar Cugenang

Gempa yang terjadi merupakan gempa bumi dangkal akibat aktivitas Sesar Cugenang.
Peta gempa bumi berkekuatan 3.1 magnitudo pada Sabtu (27/4/2024) pukul 20.22.59 WIB di wilayah Sukabumi dan Cianjur. | Foto: BMKG
Life27 April 2024, 21:00 WIB

Mau Tahu Rahasianya? 6 Langkah Menjadi Orang yang Berkelas dan Elegan

Menjadi orang berkelas di mata orang lain bukanlah tentang kemewahan atau kekayaan, tetapi lebih kepada cara Anda bersikap, berperilaku, dan membawa diri.
Ilustrasi - Menjadi orang berkelas di mata orang lain bukanlah tentang kemewahan atau kekayaan, tetapi lebih kepada cara Anda bersikap, berperilaku, dan membawa diri. (Sumber : Pexels/ Andrea Piacquadio).
Life27 April 2024, 20:42 WIB

Tanggapi dengan Serius, 7 Cara Ini Bisa Dilakukan saat Anak Tidak Mau Pergi Sekolah

Apakah anak prasekolah Anda kesulitan meninggalkan Anda? Bagaimana dengan anak Anda yang berusia 5 tahun? Apakah mereka tidak mau sekolah? Inilah yang harus dilakukan.
Ilustrasi anak ke sekolah. | Foto: Pexels.com/@RDNEStockproject
Life27 April 2024, 20:33 WIB

Dapat Memupuk Keterampilan Kognitif, Ini 6 Aktivitas yang Sangat Baik untuk Anak

Membesarkan anak yang baik hati, bersemangat, dan mandiri mungkin lebih mudah dari yang Anda kira. Berikut beberapa aktivitas yang sering diabaikan yang memupuk keterampilan kognitif, sosial, dan emosional.
Ilustrasi aktivitas anak. | Foto: Freepik/jcomp
Life27 April 2024, 20:00 WIB

7 Penyakit Hati yang Haram Dipelihara agar Selamat Dunia Akhirat, Apa Kamu Memilikinya?

Orang yang memiliki penyakit hati menandakan hatinya belum bersih dan masih kotor dengan persoalan-persoalan keduniawian yang bersifat semua semata.
Ilustrasi. Orang yang memiliki penyakit hati menandakan hatinya belum bersih dan masih kotor dengan persoalan-persoalan keduniawian yang bersifat semua semata. (Sumber : Freepik/@freepik)
Sukabumi27 April 2024, 19:52 WIB

Polres Sukabumi Kota Gelar Nobar Timnas Indonesia vs Uzbekistan di Semifinal Piala Asia U-23 2024

Polres Sukabumi Kota mengajak kepada warga Kota Sukabumi untuk ikut nobar Timnas Indonesia vs Uzbekistan.
Ilustrasi - Polres Sukabumi Kota mengajak kepada warga Kota Sukabumi untuk ikut nobar Timnas Indonesia vs Uzbekistan. (Sumber : X/@@kabarmojokerto_).
Sukabumi27 April 2024, 19:36 WIB

Mayat Wanita Setengah Telanjang di Sungai Cicatih Sukabumi, Rambutnya Pendek

Jenazah berusia remaja ini ditemukan dalam kondisi tersangkut pada tumpukan kayu.
Mayat wanita setengah telanjang yang ditemukan di Sungai Cicatih, Kampung Jamu Diva RT 05/03 Desa Langensari, Kecamatan Parungkuda, Kabupaten Sukabumi, Sabtu (27/4/2024). | Foto: Warganet Instagram
Life27 April 2024, 19:00 WIB

Bisa Sebabkan Kematian! 6 Bahaya Kesepian yang Jarang Disadari Banyak Orang

Orang yang selalu merasa kesepian tidak baik bagi kesehatan. Sebab di dalamnya tersimpan bahaya yang mengancam kondisi fisik seseorang.
Ilustrasi - Orang yang selalu merasa kesepian tidak baik bagi kesehatan. Sebab di dalamnya tersimpan bahaya yang mengancam kondisi fisik seseorang. (Sumber : Pixabay/Andrea Piacquadio).
Sukabumi27 April 2024, 18:55 WIB

Terlindas Mobil, Kronologi Pemotor Tewas Kecelakaan di Cibadak Sukabumi

H meninggal dunia karena mengalami luka sobek dan luka lecet.
Tangkapan layar video saat H (35 tahun) dievakuasi warga. H meninggal dunia setelah kecelakaan di Jalan Suryakencana, Kecamatan Cibadak, Kabupaten Sukabumi, Sabtu (27/4/2024). | Foto: Istimewa