Riwayat Dua Lapangan Terbang di Sukabumi: Rawakalong dan Cikembar

Kamis 02 Desember 2021, 16:33 WIB

SUKABUMIUPDATE.com - Dalam beberapa tahun terakhir, wacana pembangunan bandara di Sukabumi terus menggeliat. Pada 2020, Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah atau BAPPEDA Kabupaten Sukabumi saat itu, Maman Abdurrahman mengatakan, pembangunan bandara di Cikembar terus diupayakan namun terhambat pandemi Covid-19. Bergeser dari rencana tersebut, lapangan terbang ini ternyata bukan hal baru di Sukabumi.

Pengamat sejarah Sukabumi Irman Firmansyah mengungkapkan, sekira Maret 1918, Pemerintah Hindia Belanda mencari dua lahan di Sukabumi dengan luas ideal 600 x 1.000 meter di dekat Bojonglopang dan Palabuhanratu untuk dijadikan landing station (stasiun pendaratan) atau lapangan terbang darurat. Kendati demikian, Irman menegaskan ini bukan bandara yang melayani penerbangan sipil ke bandara lainnya. Ukuran itu pun ditentukan karena panjang landing minimal 700 meter.

"Maka luasan yang diperlukan minimal adalah 10 hektare karena memerlukan lahan fungsional penunjang lapangan terbang," kata Irman kepada sukabumiupdate.com, Kamis, 2 Desember 2021.

photoPasukan militer Belanda tahun 1947 di lapangan terbang Rawakalong, Palabuhanratu, Kabupaten Sukabumi. - (KITLV via Yayasan Dapuran Kipahare)

Irman yang juga Ketua Yayasan Dapuran Kipahare mengatakan, lahan di dekat Bojonglopang lebih awal dibebaskan, yang kini menjadi kawasan Batalyon Infanteri 310 Cikembar. Di mana, sambung dia, bekas runway lapangan tersebut saat ini menjadi lapangan tembak. Lapangan terbang Cikembar yang diresmikan 13 Februari 1922, dalam perjalanannya kemudian menjadi lapangan terbang militer untuk keperluan Perang Dunia II dengan menempatkan 22 pesawat tempur.

"Bahkan lapangan terbang Cikembar sempat menjadi markas angkatan udara sekutu sementara saat Paul Maltby mundur dari Sumatera," ungkap Irman.

Berbeda dengan lapangan terbang Palabuhanratu, meski lokasi yang dibebaskan di sekitar Rawakalong dibangun serentak dengan lapangan terbang Cikembar, tetapi Pemerintah Hindia Belanda tidak menjadikannya sebagai lapangan terbang militer melalui penempatan pesawat tempur. Lapangan terbang Palabuhanratu tetap menjadi pelabuhan darurat yang hanya digunakan jika ada keperluan darurat atau kunjungan ke sekitar Palabuhanratu yang memerlukan penggunaan pesawat.

Saat Jepang memasuki Palabuhanratu, Irman menyebut, lapangan terbang ini dikuasai Jepang dan digunakan sebagai tempat pelatihan pasukan Pembela Tanah Air atau PETA. Ketika itu, Eddi Sukardi--komandan pertempuran Bojongkokosan--sesaat setelah lulus dari pendidikan PETA di Bogor, ditempatkan di sekitar Palabuhanratu dan melatih anak buahnya di bekas lapangan terbang tersebut.

"Ketika Jepang kalah, pasukan Belanda menggunakan lapangan terbang ini untuk keperluan transportasi udara militer hingga masa pendudukan usai tahun 1949," ujar Irman, penulis buku "Soekaboemi the Untold Story".

photoPeta 1938 lapangan terbang Cikembar, Kabupaten Sukabumi. - (KITLV via Yayasan Dapuran Kipahare)

Pada masa kemerdekaan, lahan seluas 14 hektare itu tidak lagi difungsikan sebagai lapangan terbang dan hanya menjadi tanah kering hutan ringan yang dikuasai negara melalui angkatan udara. Bahkan saat itu sempat dijadikan tempat peluncuran peluru kendali dan roket untuk keperluan uji coba. Namun pada 1968, area di Palabuhanratu ini kemudian dijadikan lahan pertanian proyek pertanian Kartika Binahardja Primkopad Kodim 0607 Sukabumi yang dipimpin Peltu Rustandi.

Pasca diresmikannya Samudera Beach Hotel, Irman mengatakan, antusiasme wisatawan ke Palabuhanratu cukup meningkat. Sehingga banyak pejabat dan orang kaya ingin datang ke Palabuhanratu.

Tetapi, hasrat itu terhalang karena melihat akses jalan darat yang masih belum baik dan jarak yang jauh. Ini yang selanjutnya memunculkan kebutuhan moda transportasi udara, terutama bagi yang punya uang. "Karena kebutuhan ini, TNI AU kemudian memfungsikan kembali bekas runway untuk landing pesawat-pesawat kecil."

Saking antusiasnya, para wisatawan bersedia menggunakan pesawat terbang Skyvan yang dioperasikan Pelita Air Service. Sebab sistemnya charter, biayanya pun cukup tinggi dengan kapasitas pesawat 15 penumpang. Biaya per penumpang sekira 366 USD atau Rp 5,3 jut. Mereka mendarat dan landing di pangkalan udara TNI AU Rawakalong. Pemerintah bahkan sempat membeli helikopter untuk turut andil dalam pengiriman turis ke Palabuhanratu yang menggiurkan.

photoPasukan militer Belanda tahun 1948 di lapangan terbang Cikembar, Kabupaten Sukabumi. - (KITLV via Yayasan Dapuran Kipahare)

Demi mendukung kebutuhan pariwisata, Pertamina ikut digerakkan, yang saat itu sedang melimpah dana karena booming minyak dunia, untuk membangun lapangan udara Rawakalong (di bekas lapangan terbang zaman Belanda ditambah lahan lainnya). Proyek ini bekerja sama dengan Pelita Air sebagai anak perusahaan Pertamina yang didirikan 1970 dalam pengoperasiannya.

"Lapangan Udara Rawa Kalong yang lahannya sebagian disewa kepada negara dan sebagian lagi dibeli dari masyarakat seluas 22 hektare, diresmikan pada 12 Desember 1972, yang memangkas jarak Jakarta-Palabuhanratu hanya 30 menit saja," kata Irman.

Semula, bisnis ini tampak menjanjikan karena jalan di sekitar lokasi pun dibangun sebagai akses ke lapangan udara dan beberapa jalan yang menghubungkan dengan kota-kota terdekat diperbaiki. Pelita Air juga sempat ditawari untuk menggunakan pesawat N250 buatan Industri Pesawat Terbang Nurtanio kemudian berganti nama menjadi Industri Pesawat Terbang Nusantara atau IPTN yang dikomandoi BJ Habibie karena jaraknya yang pendek ideal di bawah 500 kilometer. 

"Namun, perjalanan lapangan udara tersebut tidak mulus karena beberapa tahun kemudian muncul tuntutan sebagian warga atas hak lahan itu yang belum selesai hingga kini. Bisnis Pelita Air di lapangan udara Rawakalong sendiri tidak berjalan seperti yang diharapkan, hanya menyisakan nama Jalan Pelita Air di sekitar bekas lapangan terbang yang masih ada hingga kini," ucap Irman. Jalan Pelita Air yang dimaksud Irman, sekarang lokasinya tidak jauh dari Pembangkit Listrik Tenaga Uap atau PLTU Palabuhanratu.

Baca Juga :

Tol Cibadak - Palabuhanratu, BAPPEDA Sukabumi: Koneksi GCP KEK Bandara dan Minapolitan

Salah satu warga Palabuhanratu, Ahmad Dindin (49 tahun), membenarkan soal adanya lapangan terbang di Rawakalong, Palabuhanratu, Kabupaten Sukabumi. Saat itu, Ahmad yang duduk di bangku sekolah dasar, kerap mendatangi lapangan terbang karena ingin melihat pesawat. Menapaki pematang sawah, dia bersama teman-temannya antusias ketika menyaksikan pesawat Pelita Air mendarat, yang biasanya sore hari.

"Iya dulu dengan teman suka ingin melihat pesawat ke sana. Pokoknya saya lahir tahun 1972, dan saat sering ke lapangan terbang itu masih SD," ucap Ahmad Dindin.

Follow Berita Sukabumi Update di Google News
Berita Terkini
Entertainment02 Mei 2024, 16:00 WIB

Rizky Febian dan Mahalini Dikabarkan Bakal Menikah Secara Adat di Bali Pada 5 Mei

Rizky Febian dan Mahalini dikabarkan akan melangsungkan pernikahan secara adat di Bali pada Minggu, 5 Mei 2024.
Rizky Febian dan Mahalini dikabarkan akan melangsungkan pernikahan secara adat di Bali pada Minggu, 5 Mei 2024. (Sumber : Instagram/@rfasmusic)
Life02 Mei 2024, 15:23 WIB

6 Sikap yang Membuat Anda Sulit Dipercaya Orang Lain di Masyarakat

Beberapa sikap dalam hidup rupanya berpengaruh terhadap penilaian orang lain, salah satunya menjadi patokan apakah dipercaya apa tidak di mata orang
Sikap yang membuat orang sulit dipercaya | Foto : Pexels/Liza Summer
Sukabumi02 Mei 2024, 15:15 WIB

Bejat, Gadis 13 Tahun Digilir 8 Remaja di Kosan Usai Dicekok Miras di Sukabumi

Berawal dari status di media sosial, gadis dibawah umur berinisial R (13 tahun) warga Salabintana, Kecamatan Sukabumi, Kabupaten Sukabumi, menjadi korban pencabulan dan digilir delapan orang.
Ilustrasi, Gadis inisial R (13 tahun) asal Selabintana menjadi korban pencabulan 8 remaja di kosan di Cicantayan Kabupaten Sukabumi | Foto: : Freepik/raybon
Sukabumi02 Mei 2024, 15:15 WIB

Pernah Jadi Korban, Pengakuan Pembunuh dan Pelaku Sodomi Bocah SD di Sukabumi

Polisi akan memeriksa secara medis kejiwaan S dan wilayah lubang anusnya.
(Foto Ilustrasi) Terduga pelaku pembunuhan dan sodomi di Kecamatan Kadudampit, Kabupaten Sukabumi, berinisial S (14 tahun), mengaku pernah menjadi korban. | Foto: Pixabay
Inspirasi02 Mei 2024, 15:00 WIB

Lowongan Kerja di Sukabumi Sebagai Barista, Minimal Lulusan SMA/SMK

Apabila kamu tertarik dengan lowongan kerja ini, segera daftarkan diri sekarang juga!
Lowongan Kerja di Sukabumi Sebagai Barista, Minimal Lulusan SMA/SMK (Sumber : pexels.com/Wendy Wei)
Sukabumi02 Mei 2024, 14:50 WIB

Lewat E-Lapor, Empat Aduan Diterima Pemkot Sukabumi Selama April 2024

Keempat aduan ini paling banyak disampaikan untuk DPUTR Kota Sukabumi.
(Foto Ilustrasi) Pemkot Sukabumi melalui Diskominfo mencatat selama April 2024 empat aduan masuk ke E-Lapor. | Foto: Istimewa
Sukabumi02 Mei 2024, 14:37 WIB

Hardiknas, Pemkot Sukabumi: Momentum Melanjutkan Gerakan Merdeka Belajar

Hardiknas yang diisi penampilan kesenian para pelajar merupakan bukti tingkat pendidikan di Kota Sukabumi sudah cukup baik.
Disdikbud Kota Sukabumi pada Kamis (2/5/2024) menggelar Upacara Peringatan Hardiknas Tingkat Kota Sukabumi di Lapang Merdeka. | Foto: Website Pemkot Sukabumi
Life02 Mei 2024, 14:35 WIB

7 Cara Mendidik Anak agar Hidup Hemat Sampai Dewasa, Yuk Terapkan!

Mendidik anak agar hidup hemat harus terus dilakukan oleh orang tua. Sebab hal ini membantunya bisa pandai dalam mengelola keuangan di masa depan
Cara mendidik anak hidup hemat | Foto : Pexels/Annushka Ahuja
Life02 Mei 2024, 14:30 WIB

Picu Serangan Kambuh, 5 Alasan Gangguan Tidur Tidak Baik untuk Asam Urat

Meskipun tidak ada bukti langsung yang menunjukkan bahwa gangguan tidur secara langsung menyebabkan asam urat, namun ada hubungan antara gangguan tidur dan kondisi yang mempengaruhi asam urat.
Ilustrasi. Picu Serangan Kambuh, Ketahui Sederet Alasan Gangguan Tidur Tidak Baik untuk Asam Urat. (Sumber : Pexels/CraigAdderley)
Sukabumi02 Mei 2024, 14:23 WIB

Puluhan Siswa SD di Ciracap Sukabumi Ikuti Seleksi O2SN Tingkat Kabupaten

Sebanyak 4 gugus, terdiri dari 30 sekolah dasar yang ada di Kecamatan Ciracap, Kabupaten Sukabumi, ikut bertanding dalam Olimpiade Olahraga Siswa Nasional (O2SN) tingkat Kecamatan Ciracap,
Pertandingan bola voli dalam seleksi O2SN tingkat SD di Ciracap Sukabumi | Foto : Ragil Gilang