BNPB Sebut Pasien Covid-19 di Kota Sukabumi Melonjak 10 Kali Lipat, Ada 28 Kasus Baru

Selasa 11 Agustus 2020, 04:47 WIB

SUKABUMIUPDATE.com – Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) sebagai Satuan Tugas Penanganan Covid-19 nasional hari ini melangsir data peningkatan kasus covid-19 di Jawa Barat yang mencapai 50,6 persen. Ada lima kota dan kabupaten yang menyumbang kasus positif covid-19 tertinggi di Jabar, salah satunya Kota Sukabumi yang mengalami lonjakan jumlah warga terpapar corona 10 kali lipat selama dua pekan terakhir.

Dikutip dari situs resmi BNPB, tim pakar Satgas Penanganan Covid-19 Dewi Nur Aisyah menyampaikan analisi data covid-19 Jabar periode 9 Agustus 2020. Dewi memaparkan ada lima kabupaten/kota di Jabar yang menyumbang kenaikan kasus tertinggi di Jawa Barat, di antaranya adalah sebagai berikut:

- Kota Bandung 40 kasus menjadi 155 kasus (287,5 persen)

- Kabupaten Bandung dari 45 kasus menjadi 119 kasus (164,4 persen)

- Cirebon dari 1 kasus menjadi 34 kasus (meningkat lebih dari 10 kali lipat)

- Kota Cimahi dari 7 kasus menjadi 35 kasus (400 persen)

- Kota Sukabumi dari 1 kasus menjadi 28 kasus (meningkat lebih dari 10 kali lipat)

Dewi menambahkan, peningkatan kasus tersebut disebabkan oleh berbagai faktor, diantaranya laju penularan yang tinggi, munculnya klaster baru, dan jumlah pemeriksaan yang ditingkatkan. “Biasanya kita bisa lihat dari tiga hal, yang pertama memang laju penularannya sedang tinggi disana, yang kedua ada klaster baru, dan yang ketiga memang jumlah testing yang juga ditingkatkan di Jawa Barat,” tutur Dewi saat berdialog di Graha BNPB, Jakarta, hari Senin kemarin (10/8/2020).

BACA JUGA: Update 10/8: Kota Sukabumi Tracing Tiga Kasus Baru Positif Covid-19, Semuanya Wanita

Lebih lanjut, Dewi menjelaskan peringkat kabupaten/kota di Jabar berdasarkan jumlah kumulatif kasus COVID-19 pada peringkat nasional. Kota Depok menempati posisi pertama provinsi dan ke-17 di peringkat nasional.

 “Yang pertama ini memang ada di kota Depok, ini peringkat 17 dalam peringkat nasional,” ucap Dewi.

Tidak hanya itu, berdasarkan analisis insiden kumulatif kasus per 100 ribu penduduk, Kota Depok masih menempati peringkat pertama provinsi dan peringkat ke-68 nasional.  Dewi lebih lanjut menjelaskan bahwa analisis per 100 ribu penduduk digunakan untuk melihat laju penularan dan menyamakan perbandingan jumlah penduduk di masing-masing daerah.

“Kita bisa melihat laju penularan yang ada di sana. Misalnya begini, kita melihat hanya angka bulatnya saja, dua daerah sama-sama 100. Tapi ternyata jumlah penduduk di kota A ini ada seribu yang satu 10 ribu. Pasti kita akan melihat perbedaan. Di sini kita melihat berarti yang 100 kasus per 10 ribu, tentu jauh lebih kecil laju penularannya dibandingkan dengan yang seribu,” jelas Dewi.

BACA JUGA: Update 3/8: Usai Libur Idul Adha, Positif Covid-19 di Kota Sukabumi Bertambah 10 Kasus

Selain itu, Dewi memaparkan angka kematian COVID-19 Jabar berada di bawah angka kematian nasional dan rata-rata dunia, yaitu sebesar 3,01 persen. Angka kematian yang cukup baik menandakan penanganan yang baik pula sehingga angka kematiannya relatif rendah.

 “Dari seluruh jumlah kasus positif, ini persentasenya 3,01 di bawah nasional, di bawah rata-rata dunia juga. Jadi memang kita melihat ada angka kematian yang cukup baik. Artinya apa, tertangani pasien-pasien yang ada disana, sehingga angka kematiannya juga termasuk kecil,” ujar Dewi.

Pada dua pekan terakhir, data menunjukkan pergeseran zonasi risiko COVID-19 pada kabupaten/kota di Jawa Barat. Terjadinya penambahan pada zona risiko sedang, penurunan di zona risiko rendah, dan satu kabupaten kota berada di zona risiko tinggi, yaitu Kota Depok.

Dewi menjelaskan, faktor yang menyebabkan tingginya kasus COVID-19 di Kota Depok adalah tingginya mobilitas penduduk ke daerah Jabodetabek. “Mungkin ternyata memang yang di Depok ini juga cukup banyak yang memang positifnya itu karena mobilitasnya sangat tinggi, terutama ke daerah Jabodetabek itu sudah seperti satu area yang tidak terpisahkan,” tutur Dewi.

BACA JUGA: Update 21/7/2020: Warga Jayaraksa Baros Kota Sukabumi Positif Covid-19

Lebih lanjut, Dewi memaparkan klaster-klaster yang ditemukan di Provinsi Jawa Barat. Terdata sebanyak 150 klaster dengan total kasus sebanyak 476 kasus. Peringkat klaster tertinggi Jabar berasal dari pemukiman, dan diikuti oleh fasilitas kesehatan, perkantoran, dan rumah ibadah.

Dewi menegaskan bahwa data klaster dianalisis berdasarkan domisili, bukan berdasarkan Nomor Induk Kependudukan (NIK). “Data ini memang harus kita analisis berdasarkan domisili. Bukan berdasarkan NIK,” tegas Dewi.

Pemerintah Provinsi Jawa Barat telah mengupayakan penanggulangan COVID-19 di berbagai bidang, seperti pelayanan kesehatan, sosial dan ekonomi, teknologi informasi, dan berupa kebijakan yang diterapkan. Terakhir, Dewi menyampaikan bahwa sejauh ini masih banyak hal yang harus dilakukan oleh semua pihak, terutama merubah perilaku masyarakat untuk menerapkan protokol kesehatan.

 “Pekerjaan kita masih banyak terutama, perubahan perilaku. Ini adalah tugas untuk kita semua, bagaimana seluruh masyarakat Indonesia patuh, disiplin, menerapkan protokol kesehatan, dimanapun berada,” tutupnya.

BACA JUGA: Update 11/7/2020: Kota Sukabumi Tambah 3 Positif Covid-19, 2 Diantaranya Ibu Rumah Tangga

Terkait rilis analisis data terbaru penyebaran covid-19 ini, Gugus Tugas Percepatan Penanganan (GTPP) Covid-19 Kota Sukabumi belum memberikan keterangan lebih jauh. Hingga kemarin, Senin (10/8/2020), mencatat kasus positif di Kota Sukabumi selama ini adalah 96 orang, 94 orang dinyatakan sembuh, dan empat pasien hingga saat ini masih dirawat (isolasi dan karantina).

Dalam dua pekan terakhir, memang terjadi lonjakan angka kasus positif covid-19 di Kota Sukabumi, sejak awal Agustus 2020. Ada 10 kasus baru yang diumumkan pada tanggal 3 Agustus, disusul lagi tiga kasus baru lainnya hasil tracing pasien positif sebelumnya yang diumumkan GTPP Kota Sukabumi kemarin tanggal 10 Agustus 2020.

 

Follow Berita Sukabumi Update di Google News
Editor :
Berita Terkini
Inspirasi19 Mei 2024, 15:00 WIB

Loker S1 Tekpang di Perusahaan Makanan, Jobseeker Ayo Daftar!

Rekrutmen Pegawai Tetap untuk posisi Admin PDN ini dibuka hingga 1 Juli 2024 mendatang.
Ilustrasi. Rekrutmen Pegawai Tetap untuk posisi Admin PDN ini dibuka hingga 1 Juli 2024 mendatang. (Sumber : Freepik)
Sukabumi Memilih19 Mei 2024, 14:38 WIB

PKS Resmi Usung Achmad Fahmi Jadi Bacalon Wali Kota Sukabumi untuk Pilkada 2024

DPD PKS Kota Sukabumi deklarasikan Achmad Fahmi jadi bacalon Wali Kota Sukabumi untuk Pilkada 2024. Siapkan dua nama untuk jadi pendamping.
DPD PKS Kota Sukabumi resmi mendeklarasikan Achmad Fahmi sebagai Bacalon Wali Kota Sukabumi untuk kontestasi Pilkada 2024. (Sumber : Istimewa)
Sehat19 Mei 2024, 14:00 WIB

13 Cara Menyembuhkan Nyeri Sendi Asam Urat Secara Alami

Meskipun metode alami dapat membantu, penting untuk berkonsultasi dengan dokter untuk diagnosis dan perawatan yang tepat untuk meredakan nyeri sendi asam urat. Pengobatan medis mungkin diperlukan untuk mengontrol kadar asam urat & mencegah komplikasi.
Ilustrasi. Cara Menyembuhkan Nyeri Sendi Asam Urat Secara Alami (Sumber : Freepik/@krakenimages.com)
Sukabumi Memilih19 Mei 2024, 13:29 WIB

Bangun Ekonomi Masyarakat, Ayep Zaki Luncurkan Dana Abadi Bagi Komunitas RW di Kota Sukabumi

Bacalon Wali Kota Sukabumi Ayep Zaki menyerahkan dana abadi untuk komunitas RW 11 di Gunung Puyuh.
Ayep Zaki saat membagikan dana abadi untuk komunitas RW 11 di Gunung Puyuh Kota Sukabumi. (Sumber : Istimewa)
Sukabumi19 Mei 2024, 13:15 WIB

Spot Mancing di Jembatan Cikaso Sukabumi, Mengincar Ikan Sidat 9 Kilogram

Warga jadikan Jembatan Cikaso Sukabumi jadi spot mancing ikan sidat.
Ade saat berburu sidat (Lubang) di atas Jembatan Cikaso Sukabumi. (Sumber : SU/Ragil Gilang)
Sukabumi19 Mei 2024, 13:15 WIB

Distan Sukabumi Sosialisasikan Rencana Reklasifikasi Usaha Perkebunan Besar 2024

Dinas Pertanian menginformasikan secara masif agenda reklasifikasi kepada seluruh pengelola perkebunan besar di Kabupaten Sukabumi agar memiliki pemahaman yang sama.
Kadistan Kabupaten Sukabumi Sri Hastuty Harahap saat membuka acara sosialisasi reklasifikasi pengelolaan usaha perkebunan besar tahun 2024. (Sumber : IG Distan Kabupaten Sukabumi)
Fashion19 Mei 2024, 13:00 WIB

8 Tips Fashion Menutup Aurat untuk Anak Sejak Dini, Tetap Stylish Bund!

Inilah Sederet Tips Fashion Menutup Aurat untuk Anak Sejak Dini, Tetap Stylish dan Modis Loh Bund!
Ilustrasi. Tips Fashion Menutup Aurat untuk Anak Sejak Dini, Tetap Stylish Bund! (Sumber : Freepik/@KamranAydinov)
Sehat19 Mei 2024, 12:00 WIB

Diabetes Tipe 1 Bisa Menyerang Anak! Simak Gejala, Penyebab dan Komplikasinya

Diabetes tidak hanya menyerang kalangan dewasa saja, namun ternyata anak-anak juga bisa mengidap penyakit mematikan ini.
Ilustrasi. Diabetes tipe 1 pada anak. Sumber: Pexels.com/@Pavel Danilyuk
Sukabumi19 Mei 2024, 11:41 WIB

Upaya PUPR Minimalisir Risiko Longsor Susulan di Parungkuda Sukabumi

Berikut upaya Kementerian PUPR dalam meminimalisir risiko longsor susulan di tebing yang berada di Parungkuda Sukabumi.
Petugas Kementerian PUPR tangani tebing longsor di Parungkuda Sukabumi yang terjadi pada 1 April 2024 lalu. (Sumber : Istimewa)
Sehat19 Mei 2024, 11:00 WIB

Dibuat Infused Water, Keajaiban Kayu Manis untuk Meredakan Nyeri Sendi Asam Urat

Sifat analgesik kayu manis dapat membantu meredakan nyeri sendi, sehingga memberikan kenyamanan bagi penderita asam urat.
Ilustrasi. Sifat analgesik kayu manis dapat membantu meredakan nyeri sendi, sehingga memberikan kenyamanan bagi penderita asam urat. (Sumber : Freepik/@Racool_studio)