Pengaruh Virus Corona Terhadap Kenaikan Harga Dolar

Selasa 05 Mei 2020, 09:20 WIB

Oleh : Russell Tan 

(Mahasiswa Prodi Manajemen Universitas Nusa Putra Sukabumi)

Faktor-Faktor yang mempengaruhi kenaikan harga Dolar

A. Turun nya perekonomian Indonesia

Kita tahu tentunya sekarang ini dunia sedang di gentarkan dengan Pandemi virus Corona yang meresahkan masyarakat. Tidak hanya masyarakat tapi perekonomian pun terkena imbasnya, seperti, kegiatan ekspor impor dibatasi, kegiatan memproduksi produk dalam suatu pabrik di hentikan sementara.

Kegiatan ekonomi mikro (berdagang) dibatasi dan di himbau untuk tutup sementara. Bahkan ada beberapa Wilayah pun yg melakukan pembatasan untuk menekan persebaran virus Corona. Maka dari itu, perekonomian Indonesia sangat menurun dan terkena dampaknya sehingga nilai tukar dolar akan semakin menguat. 

B. Para Investor yang mulai panik

Karena sedang menurunnya perekonomian Indonesia, para investor mulai panik dan mulai memindahakan dana dan asetnya ke suatu produk yg lebih aman, seperti dolar, emas, dan lain-lain.

Maka dari itu harga dolar akan semakin kuat dan nilai tukar Rupiah semakin terjun bebas bahkan menginjak angka RP16. 000/USD, dikarenakan investor lebih memilih mata uang dolar karena dianggap lebih aman, sehingga peredaran dolar di masyarakat Indonesia semakin banyak. 

C. Menurunnya Perekonomian China

Karena perekonomian salah satu negara terkuat di dunia  yaitu China sedang anjlok akibat pandemi Corona, sehingga mempunyai pengaruh dan dampak yg cukup besar terhadap perekonomian Indonesia. 

Karena China adalah target pasar terbesar yg dimiliki oleh Negara Indonesia (target eksport dan import), dan sekarang dikarenakan perekonomian China sedang turun dan di batasi kegiatan perekonomiannya, sehingga mempengaruhi perekonomian Indonesia dikarenakan Indonesia masih membutuhkan suplay dan penjualan barang dan jasa ke Negara China dan Juga perekonomian Indonesia sangat tergantung terhadap Negara Tirai Bambu tersebut.

D. Semakin menguatnya perekonomian Amerika Serikat

Menurut sebuah teori jika sebuah negara di katakan sudah sangat  maju, maka perkembangannya akan lebih lambat di bandingkan Negara berkembang. Namun dikarenakan sekarang sedang terjadinya krisis atau tragedi yang besar, sehingga perekonomian di seluruh dunia cenderung turun.

Maka dari itu, dapat disimpulkan perekonomian negara maju sedang turun dan apa lagi negara berkembang yang semakin tergerus dan semakin anjlok perekonomiannya.

 

Sehingga nilai tukar mata uang negara berkembang semakin merosot terhadap Dolar, dan dolar pun akan semakin menguat yang menyebabkan perekonomian Amerika Serikat dapat semakin menguat karena peredaran uang dolar semakin banyak di dunia.

 

Follow Berita Sukabumi Update di Google News
Berita Terkini
Sukabumi04 Mei 2024, 23:13 WIB

Mau Diperbaiki? Jembatan Reyot Penghubung Waluran-Surade Sukabumi Ditinjau Staf Kemenlu

Jembatan gantung yang berada di aliran Sungai Cikarang, Kampung Cukangbayur, Desa Caringinnunggal, Kecamatan Waluran, Kabupaten Sukabumi, kondisinya sudah lapuk.
Pemdes Caringinnunggal Kecamatan Waluran. Staf Kemenlu, Relawan dan Pemdes saat meninjau Jembatan Gantung Sungai Cikarang | Foto : Ragil Gilang
Sukabumi04 Mei 2024, 22:54 WIB

58 Persen Masyarakat Kabupaten Sukabumi Kurang Puas Atas Kinerja Marwan-Iyos

Lembaga Kajian dan Penelitian Skala Institute, merilis hasil survei terkait tingkat kepuasan publik terhadap kinerja Pemerintah Kabupaten Sukabumi dibawah kepemimpinan Bupati Marwan Hamami dan Wakil Bupati Iyos Somantri.
Gedung Pendopo Kabupaten Sukabumi | Foto : Ist
Sukabumi04 Mei 2024, 21:49 WIB

Niat Cari Kerja: Pelaku Tolak Sodomi hingga Duel Sebelum Bunuh Pria di Citepus Sukabumi

Kasat Reskrim Polres Sukabumi, AKP Ali Jupri, mengatakan bahwa pelaku berinisial A (20 tahun) awalnya mendatangi Ceceu ini dengan niat mencari kerja, sebelum akhirnya membunuh korban
Pelaku pembunuhan setelah ditangkap di Mapolsek Parungkuda Sukabumi | Foto : Ilyas Supendi
Sukabumi04 Mei 2024, 21:09 WIB

Pemkab Sukabumi Akan Relokasi Rumah yang Terdampak Longsor di Cibadak

Pemerintah Kabupaten Sukabumi berencana merelokasi warga terdampak longsor di Kampung Cibatu Hilir RT 01/RW 11, Desa Sekarwangi, Kecamatan Cibadak, Kabupaten Sukabumi, yang berdampak pada belasan rumah.
Foto udara lokasi longsor di Kampung Cibatu Hilir RT 01/11, Desa Sekarwangi, Kecamatan Cibadak, Kabupaten Sukabumi. | Foto: Instagram/@kiekiesukabumi
Sehat04 Mei 2024, 21:00 WIB

8 Cara Sehat Menyembuhkan Asam Urat Agar Tidak Kambuh di Malam Hari

Berikut Sederet Cara Sehat Menyembuhkan Asam Urat Agar Tidak Kambuh di Malam Hari yang Bisa Dilakukan.
Ilustrasi - Pijat Ringan untuk Meringankan Penyakit Asam Urat (Sumber : Freepik/freepik)
Sukabumi Memilih04 Mei 2024, 20:46 WIB

Survei Terbaru Elektabilitas 17 Calon Bupati Sukabumi: Tidak Ada Sosok yang Kuat

asil survei dirilis oleh Lembaga Kajian dan Penelitian Skala Institute bekerjasama dengan Litbang Sukabumiupdate.com.
Ilustrasi pasangan calon bupati/wakil bupati Sukabumi dari jalur perseorangan atau independen | Foto : Sukabumi Update
Life04 Mei 2024, 20:00 WIB

6 Dampak Buruk Terlalu Memanjakan Anak yang Wajib Diketahui Orang Tua

Terlalu memanjakan anak rupanya memiliki dampak buruk bagi perkembangan anak jika sudah tumbuh dewasa. Ini yang perlu diperhatikan para orang tua.
Ilustrasi. Dampak buruk terlalu memanjakan anak. Sumber foto : Pexels/ Pavel Danilyuk
Sukabumi04 Mei 2024, 19:40 WIB

Sukabumi Dinilai Stagnan, Koalisi 5 Partai Cenderung Usung Figur Alternatif di Pilkada

ima partai politik yaitu, PKB, PKS, Demokrat, PAN dan PDIP secara resmi berkoalisi di Pikada Kabupaten Sukabumi 2024. Deklarasi koalisi digelar di salah satu kafe di Jalan Cemerlang, Kota Sukabumi, Sabtu, (4/5/2024).
Deklarasi koalisi 5 partai, PKB, Demokrat, PKS, PAN, PDIP | Foto : Asep Awaludin
Sehat04 Mei 2024, 19:00 WIB

5 Jenis Ikan Laut Tinggi Purin yang Tidak Aman Dikonsumsi Penderita Asam Urat

Penderita Asam Urat Sebaiknya Mengetahui Apa Saja Jenis Ikan Laut Tinggi Purin yang Tidak Aman Dikonsumsi Guna Mencegah Serangannya Kambuh.
Ilustrasi. Jenis Ikan Laut Tinggi Purin yang Tidak Aman Dikonsumsi Penderita Asam Urat (Sumber : Pexels/OzielGomez)
Sukabumi04 Mei 2024, 18:57 WIB

Di Kubur Berdampingan, Pasutri Tewas Tertabrak Kereta di Kebonpedes Sukabumi Dikenal Ramah

Dalam prosesi pemakaman, berlangsung haru serta diiringi isak tangis keluarga. Mengingat semasa hidup korban yang baik dan suka bersosialisasi dengan tetangga.
Suasana saat pemakaman jenazah suami istri korban tertabrak kereta di Kampung Gunung Kebonpedes Kabupaten Sukabumi | Foto : Asep Awaludin