SUKABUMIUPDATE.com - Anggota DPR RI dari Gorontalo, Rachmat Gobel, mengkolaborasikan Kota Sukabumi dan Kabupaten Gorontalo untuk membangun kerja sama di berbagai bidang pemerintahan, salah satunya kerja sama pengembangan pertanian kacang kedelai.
“Kedua pemerintahan bisa berbagi kelebihan dan kemampuan masing-masing agar mencapai manfaat yang optimal bagi kemajuan dan kemakmuran rakyat kedua daerah,” katanya, Jumat, 31 Oktober 2025.
Gobel menyaksikan penandatanganan kerja sama kedua daerah di kantor Kabupaten Gorontalo. Penandatanganan dilakukan Bupati Kabupaten Gorontalo Sofyan Puhi dan Walikota Sukabumi Ayep Zaki.
Dalam acara itu hadir sekda dari kedua daerah serta sejumlah kepala dinas. Hadir pula Wakil Bupati Gorontalo Tony Yunus, Wakil Ketua DPRD Kabupaten Gorontalo Roman Nasaru, Wakil Ketua DPRD Provinsi Gorontalo Ridwan Monoarfa, dan sejumlah pejabat lainnya. Salah satu wujud kerja sama tersebut adalah penanaman perdana kacang kedelai di Desa Sidoarjo, Kecamatan Tolangohula, Kabupaten Gorontalo.
Baca Juga: Exit Tol Bocimi Cibolangkaler, Gerbang Menuju Surga Wisata di Sukabumi Utara dan Kota
Desa ini merupakan desa transmigrasi dari Banyuwangi, Jawa Timur. Mereka sudah biasa bertanam kacang kedelai. Mereka adalah transmigran yang datang ke Gorontalo pada dekade 1970 an. Pada kesempatan itu, Gobel menyampaikan bahwa istrinya berasal dari Jawa Timur, yaitu putri mantan gubernur Jawa Timur, Sunandar Priyosudarmo.
Setelah sholat Jumat bersama, acara dilanjutkan dengan penanaman kacang kedelai di Desa Sidoarjo. Sebelum dilakukan penanaman, mereka melakukan dialog dengan para petani di desa tersebut. Mereka bercerita bahwa nenek moyangnya di Banyuwangi adalah petani kacang kedelai.
Karena itu, pada 1990an, mereka pernah bertanam kacang kedelai. Namun kemudian berhenti menanam kedelai, karena daya serap pasar yang kurang baik. Menanggapi hal itu, Walikota Sukabumi Ayep Zaki mengatakan,
“Kami nanti akan melakukan pendampingan cara bercocok tanamnya. Kami juga siap membeli hasilnya, berapapun jumlahnya, dengan harga yang baik sesuai kualitasnya.” Ayep mengatakan, Indonesia kini menjadi importir kacang kedelai. Karena itu ia bertekad agar Indonesia tak memiliki ketergantungan terhadap kacang kedelai impor. “Rakyat Indonesia adalah konsumen tahu dan tempe yang bahannya dari kacang kedelai,” katanya.
Rachmat Gobel menerangkan bahwa salah satu programnya dalam lima tahun periode kedua sebagai anggota DPR RI adalah memiliki 10 desa binaan yang fokus pada agrowisata dan agrobisnis.
“Yang sedang dilakukan adalah Desa Agrowisata Kacang di Desa Tilihuwa. Yang sedang disiapkan adalah Desa Agrowisata Pisang di Desa Toydito. Selanjutnya nanti ada desa kacang kedelai, desa kopi, desa bambu, desa coklat, dan seterusnya,” katanya.
Baca Juga: Perhatian! Larangan Siswa Bawa Kendaraan ke Sekolah akan Diberlakukan di Jabar
Program ini, kata Gobel, akan bergerak dari hulu ke hilir sehingga terbangun ekosistem yang solid. Menurutnya, akan ada pergudangan, pelatihan produk hilir dari hasil pertanian tersebut, dan fasilitas desa wisata. “Semuanya akan diintegrasikan dengan Koperasi Merah Putih yang menjadi program prioritas dari pemerintahan Bapak Presiden Prabowo Subianto,” katanya.
Dengan pelibatan koperasi ini, kata Gobel, maka petani nanti tak perlu khawatir dengan permodalan, ketersediaan pupuk dan obat-obatan, serta penyerapan hasil panen. “Biasanya petani mengeluhkan bibit, obat, dan pupuk saat menanam, serta mengeluhkan harga jual yang rendah saat panen. Dengan adanya koperasi maka hal-hal tersebut diharapkan tidak akan terjadi lagi. Khusus untuk kedelai, Pak Ayep Zaki siap menjadi pembelinya,” katanya.
Untuk tahap awal, kata Gobel, “Saya akan menyumbang Rp 100 juta untuk koperasi.” Dengan demikian, katanya, koperasi akan memiliki modal awal. Apalagi nanti, katanya, akan ada fasilitas permodalan dari pemerintah pusat untuk Koperasi Merah Putih. “Kita siapkan ekosistemnya, kelembagaannya, sumberdaya manusianya, dan programnya. Dengan demikian Koperasi Merah Putih bisa langsung jalan,” katanya.
Gobel mengatakan, program pertanian berbasis komunitas ini merupakan jawaban nyata untuk mengurangi angka kemiskinan di Gorontalo yang masih sangat tinggi. “Di Tilihuwa Tingkat kemiskinannya 70 persen. Di Sidoarjo ini angkanya 60 persen. Mari kita bekerja bersama dengan niat yang tulus untuk memperbaiki kondisi masyarakat dan untuk kemajuan Gorontalo. Semuanya untuk NKRI tercinta,” katanya.(adv)




