Harapan Guru Honorer di Hari Guru Sedunia: Catatan untuk Calon Bupati Sukabumi

Rabu 09 Oktober 2024, 00:08 WIB
Iwa Kartiwa, Guru Sekolah Dasar di Kabupaten Sukabumi | Foto : Sukabumiupdate

Iwa Kartiwa, Guru Sekolah Dasar di Kabupaten Sukabumi | Foto : Sukabumiupdate

Hari Guru Sedunia yang diperingati setiap tanggal 5 Oktober sejak tahun 1994 bertujuan untuk memberikan dukungan kepada para guru di seluruh dunia dan meyakinkan mereka bahwa keberlangsungan generasi di masa depan ditentukan oleh guru.

Hari Guru Sedunia mewakili kepedulian, pemahaman, dan apresiasi terhadap peran vital guru dalam mengajarkan ilmu pengetahuan dan membangun generasi. Ini juga merupakan momen besar untuk merayakan kontribusi serta perubahan yang telah dilakukan guru dalam dunia pendidikan.

Di berbagai negara, Hari Guru Sedunia menjadi kesempatan untuk menyoroti pentingnya peran guru dalam membentuk masyarakat. Organisasi seperti UNESCO dan International Labour Organization (ILO) mendorong perbaikan kondisi kerja guru dan peningkatan kesejahteraan mereka.

Isu-isu mengenai profesionalisme, pelatihan berkelanjutan, dan pengakuan terhadap kontribusi guru menjadi agenda utama. Semua terlihat begitu manis di panggung dunia, namun bagi ribuan guru honorer di Indonesia, terutama di Kabupaten Sukabumi, peringatan ini mungkin terasa jauh dari kenyataan hidup sehari-hari. Nasib para guru honorer di Kabupaten Sukabumi tampak seperti “pemain cadangan” yang tak kunjung turun ke lapangan, menunggu kesejahteraan yang belum tiba.

Guru honorer di Kabupaten Sukabumi, seperti di banyak daerah lain di Indonesia, sering kali menghadapi kondisi yang jauh dari ideal. Penghasilan yang rendah, status kepegawaian yang tidak jelas, dan minimnya tunjangan kesejahteraan menjadi tantangan utama. Banyak dari mereka yang telah mengabdi bertahun-tahun, namun tetap belum diangkat sebagai ASN (Aparatur Sipil Negara) baik PPPK maupun PNS. Padahal, tanggung jawab yang mereka emban tidak berbeda jauh dari guru PNS, yaitu mengajar, mendidik, dan membentuk karakter peserta didik.

Meskipun peran mereka sangat penting, kesejahteraan yang mereka terima seringkali jauh dari layak. Dengan gaji yang bahkan di bawah upah minimum regional, banyak guru honorer harus mencari pekerjaan sampingan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Mereka tidak hanya mengajar, tetapi juga berjuang untuk hidup.

Bagi sebagian besar, menjadi guru bukan hanya panggilan jiwa, tetapi juga pengorbanan yang nyata. Walaupun sudah ada secercah kepedulian dari Pemda Kabupaten Sukabumi terkait pemberian insentif bagi guru honorer yang sudah memperoleh SK Petikan Bupati, nominalnya bertingkat tergantung masa kerja, yakni dari mulai Rp100 ribu - Rp500 ribu.

Baca Juga: Cerita Guru Honorer Sukabumi Nyambi Jadi Pemulung, Butuh Modal untuk Buka Lapak

Baca Juga: Rumah Tak Layak Huni Popon Guru Honorer di Waluran Sukabumi Dibedah Bupati

Guru honorer di Kabupaten Sukabumi sering merasa seperti “pemain cadangan” yang tak kunjung dipanggil untuk masuk ke lapangan. Meskipun pemerintah telah berupaya menyelesaikan masalah ini dengan berbagai kebijakan, seperti rekrutmen PPPK (Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja), prosesnya masih berjalan lambat dan belum merata. Banyak guru honorer yang sudah lama menunggu, namun kesempatan untuk mendapatkan status yang lebih stabil belum juga datang.

Peringatan Hari Guru Sedunia telah berlalu tiga hari yang lalu. Namun, masih tersirat berbagai masalah dan pekerjaan rumah yang harus dituntaskan oleh para pemangku kebijakan, khususnya di Kabupaten Sukabumi. Penataan non-ASN atau honorer yang harus tuntas pada akhir Desember 2024 sesuai Undang-undang Nomor 20 Tahun 2023 masih jauh dari harapan. Hal ini terlihat dari jumlah formasi PPPK Guru 2024 di Kabupaten Sukabumi yang masih sedikit dibandingkan dengan jumlah guru non-ASN yang saat ini aktif mengajar di sekolah-sekolah negeri.

Tahun ini, jumlah formasi PPPK Guru Kabupaten Sukabumi hanya berjumlah 800, sementara jumlah tenaga guru honorer jenjang Dikdas mencapai 3500-an. Ini menjadi kebimbangan bagi guru-guru honorer Kabupaten Sukabumi, dimana Pemda hanya mampu mengusulkan formasi PPPK sebanyak 800 karena alasan anggaran.

Lebih miris lagi adalah nasib guru honorer PAI di Kabupaten Sukabumi yang selama ini termarjinalkan oleh aturan dan kebijakan. Sementara guru-guru umum memperoleh kesempatan untuk mengikuti PPG piloting yang diselenggarakan Kemendikbud Ristek, guru PAI tidak mendapatkan porsi yang sama karena perbedaan kewenangan dalam hal pengembangan profesi yang seharusnya diatur oleh Kemenag. Guru mapel PAI di sekolah negeri di lingkungan Dinas Pendidikan Kabupaten Sukabumi tetap tidak memperoleh porsi PPG maksimal dari Kemenag, yang lebih fokus pada guru-guru di sekolah-sekolah di bawah naungannya.

Ketika kebijakan PPPK mulai digaungkan oleh pemerintah pusat pada tahun 2021, Kabupaten Sukabumi tidak memberikan satu pun formasi PPPK untuk guru PAI. Baru pada tahun 2022, jumlahnya hanya 25 formasi, dan di tahun 2023 bertambah menjadi 92 formasi (itu pun atas reaksi dari aksi audiensi yang dilakukan para guru honorer PAI). Tahun ini, guru PAI kembali hanya memperoleh 206 formasi, yang masih jauh dari jumlah guru umum yang telah diangkat sebagai PPPK pada tahun-tahun sebelumnya. Banyak dari mereka yang nasibnya masih belum pasti.

Kondisi ini menimbulkan frustasi.

Di satu sisi, mereka harus terus mengajar dengan dedikasi penuh, sementara di sisi lain, kepastian masa depan dan kesejahteraan mereka masih menggantung. Bagaimana mereka bisa fokus memberikan pendidikan berkualitas jika mereka sendiri hidup dalam ketidakpastian? Terutama bagi guru PAI, bagaimana bisa terwujud Visi Kabupaten Sukabumi yang Religius dan Mandiri jika pemerintahnya kurang peduli terhadap pemegang amanah dalam menciptakan generasi yang religius, yaitu guru PAI?

Hari Guru Sedunia seharusnya menjadi momen refleksi, tidak hanya untuk menghargai jasa para guru, tetapi juga untuk menyoroti tantangan yang mereka hadapi. Bagi guru honorer di Kabupaten Sukabumi, peringatan ini mestinya menjadi pengingat bagi pemerintah dan masyarakat untuk memberikan perhatian lebih kepada nasib mereka. Perlu ada langkah konkret untuk memperbaiki kesejahteraan para guru honorer, baik melalui peningkatan kesejahteraan, jaminan kesehatan, maupun kepastian status kepegawaian.

Di panggung internasional, selebrasi Hari Guru Sedunia akan terus bergema dengan meriah. Namun, tanpa perhatian yang nyata terhadap nasib para guru honorer di daerah-daerah seperti Kabupaten Sukabumi, selebrasi itu hanya akan menjadi simbol tanpa makna. Para pemain cadangan ini juga layak mendapatkan kesempatan untuk turun ke lapangan, berjuang dengan layak, dan diakui atas jasa mereka dalam mencerdaskan kehidupan bangsa.

Di Hari Guru Sedunia ini kami berharap memperoleh perhatian lebih terkait kesejahteraan, jaminan kesehatan, jaminan pendidikan putra putri kami. Jangan sampai kami para guru honorer konsern mencerdaskan anak bangsa (anak orang lain) sementara anak-anak kami sendiri terabaikan masa depan pendidikannya karena terkendala biaya dampak dari kesejateraan kami yang masih belum memperoleh perhatian lebih dari pemerintah.

Dan kami juga berharap pemerintah Kabupaten Sukabumi lebih serius lagi dalam melakukan inovasi kebijakan terkait nasib dan status kami. Jangan hanya menjalankan kebijakan template yang hanya menggugurkan kewajiban anggaran sehingga kurang terasa imbasnya bagi kami guru honorer Kabupaten sukabumi.

Penulis : Iwa Kartiwa / Guru Sekolah Dasar di Kabupaten Sukabumi

Follow Berita Sukabumi Update di Google News
Simak breaking news Sukabumi dan sekitarnya langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita SukabumiUpdate.com WhatsApp Channel : https://whatsapp.com/channel/0029VaXv5ii0LKZ6hTzB9V2W. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.
Berita Terkait
Berita Terkini
Sehat12 Desember 2024, 08:00 WIB

Cara Membuat Teh Rebusan Daun Jambu Biji untuk Menurunkan Gula Darah

Daun jambu biji menawarkan berbagai manfaat kesehatan, mulai dari menurunkan gula darah hingga menurunkan kadar kolesterol.
Ilustrasi - Daun jambu biji menawarkan berbagai manfaat kesehatan, mulai dari pengaturan gula darah dan menurunkan kadar kolesterol. (Sumber : Screenshot YouTube/@Kunci Sehat).
Food & Travel12 Desember 2024, 06:00 WIB

Resep Soto Ayam Kuah Bening, Inspirasi Makanan Hangat Berkuah di Musim Hujan

Soto ayam kuah bening merupakan makanan khas Indonesia yang selalu menjadi favorit dan biasanya dapat ditemui di restoran maupun di tempat makan pinggir jalan.
Ilustrasi. Resep Soto Ayam Kuah Bening, Inspirasi Makanan Hangat Berkuah di Musim Hujan (Sumber : Freepik.com)
Science12 Desember 2024, 05:00 WIB

Prakiraan Cuaca Jawa Barat 12 Desember 2024, Pagi Berawan dan Siang Potensi Hujan

Sebagian besar wilayah Jawa Barat termasuk Sukabumi dan sekitarnya diperkirakan mengalami cuaca berawan, hujan ringan hingga deras saat siang hari pada 12 Desember 2024.
Sebagian besar wilayah Jawa Barat termasuk Sukabumi dan sekitarnya diperkirakan mengalami cuaca berawan, hujan ringan hingga deras saat siang hari pada 12 Desember 2024. (Sumber : Freepik/@wirestock)
Sukabumi11 Desember 2024, 21:55 WIB

Tinjau Lokasi Bencana, Bupati Sukabumi Pastikan Pengungsi Terlayani dengan Baik

Bupati Sukabumi Marwan Hamami sebut para pengungsi telah terkondisikan dengan baik. Semua telah terlayani dengan berbagai fasilitas kedaruratan.
Bupati Sukabumi Marwan Hamami saat meninjau lokasi bencana banjir di Desa Datarnangka, Kecamatan Sagaranten. (Sumber : Dokpim Pemkab Sukabumi)
Inspirasi11 Desember 2024, 21:06 WIB

Perkuat Gerakan Wakaf, YRST Dompet Dhuafa Gandeng Wali Kota Sukabumi Terpilih

Yayasan Rumah Sehat Terpadu Dompet Dhuafa gandeng Wali Kota Sukabumi terpilih Ayep Zaki menuju Sukabumi sebagai Kota Wakaf.
RS Rumah Sehat Terpadu Dompet Dhuafa mengajak Wali Kota terpilih Sukabumi, Ayep Zaki, untuk sama-sama memperkuat dan mengembangkan wakaf. (Sumber Foto: Istimewa)
Sukabumi11 Desember 2024, 20:41 WIB

Efek Banjir di Cieurih Datarnangka Sagaranten Sukabumi: 35 Rumah Rusak-8 Motor Hilang

Kampung Cieurih Datarnangka Sagaranten Sukabumi berada di daerah dataran rendah, lokasinya berjarak sekitar 200 meter dari aliran Sungai Cikaso.
Kondisi di Kampung Cieurih, Desa Datarnangka, Kecamatan Sagaranten, Kabupaten Sukabumi yang terdampak bencana banjir bandang luapan sungai Cikaso. (Sumber Foto: SU/Ragil Gilang)
Entertainment11 Desember 2024, 20:00 WIB

Seriuskan Hubungan, 10 Artis Indonesia yang Lamar Kekasihnya Sepanjang Tahun 2024

Sepanjang tahun 2024 menjadi momen membahagiakan serta mencetak kenangan manis bagi sejumlah artis Indonesia yang melakukan lamaran atau dilamar begitu romantis oleh kekasihnya.
Seriuskan Hubungan, 10 Artis Indonesia yang Lamar Kekasihnya Sepanjang Tahun 2024 (Sumber : Istimewa)
Sukabumi11 Desember 2024, 19:04 WIB

Perumdam TJM Sukabumi Salurkan Bantuan untuk Korban Bencana Alam

Penyerahan bantuan ini dilakukan bersama Bupati Sukabumi Marwan Hamami dan diterima langsung oleh masyarakat yang terkena dampak bencana.
Direktur Utama Perumdam TJM, Mohammad Kamaludin Zen saat menyerahkan bantuan untuk korban bencana Sukabumi. (Sumber : Istimewa)
Life11 Desember 2024, 19:00 WIB

Kereta Naga Paksi: Warisan Budaya Sumedang yang Sarat Makna Filosofis

Kereta Naga Paksi adalah salah satu warisan budaya yang sangat berharga bagi masyarakat Sumedang, Jawa Barat.
Kereta Naga Paksi adalah salah satu warisan budaya yang sangat berharga bagi masyarakat Sumedang, Jawa Barat. (Sumber : Instagram/@karatonsumedanglarang_official).
Fashion11 Desember 2024, 18:38 WIB

8 Gaya Fashion Untuk Inspirasi OOTD ala Azizah Salsha: Dari Kasual hingga Glamour!

Temukan inspirasi gaya OOTD dari Azizah Salsha, selebgram yang selalu tampil memukau dengan berbagai pilihan outfit. Mulai dari kasual hingga glamour penuh pesona. Siap untuk memadukan outfit favorit kamu dengan gaya ala Azizah?
8 Gaya Fashion Untuk Inspirasi OOTD ala Azizah Salsha: Dari Kasual hingga Glamour! (Sumber : IG/@azizahsalsha_)