SUKABUMIUPDATE.com - Sejarah Hari Valentine memiliki berbagai versi cerita dengan legendanya masing-masing. Salah satunya mengungkapkan bahwa Hari Valentine berasal dari seorang pendeta bernama Valentine.
Hari Valentine yang diperingati setiap tanggal 14 Februari ini kerap dipertanyakan oleh umat islam tentang bagaimana hukum merayakannya seperti dengan memberikan coklat.
Mengutip suara.com, memang valentine day atau hari kasih sayang kerap dirayakan oleh semua kalangan untuk mengungkapkan rasa sayang mereka kepada orang terdekat baik dengan memberikan coklat, bunga atau hal lainnya.
Baca Juga: Mayat Wanita di Sungai Cipelang Sukabumi, Keluarga: Terduga Pelaku Sudah Ditangkap
Pada dasarnya coklat adalah makanan halal atau disebut juga dengan mubah. Jadi tidak masalah untuk dikonsumsi selama asal usul dan bahan pembuatan coklat jelas.
Memahami Sejarah Hari Valentine
Sesungguhnya, tidak ada kepastian mengenai kapan perayaan Valentine dimulai dan dari mana asal usul sejarahnya. Akan tetapi, berdasarkan beberapa cerita yang populer, perayaan Valentine disebut berasal dari seorang martir bernama Santo Valentine yang meninggal karena dihukum mati.
St. Valentine dihukum pancung lantaran ia nekat menikahkan seorang prajurit muda anggota wajib militer kerajaan yang ingin menikah dengan pasangannya. Tindakan Santo Valentine saat itu dianggap melawan peraturan kerajaan.
Bagi beberapa gereja, tindakan St. Valentine ini dianggap benar karena ia memperjuangkan hak orang yang ingin menjalin cinta. Sehingga Valentine dinobatkan sebagai pahlawan kasih sayang. Pada tahun 495 Masehi, Paus Gelasius I resmi mengubah salah satu tradisi upacara Romawi Kuno sebagai hari perayaan gereja dengan nama Saint Valentine's Day untuk menghormati pengorbanan Santa Valentine yang rela meninggal sebagai seorang martir.
Baca Juga: Kenapa Tanggal 14 Februari Jadi Hari Valentine? Yuk, Intip Sejarahnya!