SUKABUMIUPDATE.com - Pemerintah Kabupaten Cianjur menetapkan status Kejadian Luar Biasa (KLB) setelah ratusan warganya dilaporkan mengalami keracunan massal dalam dua hari terakhir. Insiden ini mencakup puluhan siswa yang mengkonsumsi makanan program Makan Bergizi Gratis (MBG) dan puluhan warga lainnya keracunan makanan hajatan.
Dari informasi yang dihimpun, total warga yang dilaporkan mengalami keracunan sebanyak 176 orang, yaitu 78 siswa dari dua sekolah usai mengkonsumsi makanan program Makan Bergizi Gratis (MBG) dan 98 warga Kecamatan Mande usai menyantap hidangan hajatan.
Mengutip dari tempo.co, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Cianjur Yusman Faisal mengatakan penetapan status KLB memungkinkan penanganan dilakukan secara terpusat dan terkoordinasi. "Tim medis segera melakukan asesmen menyeluruh terhadap faktor penyebab dan pihak-pihak terkait dalam kejadian ini," ujar Yusman saat dihubungi melalui telepon pada Selasa, 22 April 2025.
Menurut Yusman, pihaknya juga akan memastikan seluruh pasien ditangani secara komprehensif hingga benar-benar pulih. Selain itu, dinas kesehatan telah menginstruksikan tenaga medis di tingkat puskesmas untuk mendata dan memantau bersama pihak sekolah terhadap seluruh siswa yang mengonsumsi makanan tersebut.
Baca Juga: Puluhan Siswa di Cianjur Diduga Keracunan Makan Bergizi Gratis, Begini Menunya
Yusman menambahkan, sampel makanan dari dapur MBG yang diolah Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Limbangansari serta muntahan korban telah dikirim ke Laboratorium Kesehatan Daerah (Labkesda) Provinsi Jawa Barat untuk diperiksa.
"Normalnya hasil laboratorium keluar dalam dua pekan, tapi kami sudah meminta percepatan minimal satu pekan. Alhamdulillah, pihak Dinkes Provinsi Jabar merespons positif. Mudah-mudahan hasilnya bisa segera diketahui," tuturnya.
Yusman juga mengungkapkan bahwa sebagian besar korban telah diperbolehkan pulang setelah menjalani observasi selama enam jam di fasilitas kesehatan. "Selain ditetapkan sebagai KLB, kasus ini menjadi perhatian berbagai pihak karena berkaitan dengan program MBG," imbuhnya.
Sebelumnya, puluhan siswa MAN 1 Cianjur dilaporkan mengalami gejala pusing, mual, muntah, dan diare pada Senin 21 April 2025 setelah menyantap makanan dari program makan siang bergizi tersebut. Para korban kemudian dilarikan ke rumah sakit untuk mendapatkan perawatan medis.
Salah seorang orang tua siswa kelas XII MAN 1 Cianjur mengatakan bahwa anaknya mengalami trauma dan menolak mengonsumsi kembali jatah MBG di sekolahnya. "Mungkin karena perasaan sakit saat keracunan, mual dan mules-mules, anak saya mengaku kapok dan tak mau mengonsumsi lagi jatah MBG itu," tutur orang tua yang enggan disebutkan namanya.
Menurut dia, trauma yang sama juga terjadi pada keponakannya yang saat ini masih dalam perawatan di Rumah Sakit Bhayangkara Cianjur. "Anak-anak memilih membawa bekal makanan sendiri dari rumah daripada menyantap jatah MBG," kata dia.
Meskipun sudah diperbolehkan pulang dari Rumah Sakit Umum Daerah Sayang, orang tua itu menyebutkan bahwa anaknya masih belum masuk sekolah. "Belum masuk sekolah karena kondisinya masih lemas. Pihak sekolah sudah memberi izin untuk beristirahat," ucapnya.
Sumber : Tempo.co