SUKABUMIUPDATE.com - Presiden Filipina Rodrigo Duterte naik pitam setelah dikritik oleh para imam Katolik sehubungan operasi pemberangusan narkoba yang menewaskan ribuan orang. Duterte meminta para imam menelan sabu sebelum menghakimi kebijakannya.
"Mereka tahu (masalah narkoba), mereka tahu itu sangat buruk, dan masih mengatakan pembunuhan luar biasa. Jadi, para imam seharusnya menelan sabu sehingga mereka paham, " kata Duterte seperti dikutip dari Breibart.com.Â
Duterte pun memastikan operasi pemberangusan para pedagang narkoba di Filipina tidak akan dihentikan sekalipun dikritik para rohaniawan itu. Selama tiga bulan memimpin Filipina, kebijakan perang terhadap narkoba telah menewaskan lebih dari 3.000 orang.Â
"Pembunuhan? Itu tidak akan berhenti," tegas Duterte.
Menurut mantan Wali kota Davao ini, yang meresahkan hatinya adalah para pedagang narkoba yang membuat begitu banyak perbudakan manusia di Filipina. Ia tak dapat menerima kenyataan itu.Â
"Sejujurnya, saya tidak membolehkan itu. Mereka jadi budak pada zat kimia itu dan membuat orang-orang sangat kaya," ujar Duterte, Kamis (19/1).Â
Ini bukan pertama kali Duterte mengumpat pihak Gereja Katolik. Duterte menjuluki Paus Fransiskus sebagai "anak pelacur" saat berkunjung ke Manila tahun 2015. Lebih dari 80 persen penduduk Filipina penganut Katolik.Â
Duterte kemudian berjanji untuk mengunjungi Vatikan dan secara pribadi akan memohon maaf atas ucapannya itu.
Â
Sumber: TEMPO