<!-- [if gte mso 9]><xml>
SUKABUMIUPDATE.com - Kroasia akan berusaha meraih kejayaan dalam laga final Piala Dunia 2018 melawan Prancis di Moskow, Ahad, 15 Juli 2018. Pencapaian tim ini yang mampu lolos ke final dianggap mengejutkan, karena torehan mereka sebelumnya, juga karena bayang-bayang korupsi yang cukup kental mewarnai sepak bola negara itu. Sebelum Piala Dunia 2018, berita suram justru menerpa gelandang yang kini jadi ruh permainan Kroasia, Luka Modric. Pemain Real Madrid itu diduga melakukan kesaksian palsu saat sidang kasus korupsi mantan eksekutif klub Dinamo Zagreb sekaligus wakil ketua Federasi Sepak bola Kroasia, Zdravko Mamic, pada Juni 2018. Modric pernah mengatakan kepada polisi bahwa Mamic memang pernah melakukan transfer dengan klausul ilegal yang mengharuskan setiap pemain Dinamo yang pindah membayar sebagian besar biaya transfernya ke pihak Mamic. Namun saat menjadi saksi persidangan, Modric merubah pernyataan sebelumnya dengan mengatakan bahwa dirinya tak ingat apapun dari kasus itu. Sikap Modric membuat para pendukung Kroasia geram. Balkan Insight melaporkan, kekecewaan karena korupsi menahun dan skandal liga di Kroasia, penggemar sepak bola disana sempat memunculkan seruan untuk memboikot Piala Dunia 2018. "Fan memboikot tim nasional karena mereka menolak untuk memiliki hubungan emosional dengan pemain yang terbukti jadi bagian dari sistem yang rusak," ucap Juraj Vrdoljak, seorang komentator di situs olahraga terkemuka Kroasia, mengatakan kepada BIRN. Seruan boikot itu tak terbukti. Tapi, tetap ada beberapa pihak yang melakukannya. Sejumlah kafe dan restoran di Kroasia tidak menyiarkan Piala Dunia sama sekali. Mereka merelakan keuntungan besar yang biasanya menyertai Piala Dunia. Semua karena protes terhadap Federasi Sepakbola Kroasia (HNS). "Saya akan memboikot Kejuaraan Sepak Bola Dunia selama yang berkuasa di HNS tidak berakhir di penjara," pemilik salah satu restoran di Makarska mengatakan kepada sebuah surat kabar lokal, menurut BIRN. Saat fase grup Piala Dunia berlangsung pun, terdapat salah satu pendukung Kroasia yang mengenakan jersey tim nasionalnya yang bernomor punggung sepuluh dengan tulisan “Ne sjecam se” atau dapat diartikan menjadi ‘saya tidak ingat’, menyindir pengakuan palsu Modric kala persidangan. Pada Juni 2018 Mamic dihukum enam setengah tahun karena penggelapan dana US$ 17 juta (Rp 245 miliar) dari mantan klubnya dan menipu negara sejumlah US$ 2,1 juta (Rp 30 miliar) dalam bentuk pajak. Ia juga dianggap bersalah melakukan pemalsuan dalam transfer Luka Modri dan Dejan Lovren dari Dinamo Zagreb ke Tottenham Hotspur dan Olympique Lyonnais. Namun, sehari sebelum pengadilan ditetapkan untuk mengumumkan vonis, ia melarikan diri ke Bosnia. Mamic memiliki kewarganegaraan ganda, dan Bosnia dan Kroasia tidak mengekstradisi warga mereka satu sama lain. Sementara itu, Damir Vrbanovic, mantan direktur eksekutif HNS, juga dihukum karena hal yang sama. Ahad malam, 15 Juli 2018, Kroasia bisa saja berjaya dengan mengalahkan Prancis di final Piala Dunia 2018. Tapi, kisah soal kesaksian Modric di pengadilan dan kekecewaan suporter atas korupsi menahun di sepak bola negara mereka, akan tetap membayangi. Sumber: Tempo

Final Piala Dunia 2018: Kisah Korupsi dalam Sepak Bola Kroasia

Editor :
Tags :
Berita Terkini
Diarpus Sukabumi Serahkan Bantuan Pengembangan Perpustakaan di Lokus P2WKSS Gunungguruh
Sukabumi 27 Agu 2025, 23:02 WIB

Tiga Agenda di HJKS ke-155, Pemkab Sukabumi Siapkan Festival Kopi hingga Touring Ngabumi
Sukabumi 27 Agu 2025, 22:08 WIB

PLTB Rp7 Triliun di Pajampangan Sukabumi Masih Tahap Studi Kelayakan, Target Lelang 2026
Sukabumi 27 Agu 2025, 21:32 WIB

Sampah Cemari Sungai Cigebang, Warga Ujunggenteng Sukabumi Lakukan Aksi Bersih-Bersih
Sukabumi 27 Agu 2025, 21:24 WIB

Aktivitas PT Bogorindo Dikeluhkan Warga Tenjojaya, DPMPTSP Sukabumi: Sudah Dihentikan
Sukabumi 27 Agu 2025, 20:39 WIB

Wawalkot Sukabumi Jenguk Warga Penderita Neurofibromatosis, Tegaskan Komitmen Pelayanan Sosial
Sukabumi 27 Agu 2025, 20:18 WIB

Sahroni Dukung Polisi Tangkap Massa Anarkis Demo DPR: Di Bawah Umur Aja Udah Brengsek
Nasional 27 Agu 2025, 20:13 WIB

Hutan di Kaki Gunung Jayanti Palabuhanratu Kebakaran, Akses Pemadaman Sulit
Sukabumi 27 Agu 2025, 19:38 WIB

Warga Cibogo Warungkiara Minta Pemkab Sukabumi Bangun Jembatan Permanen: Kami Terisolir
Sukabumi 27 Agu 2025, 19:00 WIB

Smart Eating: Cara Cerdas Menikmati Junk Food Tanpa Takut Sakit
Sehat 27 Agu 2025, 19:00 WIB

DPMD Sukabumi Apresiasi Bimtek Peningkatan Kapasitas BPD dan Kades di Ciracap
Sukabumi 27 Agu 2025, 18:34 WIB

Jangan Beli HP Sebelum Baca Ini! 5 Spesifikasi “Sweet Spot” yang Harus Anda Ketahui!
Gadget 27 Agu 2025, 18:00 WIB

Tinjau Etin yang Tinggal di Kandang Domba, Bupati Sukabumi Pastikan Bantuan Rumah Layak Huni
Sukabumi 27 Agu 2025, 17:52 WIB

Negeri Pizza ke Kota Kembang, Federico Baba Dikontrak Satu Musim oleh Persib Bandung
Bola 27 Agu 2025, 17:45 WIB

Fakta Medis Ungkap Luka di Mata Siswa SD Sagaranten Sukabumi Bukan Karena Perkelahian
Sukabumi 27 Agu 2025, 17:18 WIB

Persib Bandung Umumkan Federico Barba dan Thom Haye Sebagai Rekrutan Baru
Bola 27 Agu 2025, 16:34 WIB

Layanan Haji dan Umrah Kini Bakal Dikelola Kementerian Baru
Nasional 27 Agu 2025, 16:33 WIB

Resmi Thom Haye Berseragam Persib Bandung, The Professor Diikat 2 Tahun!
Bola 27 Agu 2025, 16:33 WIB

5 HP Ini Punya Spesifikasi Gila! Tapi Harganya Bikin Senyum Lebar
Gadget 27 Agu 2025, 16:00 WIB

Menanti Nomor Induk PPPK: 8.190 Non-ASN Sukabumi Diusulkan Jadi Pegawai Pemerintah
Sukabumi 27 Agu 2025, 15:27 WIB
