Mang Dina: Sulit Mencari Generasi Baru Pendongeng di Sukabumi

Jumat 14 Oktober 2016, 23:52 WIB

SUKABUMIUPDATE.COM - Apakah Anda sering mendengarkan radio, terutama radio-radio yang berada di wilayah Jawa Barat? Radio-radio yang dimaksud adalah radio yang memiliki format multi segmen dengan positioning “Semua Ada di Sini”.

Radio multi segmen ini memiliki varian acara yang cenderung gado-gado; memutar lagu-lagu dangdut, pop, barat, etnik musik, request season lengkap dengan kirim-kirim salam, punya program wayang golek, jaipongan, dan dongeng Sunda.

Dongeng Sunda pernah berjaya pada masa keemasan radio-radio di Indonesia, khususnya di Jawa Barat, antara pertengahan tahun 1970-an hingga awal 2000-an. Di era ini, dongeng Sunda cukup mendapat tempat di hati masyarakat pecinta seni tradisional.

Selain sebagai cerita yang menghibur, di dalam dongeng Sunda juga banyak terkandung pesan moral, nilai-nilai kearifan tradisional, tokoh fiktif semacam “Super Hero” yang bisa jadi panutan. Dan tak jarang dalam dongeng Sunda secara deskriptif menjelaskan bahwa kejahatan lambat laun akan kalah oleh kebaikan.

Salah seorang pendengar dongeng Sunda Yulia Rachmawati (41) yang berdomisili di Gang Tholib, Cibadak mengatakan, dongeng Sunda tidak melulu bercerita, tetapi banyak hal positif disampaikan, layaknya sebuah media untuk memahami bahasa Sunda, menemukan kosa kata baru, yang sebelumnya tidak diketahui oleh pendengar. Rangkaian kalimat dalam bahasa Sunda pun kaya akan unsur artistik.

“Jadi bagi saya sendiri, (dongeng Sunda) merupakan sebuah hiburan sekaligus pengetahuan. Pendongeng seperti Mang Dina aset daerah lho, bahkan aset bangsa yang harus diperhatikan. Menurutku, beliau seharusnya mendapatkan apresiasi dalam mempertahankan seni Sunda, dari berbagai pihak terutama instansi-instansi yang terkait seni dan budaya lah,” Yulia berpendapat.

Adalah Edi Suhaedi yang lahir pada November 1953, alias Mang Dina Mara, satu dari dua pendongeng Sunda (selain Mang Dedi) yang tersisa di Sukabumi dan masih aktif mendongeng di SMS FM Sukabumi, ia masih setia dengan profesi lawasnya sebagai pendongeng Sunda hingga hari ini.

Saat sukabumiupdate.com, menyambangi kediamannya di Cipelang Leutik, pada usianya yang sudah 63 tahun, tak menjadikan Mang Dina kehilangan energi. Badannya masih tegap, gagah dan awet muda, sama seperti ketika sepuluh tahun yang lalu, ia masih terlihat aktif dengan berbagai kesibukannya di antaranya mendongeng dan mendatangi undangan ceramah keagamaan di berbagai tempat.

“Dalam dongeng Sunda itu, walaupun cuma karangan ada filosofi hidup, ada proses penyampaian pesan moral ke pendengar, ada unsur kepahlawanan yang Ki Leuksa atau K. Sukarna (pengarang cerita) sisipkan, sok geura emut-emut masih inget teu carita Bah Lemud, Si Ronyok, Si Riweuh?” Jelas Mang Dina Mara sambil bertanya.

“Kebetulan hari ini sedang tidak ada jadwal jadi khotib, jadi santai saja sampai menjelang Jumatan kita ngobrol-ngobrol. Pendengar carita Sunda di zaman sekarang sudah banyak berkurang, apa lagi hanya berada di tataran daerah, sulit berkembang” Mang Dina melanjutkan obrolan bersahajanya dengan santai.

Ia menuturkan, kemajuan zaman dan kemajuan teknologi telah menyita perhatian masyarakat misalnya infiltrasi TV, mampu mengalihkan pandangan kita dari sedang membaca buku beralih ke berita infotainment. Tayangan stasiun televisi yang beragam secara visual, pada akhirnya lebih menarik perhatian.

Mang Dina menekuni profesinya sebagai pendongeng sejak Juli 1976. “Sebetulnya saya berangkat dari profesi penyiar, kalau dulu saya penyiar juga, mendongeng juga, tapi kan sekarang harus bagi-bagi jatah biar yang lain kebagian,” seloroh Mang Dina.

Ia juga mengatakan, ada tanggung jawab moral dalam upaya melestarikan bahasa Sunda yang kini mulai jarang digunakan oleh sebagian masyarakat Sunda itu sendiri, bahkan Mang Dina berharap ada regenerasi yang bisa melanjutkan keberadaan para pendongeng Sunda yang kini jumlahnya tinggal hitungan jari.

Di Sukabumi pernah tercatat nama-nama pendongeng selain Mang Dina dan Mang Dedi seperti Mang Komar. Di Tataran Pasundan secara keseluruhan ada nama-nama pendongeng Sunda lainnya yang cukup beken seperti Mang Jaya, Wa Kepoh, Jamar (lebih ke monolog Humor, mirip stand up comedy), dan lain-lain.

“Sebetulnya saya sudah jemu mendongeng tapi susah nang cari gantinya, siapa yang mau meneruskan jadi pendongeng Sunda? Pernah ada yang ingin belajar dan datang ke saya, saya sodorin buku ceritanya dia nggak sanggup bacanya. Mungkin karena tulisan bahasa Sunda, walaupun dengan huruf latin bagi yang tidak terbiasa membaca akan sulit. Terutama membedakan baca huruf E dan E bunyinya lain, ada EU,” Ia menjelaskan.Sulitnya lagi pendongeng harus hafal berpuluh-puluh karakter suara dalam cerita dan tidak boleh tertukar, kemudian intonasi, penghayatan dan pergantian suara dari satu tokoh ke tokoh lain perlu kemampuan yang tidak biasa.

Namun, meskipun demikian, di tengah gempuran perubahan yang semakin canggih dengan berbagai pilihan, dongeng Sunda masih memiliki penggemar setia. Mereka yang lahir di tahun 70-an dan 80-an, sesekali masih menanti dan mencari-cari frekuensi radio untuk mendengarkan story telling mengenai cerita Dedemit Gunung Warangas karya Ki Leuksa, Ngadu Jago (Ki Leuksa), Si Buraong (K.Sukarna), Den Kelana (K.Sukarna), Galura Laut Kidul (Ki Leuksa), Si Kulup dan lain-lain.

Namun, sampai kapankah dongeng Sunda akan bertahan di tengah gempuran zaman dan tanpa regenerasi pendongeng, tanpa penikmat, dan tanpa perhatian berbagai pihak?

Follow Berita Sukabumi Update di Google News
Berita Terkini
Sukabumi14 Mei 2024, 01:21 WIB

Berbisa Mematikan, Mengenal Ular Welang yang Gigit Balita Sukabumi hingga Meninggal

Balita perempuan di Kecamatan Cikole, Kota Sukabumi, meninggal dunia akibat gigitan ular yang diduga jenis ular welang (Bungarus fasciatus).
Ular Welang (Bungarus fasciatus) | Foto : Sukabumi Update
Sukabumi14 Mei 2024, 00:05 WIB

Resahkan Warga, Polisi Amankan 30 Preman dan Jukir Liar di Kota Sukabumi

Sebanyak 30 juru parkir liar dan preman di beberapa ruas Jalan maupun minimarket di Kota Sukabumi diamankan ke Mapolres Sukabumi Kota, Senin (13/5/2024) siang.
Juru Parkir dan Preman di Kota Sukabumi diamankan ke Mapolres Sukabumi Kota | Foto : Ist
Sukabumi13 Mei 2024, 23:37 WIB

Optimalisasi Layanan, Perumdam TJM Parakansalak Sukabumi Pasang Alat Antisipasi Water Hammer

Perusahaan Umum Daerah Air Minum Tirta Jaya Mandiri (Perumdam TJM) Kabupaten Sukabumi cabang Parakansalak melakukan optimalisasi pelayanan air yang akan didistribuikan ke wilayahnya.
Pemasangan pentil untuk optimalisasi pelayanan air di Perumdam TJM Parakansalak Sukabumi | Foto : Ibnu Sanubari
Sukabumi13 Mei 2024, 22:49 WIB

Belasan Murid SD di Sukaraja Sukabumi Diduga Keracunan Jajanan, Ini Kronologinya

Polisi ungkap kronologi belasan murid SD di Sukaraja Sukabumi diduga keracunan makanan usai santap jajanan asal China.
Belasan murid SD di Sukaraja Sukabumi yang diduga keracunan jajanan saat dibawa ke Puskesmas oleh pihak sekolah. (Sumber : Istimewa)
Sukabumi Memilih13 Mei 2024, 22:23 WIB

Waktu Persiapan Mepet, Fahmi Gagal Melaju di Pilkada Kota Sukabumi dari Perseorangan

Seorang anak muda yang peduli terhadap kemajuan Kota Sukabumi, Fahmi Dzikri gagal meneruskan perjuangannya untuk maju dalam Pilkada Kota Sukabumi melalui jalur perseorangan (calon independen).
Fahmi Dzkri, Bakal Calon Wali Kota/Wakil Wali Kota Sukabumi dari jalur perseorangan | Foto : SU
Sukabumi13 Mei 2024, 21:55 WIB

Buka Bimtek Strategi Pemasaran Pariwisata Lewat Medsos, Ini Harapan Plt Kadispar Sukabumi

Plt Kadispar Kabupaten Sukabumi Jujun Juaeni membuka kegiatan Bimbingan Teknis Strategi Komunikasi Pengembangan Pemasaran Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Melalui Media Sosial.
Plt Kadispar Kabupaten Sukabumi Jujun Juaeni saat membuka bimtek strategi pemasaran pariwisata dan Ekraf melalui medsos. (Sumber : Istimewa)
Sehat13 Mei 2024, 21:15 WIB

11 Jenis Ikan Laut dengan Kandungan Tinggi Purin yang Tidak Aman untuk Asam Urat

Ikan laut tinggi purin sangat dilarang dikonsumsi untuk penderita asam urat.
Ilustrasi - Ikan laut tinggi purin sangat dilarang dikonsumsi untuk penderita asam urat. (Sumber : pexels.com/@energepic.com).
Sukabumi13 Mei 2024, 21:14 WIB

Menderita Hidrosefalus, Bayi Asal Ciracap Sukabumi Butuh Bantuan

Siti Syazia Almaira (1 tahun) asal Kecamatan Ciracap Kabupaten Sukabumi menderita penyakit Hidrosefalus dan membutuhkan biaya untuk pengobatan.
Siti Syazia Almaira (1 tahun) asal Ciracap Sukabumi menderita penyakit  Hidrosefalus dan membutuhkan biaya untuk berobat | Foto : Ist
Sukabumi13 Mei 2024, 21:12 WIB

Tindaklanjuti SE Pj Gubernur Jabar, Disdik Sukabumi Perketat Izin Study Tour Sekolah

Dinas Pendidikan Kabupaten Sukabumi resmi terbitkan surat himbauan terkait study tour. Berikut isinya
Ilustrasi study tour naik bus. | Sumber Foto: Pixabay
Sehat13 Mei 2024, 21:00 WIB

7 Herbal untuk Mengatasi Nyeri Sendi, Kurkumin hingga Kulit Jeruk

Inilah Jenis-jenis Herbal untuk Mengatasi Nyeri Sendi, Mulai Dari Kurkumin hingga Kulit Jeruk.
Ilustrasi. Radang Sendi | Ketahui Sederet Herbal untuk Mengatasi Nyeri Sendi (Sumber : Freepik/@freepik)