Peredaran Miras COD di Sukabumi Mengkhawatirkan, Tokoh Budaya: Ancam Generasi Muda

Sukabumiupdate.com
Jumat 20 Jun 2025, 21:01 WIB
Peredaran Miras COD di Sukabumi Mengkhawatirkan, Tokoh Budaya: Ancam Generasi Muda

Ilustrasi minuman keras atau miras.| Foto : Istimewa

SUKABUMIUPDATE.com – Peredaran minuman keras (miras) di Kabupaten Sukabumi yang dilakukan secara sembunyi-sembunyi dan menggunakan sistem pesan antar atau COD (Cash on Delivery) mendapat sorotan dari Tokoh budaya Sukabumi, Asep Nurbagelar.

Pupuhu Panglawungan Budaya Sunda Dayeuh Palabuhanratu itu menyebut bahwa pola penjualan miras secara digital ini sangat berbahaya bagi generasi muda.

"Masalah miras ini bukan hal baru, tapi sekarang jauh lebih mengkhawatirkan. Penjualannya sudah merambah dunia online, transaksi COD sangat sulit dipantau. Ini ancaman serius, terutama bagi anak-anak muda kita yang jadi sasaran empuk," kata Asep kepada sukabumiupdate.com, Jumat (20/6/2025).

Asep mendorong sinergi antara pemerintah, aparat penegak hukum, dan masyarakat dalam menindak tegas penjual miras, terutama yang menggunakan teknologi untuk menghindari razia.

"Pemberantasannya harus dilakukan secara bersama, tidak bisa setengah-setengah. Aksi harus dilakukan tiba-tiba, tanpa jadwal tetap, agar pelaku tidak sempat menghindar. Bila terbukti, penjual harus diberi sanksi tegas dan berat agar ada efek jera," ujarnya.

Baca Juga: Penjual Minuman Beralkohol Kini Gunakan COD, Satpol PP Sukabumi Hadapi Tantangan Baru

Tak hanya penindakan, Asep juga menekankan pentingnya pencegahan melalui peran keluarga dalam membangun karakter anak. Orang tua menurutnya adalah benteng pertama dalam menyelamatkan anak-anak dari pengaruh buruk miras.

"Titik tolaknya ada di keluarga. Orang tua harus aktif memberikan pemahaman dan menjadi teladan. Instansi terkait juga harus hadir dengan program pembinaan yang berkelanjutan. Anak-anak muda kita butuh diarahkan ke hal-hal positif sesuai bakat dan minat mereka," tambahnya.

Asep juga meminta pemerintah daerah agar lebih responsif menyediakan ruang-ruang produktif bagi anak muda, seperti kegiatan seni, olahraga, budaya, dan kewirausahaan.

"Daripada mereka cari pelampiasan lewat miras, lebih baik disediakan wadah yang mendidik dan membangun. Pemerintah daerah harus responsif dalam hal ini," ucapnya.

Menurut Asep, tantangan saat ini sangat kompleks karena peredaran miras telah memanfaatkan dunia digital. Meski begitu, ia optimistis permasalahan ini bisa diatasi jika semua pihak bersatu.

"Kalau kita kompak, ini bisa kita atasi. Jangan sampai kita kehilangan satu generasi hanya karena kita lalai hari ini," pungkasnya.

Satpol PP Sukabumi Akui Kesulitan Lacak Peredaran Miras Digital

Sementara itu, Satpol PP Kabupaten Sukabumi melalui Kasi Penegakan Perda, Cecep Supriadi, menjelaskan bahwa pihaknya terus berupaya menekan peredaran miras, meski menghadapi berbagai tantangan, termasuk keterbatasan personel dan munculnya metode penjualan miras berbasis layanan pesan antar atau delivery order.

"Selama ini, dalam implementasi Perda Nomor 7 Tahun 2015, kami rutin melakukan sosialisasi kepada masyarakat serta para pemilik kios mengenai bahaya minuman keras. Untuk penertiban, kami selalu berkolaborasi dengan unsur kepolisian, TNI, serta pemerintah wilayah," ujar Cecep, Senin (16/6/2025).

Baca Juga: Tragis! Petani Surade Sukabumi Ditemukan Meninggal di Sawah oleh Istrinya

Cecep juga menyoroti pentingnya optimalisasi peran petugas wilayah, termasuk kecamatan dan desa, untuk menjangkau area yang rawan peredaran miras ilegal.

"Kami terus memperkuat komunikasi dan dukungan dari petugas di kecamatan maupun desa, agar pengawasan bisa lebih maksimal dan menyentuh seluruh lapisan masyarakat," katanya.

Tantangan utama saat ini adalah kemunculan "miras digital", yaitu peredaran miras yang menggunakan sistem COD dan jasa pengantaran. Menurut Cecep, ini membuat razia menjadi semakin sulit karena transaksi berlangsung tanpa jejak fisik.

"Tantangannya jaman sekarang itu penjual makin canggih, pakai sistem antar jemput atau COD. Kalau dulu kita razia di lapak, sekarang miras bisa sampai ke rumah tanpa jejak. Maka strategi kami ke depan adalah memanfaatkan teknologi untuk melacak dan memantau aktivitas seperti ini," tegasnya.

Berita Terkait
Berita Terkini