SUKABUMIUPDATE.com - Jembatan permanen Tegaldatar yang menghubungkan Kampung Cikaler dan Kampung Tegaldatar di Desa Neglasari, Kecamatan Lengkong, Kabupaten Sukabumi, roboh akibat luapan Sungai Cikaso pada 6 Maret 2025. Peristiwa ini terjadi sekira pukul 24.00 WIB saat debit air meningkat drastis akibat hujan deras.
Jembatan sepanjang kurang lebih 60 meter dan lebar 3 meter itu merupakan jalur utama bagi warga dalam menjalankan aktivitas sehari-hari, mulai dari akses pendidikan, ekonomi, hingga kesehatan. Saat ini, dengan robohnya jembatan, masyarakat terpaksa menggunakan jalur alternatif yang jaraknya lebih jauh dan memakan waktu tempuh lebih lama.
“Ini satu-satunya akses cepat kami ke desa maupun kecamatan. Sekarang harus mutar jauh, sangat menyulitkan,” ujar Dedi, warga Kampung Tegaldatar pada Kamis (19/6/2025).
Jembatan Tegaldatar dibangun pada 2012 melalui dana Corporate Social Responsibility (CSR) PT Clariant Adsorbent Indonesia. Warga berharap perusahaan kembali turun tangan untuk membangun jembatan, mengingat pentingnya peran infrastruktur itu bagi kehidupan mereka.
Baca Juga: 25 Irigasi dan 22 Jembatan Hancur, Dinas PU: Masuk Inpres Pasca Bencana Kabupaten Sukabumi
Camat Lengkong Ade Rikman mengatakan upaya koordinasi tengah dilakukan. “Informasi sementara, PT Clariant siap kembali membangun jembatan melalui program CSR, sedangkan Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman kemungkinan akan membantu dari sisi tenaga ahli. Perkembangannya akan kami sampaikan lebih lanjut,” jelasnya.
Warga berharap proses pembangunan dapat segera dimulai mengingat kondisi akses yang sangat terbatas. Mereka juga mengimbau pemerintah daerah dan pihak terkait untuk segera memberikan solusi sementara agar aktivitas masyarakat tidak terus terganggu.