SUKABUMIUPDATE.com - Yayasan Dapuran Kipahare kembali mengadakan event tahunan yaitu pameran dan festival Soekaboemi Tempo Doeloe, yang akan dilangsungkan di Wisma Wisnu Wardhani, Jalan Bhayangkara Nomor 219 Kota Sukabumi. Ini adalah kegiatan keenam yang dilakukan di rumah bekas Notaris Schotel dan mes perwira polwan pertama yang dididik di Sukabumi serta rumah perenang Belanda dan tokoh parlemen yaitu Erica Tepstra.
Berdasarkan siaran pers pada Selasa (17/6/2025), rumah dan lahan milik Setukpa Lemdiklat Polri itu menjadi pusat kegiatan berupa pameran yang melibatkan museum-museum, dinas, maupun komunitas. Acara ini juga diramaikan bazar makanan tempo dulu hingga modern yang tersebar di area outdoor. Banyak properti yang menjadi daya tarik seperti koran tempo doeloe, backdrop selfie, alat permainan tradisional, dan ornamen-ornamen ala tempo doeloe.
Ketua Yayasan Dapuran Kipahare Irman Firmansyah mengatakan kegiatan ini merupakan kerja sama antara yayasannya dengan Lemdiklat Setukpa Polri dan sebagian dukungan datang dari Dinas Kepemudaan, Olahraga, dan Pariwisata (Disporapar) Kota Sukabumi, para sponsor, dan pengisi pameran maupun bazar. Antara lain Museum Palagan Bojongkokosan di bawah naungan Dinas Kebudayaan, Pemuda, dan Olahraga; Museum Prabu Siliwangi; Komunitas Gentra Kosasih; Perumda PP melalui PEPATRIP; ASITA Kota Sukabumi melalui Travel Mart; Dinas Pariwisata Kabupaten Sukabumi; Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Sukabumi; Museum Tionghoa Soekaboemi; KH Ahmad Sanoesi, Komunitas Kopi; Live Painting Kayas; Komunitas Vespa; Komunitas Onthel; Setukpa Polri; Komunitas Reenactor se-Indonesia; dan lainnya.
"Adapun yang menarik dari pameran ini adalah adanya stan khusus pahlawan nasional dari Sukabumi yaitu KH Ahmad Sanoesi yang akan menampilkan karya serta koleksi pribadi beliau semasa hidup. Kemudian adanya Travelmart juga menjadi daya tarik bagi pengunjung yang memerlukan layanan jasa travel. Kegiatan ini mendorong perkembangan pariwisata, baik di Kota maupun Kabupaten Sukabumi. Sementara bazar cukup beragam dan banyak pilihan bagi warga penyuka kuliner," kata Irman kepada sukabumiupdate.com.
Baca Juga: Penulisan Ulang Sejarah RI, Irman: Momentum Sukabumi Angkat Peran dalam Narasi Nasional
Kegiatan akan diawali dengan kirab budaya para komunitas dan panitia yang diiringi oleh marching band Setukpa Polri. Acara ini juga mengundang komunitas reenactor di seluruh Indonesia yang akan yang dikemas dalam Reenactor Camp 2025. Untuk keperluan tersebut, sudah disiapkan dua tenda peleton. Selain itu, kegiatan akan diisi oleh teatrikal dan flashmob serta diskusi seputar gears.
"Hiburan cukup banyak karena hampir setiap 30 menit ada hiburan seperti debus, barongsai, band akustik, keroncong, tari tradisional, karinding, layar tancap, dan lain-lain. Di hari pembuka akan ada NGOPBUD (Ngobrol Perkara Budaya) bersama Budi Dalton dan Abah Ruskawan serta tampilan lagu dari Bobby Maulana artis yang juga wakil Wali Kota Sukabumi. Sementara di hari penutup akan ada wayang golek yang akan menarik antusiasme warga untuk hadir," ujar Irman.
Kegiatan ini mengusung tema PUSAKA: Kisah-kisah tersembunyi dari Sukabumi yang akan mengangkat kisah-kisah sejarah Sukabumi yang jarang diketahui masyarakat, seperti kisah dua lapangan terbang di Sukabumi masa kolonial yaitu lapangan terbang Tjikembar dan Pelaboehanratoe, kisah Tjimelati Kolam yakni renang tertua di Indonesia yang jadi tempat peristiwahatan pahlawan Sjam Ratulangie, kisah perkebunan terbesar di dunia dari Sukabumi, kisah tokoh dunia dari Sukabumi, dan lain sebagainya.
Soekaboemi Tempo Doeloe 2025 pun mengundang para pegiat reenactor di seluruh Indonesia serta komunitas pariwisata yang membawa rombongan untuk berkunjung sekalian menikmati Sukabumi. Panitia akan menyediakan bus shuttle untuk tour keliling kota, di mana stasiunnya berada di Wisma Wisnu Wardhani.
Menurut Irman, agenda ini cukup istimewa, mengingat berbarengan dengan hari jadi Yayasan Dapuran Kipahare yang kedelapan, komunitas yang pernah mendapatkan penghargaan dari Kementerian Pendidikan dan Kebudyaaan sebagai pelestari cagar budaya di area Jawa Barat dan Banten. Yayasan ini mengusung milangkala kedelapan sebagai momen perubahan atau naik level ke kegiatan profesional.
Saat ini yayasan Dapuran Kipahare memiliki beberapa lembaga seperti Reenactor Explore Kipahare, peternakan, pertanian, dan perikanan, komunitas barang antik, Kipahare Peduli, pusat data dan kajian serta Kuliner Kipahare Sukabumi. Yayasan Dapuran kipahare juga mengelola Museum Tionghoa Soekaboemi, bekerja sama dengan perkumpulan Hakka. Selain itu, bekerja sama dengan Setukpa Polri dalam pengelolaan kunjungan ke Wisma Wisnu Wardhani, Museum Setupa Polri, dan rumah pengasingan Bung Hatta dan Sjahrir.
"Unit bisnis juga sudah diinisiasi dengan pembukaan pusat oleh-oleh dan barang antik Koh Aming yang berada di kompleks danalaga Squae. Dalam hal pengembangan sejarah dan budaya juga melakukan beberapa penelitian dan menghasilkan karya berupa buku maupun artikel. Dalam konteks pariwisata telah dirintis Kipahare Tour yang mengelola Walking Tour, City Tour, maupun Sukabumi Tour, yang mengkhususkan diri di bidang tour sejarah atau heritage tour. Soekaboemi Tempo Doeloe 2025 akan menjadi momentum perubahan, di mana relawan Dapuran Kipahare secara perlahan akan melakukan regenerasi dan membentuk karakter profesional tanpa kehilangan jiwa sosialnya," ujar Irman.