SUKABUMIUPDATE.com - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprediksi cuaca untuk wilayah Jawa Barat, termasuk Sukabumi, periode 30 Oktober hingga 5 November 2025. Dalam sepekan ke depan, sejumlah faktor diperkirakan masih mendukung pertumbuhan awan konvektif yang berpotensi memicu hujan sedang hingga lebat.
BMKG menjelaskan, suhu muka laut yang relatif hangat menjadi salah satu pemicu peningkatan potensi hujan. Secara global, Dipole Mode Index (DMI) tercatat bernilai negatif -1.61, sementara Gelombang Rossby Equatorial juga diperkirakan aktif di wilayah Jawa Barat. Selain itu, labilitas atmosfer berada pada kategori ringan hingga kuat, yang mengindikasikan tingginya potensi pembentukan awan konvektif berskala lokal.
Berdasarkan hasil analisis dinamika atmosfer global, regional, dan lokal serta luaran model cuaca deterministik dan probabilistik, BMKG memperkirakan hujan dengan intensitas sedang hingga sangat lebat, disertai kilat/petir dan angin kencang berdurasi singkat, berpotensi terjadi di beberapa wilayah berikut:
Kamis, 30 Oktober 2025: Kab Bogor, Kota Depok, Kab dan Kota Bekasi, Kab Karawang, Kab Purwakarta, Kab Subang, Kab Bandung Barat, Kab dan Kota Bandung, Kab Sumedang, Kab Cirebon, Kab Indramayu, Kab Majalengka, Kab Kuningan, Kab Ciamis, Kota Banjar, Kab Pangandaran
Jumat, 31 Oktober 2025: Kab dan Kota Bogor, Kota Depok, Kota Bekasi, Kab dan Kota Sukabumi, Kab Cianjur, Kab Karawang, Kab Purwakarta, Kab Subang, Kota Cimahi, Kab Bandung Barat, Kab dan Kota Bandung, Kab Sumedang, Kab Cirebon, Kab Indramayu, Kab Majalengka, Kab Kuningan, Kab Garut, Kab dan Kota Tasikmalaya, Kab Ciamis, Kota Banjar, Kab Pangandaran.
Sabtu, 1 November 2025: Kab dan Kota Bogor, Kota Depok, Kab dan Kota Bekasi, Kab dan Kota Sukabumi, Kab Cianjur, Kab Karawang, Kab Purwakarta, Kab Subang, Kota Cimahi, Kab Bandung Barat, Kab dan Kota Bandung, Kab Sumedang, Kab Majalengka, Kab Kuningan, Kab Garut, Kab dan Kota Tasikmalaya, Kab Ciamis, Kota Banjar, Kab Pangandaran
Minggu, 2 November 2025: Kab dan Kota Bogor, Kab dan Kota Sukabumi, Kab Cianjur, Kota Cimahi, Kab Bandung Barat, Kab dan Kota Bandung, Kab Sumedang, Kab dan Kota Cirebon, Kab Indramayu, Kab Majalengka, Kab Kuningan, Kab Garut, Kab dan Kota Tasikmalaya, Kab Ciamis, Kota Banjar, Kab Pangandaran
Senin, 3 November 2025: Kab dan Kota Bogor, Kota Depok, Kab dan Kota Bekasi, Kab dan Kota Sukabumi, Kab Cianjur, Kab Karawang, Kab Purwakarta, Kab Subang, Kota Cimahi, Kab Bandung Barat, Kab dan Kota Bandung, Kab Sumedang, Kab dan Kota Cirebon, Kab Indramayu, Kab Majalengka, Kab Kuningan, Kab Garut, Kab dan Kota Tasikmalaya, Kab Ciamis, Kota Banjar, Kab Pangandaran
Selasa, 4 November 2025: Kab dan Kota Bogor, Kota Depok, Kab dan Kota Bekasi, Kab dan Kota Sukabumi, Kab Cianjur, Kab Karawang, Kab Purwakarta, Kab Subang, Kota Cimahi, Kab Bandung Barat, Kab dan Kota Bandung, Kab Sumedang, Kab dan Kota Cirebon, Kab Indramayu, Kab Majalengka, Kab Kuningan, Kab Garut
Rabu, 5 November 2025: Kota Cimahi, Kab Bandung Barat, Kab dan Kota Bandung, Kab Sumedang, Kab dan Kota Cirebon, Kab Indramayu, Kab Majalengka, Kab Kuningan, Kab Garut
Peringatan Dini Tinggi Gelombang
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengeluarkan peringatan dini terkait potensi tinggi gelombang di sejumlah perairan Jawa Barat. Peringatan ini berlaku mulai 31 Oktober 2025 pukul 07.00 WIB hingga 3 November 2025 pukul 07.00 WIB.
Berdasarkan analisis kondisi sinoptik, pola angin di wilayah Jakarta dan Jawa Barat bagian utara umumnya bergerak dari Tenggara hingga Barat Daya dengan kecepatan 8–20 knot, sedangkan di wilayah selatan Jawa Barat angin bergerak dari Tenggara hingga Barat Daya dengan kecepatan serupa, yaitu 8–20 knot. Kecepatan angin tertinggi terpantau di Perairan Kepulauan Seribu, Cirebon, Sukabumi, Cianjur, Garut, Tasikmalaya, dan Pangandaran, yang berpotensi meningkatkan tinggi gelombang di wilayah tersebut.
BMKG memprakirakan gelombang dengan ketinggian 1,25 hingga 2,5 meter berpeluang terjadi di Perairan Kepulauan Seribu bagian utara, Tasikmalaya, Garut, dan Pangandaran.
Kondisi ini berisiko terhadap keselamatan pelayaran, terutama bagi perahu nelayan jika kecepatan angin mencapai 15 knot dan tinggi gelombang 1,25 meter, serta kapal tongkang jika kecepatan angin mencapai 16 knot dengan tinggi gelombang 1,5 meter.
Sementara itu, gelombang dengan ketinggian 2,5 hingga 4,0 meter berpeluang terjadi di Perairan Sukabumi dan Cianjur. Kondisi ini berisiko bagi perahu nelayan jika kecepatan angin mencapai 15 knot dan tinggi gelombang mencapai 1.25 m.
Sementara kapal tongkang jika kecepatan angin mencapai 16 knot dan tinggi gelombang mencapai 1.5 m, dan kapal ferry jika kecepatan angin mencapai 21 knot dan tinggi gelombang mencapai 2.5 m.
BMKG mengimbau seluruh masyarakat pesisir, terutama nelayan dan operator kapal, agar tetap waspada dan memperhatikan perkembangan informasi cuaca maritim terbaru guna menghindari risiko kecelakaan laut.





