Sukabumi Kini Sering Banjir, Mengenal Biopori dan Cara Pembuatannya!

Kamis 20 Oktober 2022, 12:45 WIB

SUKABUMIUPDATE.com - Banjir menjadi salah satu jenis bencana yang kerap terjadi di Sukabumi, baik kota maupun kabupaten. Dataran tinggi tak menjamin bebas banjir, sejumlah tempat terendam karena luapan sungai ataupun air hujan yang tak lagi bisa masuk ke tanah.


Baru-baru ini, banjir mengepung Kecamatan Purabaya, dengan ketinggian air melebihi pinggang orang dewasa. Jalan raya Goalpara di kaki gunung gede berubah menjadi sungai.


Bahkan seorang bocah kelas 1 sekolah dasar di Cisaat Kabupaten Sukabumi, hingga hari ini Kamis 20 Oktober 2022 belum ditemukan. Ia terseret banjir bandang yang terjadi di salah satu perumahan, saat itu korban tengah bermain hujan dengan sejumlah teman-temannya.


Lalu jalan lingkar selatan dan kawasan terminal KH A Sanusi pun selalu terendam banjir saat hujan deras turun. Dan masih banyak lagi kejadian banjir yang melanda Sukabumi. 


Selain penataan kawasan hulu sungai dan perbaikan saluran air di pemukiman, biopori disebut-sebut sebagai salah satu upaya untuk mengurangi banjir. Biopori membantu peresapan air hujan masuk ke tanah.


Apa itu biopori ?

Melansir dari berbagai sumber, simak uraian tentang biopori lengkap dengan cara membuatnya!


A. Pengertian Biopori

Biopori disebut juga sebagai lubang resapan.

Lubang resapan biopori berbentuk tegak lurus ke dalam tanah tidak memiliki muka air tanah dangkal. Tingkat kedalaman lubang resapan biopori yaitu sekitar 80-100 cm dengan diameter antara 10-30 cm.

Isi lubang resapan biopori yaitu sampah organik yang berfungsi sebagai makanan makhluk hidup yang ada di tanah, seperti cacing dan akar tumbuhan. 


B. Manfaat Biopori

Mekanisme kerja biopori sebagai lubang yang mencegah banjir yaitu berkaitan dengan beragam manfaatnya.

Lubang resapan biopori akan memperbesar daya tampung tanah terhadap air hujan, mengurangi genangan air, yang akhirnya mampu mengurangi air hujan mengalir ke sungai (muara terakhir air hujan berkumpul).

Berikut ini merupakan 4 manfaat pembuatan lubang resapan biopori bagi lingkungan:


1. Lubang Resapan Biopori Menampung Sampah Organik

Lubang resapan biopori dapat mengurangi jumlah sampah organik rumah tangga ke TPA (Tempat Pembuangan Akhir). 

Saat lubang resapan biopori dibuat, memasukkan sampah organik adalah salah satu proses yang harus dilakukan. Sampah organik adalah jenis sampah yang dapat diurai oleh tanah, seperti sisa makanan dan daun-daunan.

Sementara itu, sampah anorganik adalah jenis sampah yang tidak dapat diurai dan biasanya dijadikan bahan daur ulang, misalnya plastik kemasan makanan atau detergen. 

Langkah tersebut juga secara tidak langsung melatih kemampuan pengelolaan sampah dengan memilah sampah organik dan anorganik.

2. Kompos Sampah Organik Membantu Menyuburkan Tanah

Di dalam lubang resapan biopori akan terjadi proses biologis karena sampah organik yang bersifat dapat diurai oleh tanah.

Organisme di dalam tanah akan membuat sampah organik berubah menjadi kompos. Kompos merupakan pupuk alami berbahan dasar sampah organik yang berguna untuk menyuburkan tanaman.

Pembentukan kompos di dalam lubang resapan biopori membuat tanah menjadi lebih subur.

3. Lubang Resapan Biopori Membantu Mencegah Terjadinya Banjir

Banjir sering terjadi saat cuaca hujan mengguyur kota. Selain kehendak alam, banjir juga dapat disebabkan oleh sistem drainase yang tidak baik.

Drainase adalah saluran air yang ada di setiap rumah maupun di lingkungan warga secara umum. Daerah padat penduduk biasanya memiliki kondisi drainase yang buruk akibat kurangnya tanah dalam menyerap air.

Biopori yang berbentuk lubang resapan dapat membantu air untuk segera masuk dan diserap oleh tanah. Cacing di dalam tanah lubang resapan biopori juga merupakan organisme yang memakan sampah organik. 

Cacing di dalam tanah akan membuat terowongan-terowongan kecil untuk menuju ke lubang resapan biopori yang berisi sampah organik.

Hal ini lah yang membuat air di dalam lubang resapan biopori akan lebih cepat meresap ke dalam tanah dan mencegah genangan air atau meluap keluar (baca: banjir).

4. Lubang Resapan Biopori Mempengaruhi Daya Serap Air Oleh Tanah 

Berkaitan dengan manfaat yang ketiga,

lubang resapan biopori juga dapat mempengaruhi kemampuan tanah dalam menyerap air.

Hal ini dapat dibuktikan dengan terowongan-terowongan kecil yang dibuat oleh cacing akan meningkatkan luas permukaan tanah.

Luas permukaan tanah meningkat berbanding lurus dengan kapasitas daya serap air. Sehingga, kapasitas tanah untuk menampung air menjadi lebih meningkat.

Bahkan uniknya, luas bidang resapan meningkat 40 kali lipat karena adanya lubang resapan biopori.


Cara membuat lubang resapan biopori | istimewa
Cara membuat lubang resapan biopori | istimewa


C. Cara Membuat Biopori

**PENTING: Pembuatan lubang resapan biopori sebaiknya dilakukan di area terbuka yang akan terkena air hujan.

Pembuatan lubang resapan biopori dapat dilakukan di halaman rumah, sekitar pepohonan, area tempat parkir atau tempat terbuka lainnya.

> Alat Dan Bahan:

1. Sampah organik

2. Pipa PVC dan penutup yang sudah dilubangi bagian sisi-sisinya

3. Bor tanah untuk membuat lubang resapan biopori

4. Air

> Cara Membuat Lubang Resapan Biopori

1. Siram tanah yang akan dijadikan sebagai tempat pembuatan biopori agar tekstur tanah lebih lunak dan mudah untuk dilubangi.

2. Lubangi tanah dengan menggunakan bor tanah secara tegak lurus.

3. Tingkat kedalaman lubang kurang lebih 1 meter dengan diameter 10-30 cm.

4. Lapisi lubang menggunakan pipa PVC yang ukurannya sama dengan diameter lubang.

5. Masukan sampah organik ke dalam lubang (misalnya daun, rumput, kulit buah-buahan, dan sampah yang berasal dari tanaman).

6. Tutup lubang menggunakan kawat besi, atau tutup pipa PVC yang sebelumnya sudah dilubangi.

> Perawatan Biopori

Selain membuat, kamu juga perlu merawat lubang resapan biopori agar dapat berfungsi sempurna. Berikut beberapa perawatan yang dapat kamu lakukan:

1. Isi lubang resapan biopori dengan sampah organik secara bertahap

Misalnya, lubang diisi sampah organik rutin setiap lima hari sekali sampai lubang terisi penuh.

2. Lubang resapan biopori yang sudah terisi penuh dengan sampah dapat di biarkan selama tiga bulan agar sampah berubah menjadi kompos.

3. Setelah tiga bulan, kompos yang sudah jadi diangkat dari lubang biopori.

4. Kompos siap digunakan untuk memupuk tanaman yang ada di halaman sekolah atau pun rumah.

5. Lubang resapan biopori dapat diisi kembali dengan sampah organik yang baru.

Itulah informasi lengkap mengenai biopori, manfaat, cara membuat hingga bagaimana merawatnya.

Kamu dapat melakukannya bersama-sama untuk mencegah terjadinya luapan air baik di sekolah maupun dirumah. Semoga bermanfaat!


#SHOWRELATEBERITA


Sumber : litbang.pertanian.go.id, sda.pu.go.id


Writer: Nida Salma Mardiyyah

Follow Berita Sukabumi Update di Google News
Editor :
Berita Terkini
Sehat20 Mei 2024, 09:00 WIB

Hilang dan Gak Kambuh Lagi, 10 Cara Alami Mengobati Asam Urat Tanpa Obat

Asam urat dapat dicegah dan diobati dengan cara alami agar tidak kambuh.
Ilustrasi minum air putih - Asam urat dapat dicegah dan diobati dengan cara alami agar tidak kambuh. | (Sumber : Freepik.com)
Inspirasi20 Mei 2024, 08:30 WIB

Loker Purchasing Officer Lulusan S1, Cek Syarat dan Cara Daftarnya!

Loker Purchasing Officer Lulusan S1 ini Dibuka untuk Penempatan di Jakarta Timur.
Ilustrasi. Loker Purchasing Officer Lulusan S1, Cek Syarat dan Cara Daftarnya! (Sumber : Pexels/MikhailNilov)
Life20 Mei 2024, 08:00 WIB

10 Jenis Kebiasaan yang Membuat Anak Malas Beraktivitas, Hindari Segera!

Mengidentifikasi dan mengubah kebiasaan malas dapat membantu anak memulai hari dengan lebih baik dan lebih energik.
Ilustrasi. Malas Beraktivitas. Kebiasaan yang Membuat Anak Malas Beraktivitas. (Sumber : Pixabay/@useatyourface)
Sukabumi20 Mei 2024, 07:40 WIB

Pembangunan Huntap Disetop, Penyintas Tanah Bergerak Ciherang Sukabumi Disodorkan 3 Pilihan

Pembangunan huntap diberhentikan, nasib penyintas tanah bergerak di Dusun Ciherang Nyalindung Sukabumi makin terkatung-katung.
Salah satu rumah atau huntap yang sudah terbangun di di Kampung Baru Cibuluh, Desa Cijangkar, Nyalindung Sukabumi. (Sumber : Istimewa)
Food & Travel20 Mei 2024, 07:00 WIB

Hidup Sehat, 10 Rekomendasi Sarapan Pagi untuk Penderita Asam Urat

Ketahui Apa Saja Rekomendasi Sarapan Pagi untuk Penderita Asam Urat Agar Hidup Sehat. Yuk, Simak!
Ilustrasi. Rekomendasi Sarapan Sehat untuk Penderita Asam Urat (Sumber : Pexels/JaneTranDoan)
Food & Travel20 Mei 2024, 06:00 WIB

Cara Membuat Infused Water Ketumbar untuk Asam Urat, Gampang dan Simpel!

Ketumbar memiliki berbagai manfaat kesehatan, termasuk potensi untuk membantu meredakan gejala asam urat.
Ilustrasi. Cara Membuat Infused Water Ketumbar untuk Asam Urat, Gampang dan Simpel! (Sumber : Instagram/@kantongsayur.idn)
Science20 Mei 2024, 05:00 WIB

Prakiraan Cuaca Jawa Barat 20 Mei 2024, Cek Dulu Langit di Awal Pekan

Prakiraan cuaca hari ini wilayah Jawa Barat termasuk Sukabumi dan sekitarnya Senin 20 Mei 2024.
Prakiraan cuaca hari ini wilayah Jawa Barat termasuk Sukabumi dan sekitarnya Senin 20 Mei 2024. (Sumber : Freepik/@wirestock)
Jawa Barat19 Mei 2024, 23:43 WIB

Tak Hanya Sukabumi, Status UHC Non-Cut Off Dua Daerah di Jabar Ini Juga Tengah Dicabut

BPJS Kesehatan ungkap ada dua daerah di Jabar yang status UHC Non-Cut Off nya dicabut selain Kabupaten Sukabumi.
Ilustrasi. kartu BPJS Kesehatan | Foto: Istimewa
Sukabumi19 Mei 2024, 22:26 WIB

Bapenda Sukabumi Terima Kunker DPRD Kota, Bagikan Kiat dalam Optimalisasi PAD

Konsultasi terkait optimalisasi PAD, Bapenda Kabupaten Sukabumi terima kunker Komisi II DPRD Kota Sukabumi.
Bapenda Kabupaten Sukabumi terima kunker rombongan Komisi II DPRD Kota Sukabumi. (Sumber : Istimewa)
Sukabumi19 Mei 2024, 21:16 WIB

Meninggal saat Ngojek, Cerita Pilu Istri di Sukabumi yang Kehilangan Suami Akibat Kecelakaan

Istri Hendi, korban kecelakaan di Cibadak Sukabumi ungkap cerita pilu detik-detik sebelum suaminya tewas terlindas mobil.
Tangkapan layar video saat Hendi (35 tahun) dievakuasi warga. Hendi meninggal dunia setelah kecelakaan di Jalan Suryakencana, Kecamatan Cibadak, Kabupaten Sukabumi, Sabtu (27/4/2024). | Foto: Istimewa