Mengenal Inflasi dan Dampaknya terhadap Perekonomian Negara

Selasa 14 April 2020, 06:40 WIB

Oleh: Amalia Rabiatul Adawiyah

(Mahasiswa Prodi Akuntansi Universitas Nusa Putra Sukabumi)

Tidak semua masyarakat mengetahui apa itu inflasi dan dampak apa saja terhadap perekonomian negara. Padahal, kita pasti sering sekali mendengar kata inflasi di berbagai kesempatan, tetapi tidak mengetahui apa itu inflasi. 

Inflasi merupakan suatu gejala ekonomi yang tidak mungkin dihilangkan secara tuntas. Upaya yang bisa dilakukan hanya sebatas mengontrolnya atau mengendalikannya saja. Inflasi bisa berdampak positif maupun negatif tergantung bagaimana mengelolanya.

Jika inflasi tidak dikelola dengan baik, maka bisa menyebabkan perekonomian suatu negara mengalami suatu kemerosotan. Inflasi kerap terjadi secara tiba-tiba, tanpa peringatan apa pun. Tidak heran jika fenomena ini sering membuat khalayak publik kebingungan dan ingin mengetahui apa penyebabnya.

Adapun yang dimaksud dengan inflasi, menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia), inflasi adalah kemerosotan nilai uang (kertas) karena banyaknya dan cepatnya uang (kertas) beredar sehingga menyebabkan naiknya harga barang-barang.

Sedangkan menurut Badan Pusat Statistik (BPS), pengertian inflasi adalah sebuah nilai ketika tingkat dari harga yang berlaku di dalam suatu bidang ekonomi. Sebagai salah satu dari indikator di dalam melihat kestabilitasan perekonomian satu wilayah tertentu, perkembangan harga jasa dan barang pada umumnya dapat dihitung melalui indeks harga dari para konsumen. Dengan demikian, angka inflasi amatlah mempengaruhi besar kecilnya produksi suatu barang.

Belum bisa diartikan sebagai inflasi jika kenaikan harga tersebut bersifat sementara, contohnya seperti kenaikan harga-harga menjelang hari Raya Idul Fitri. Namun, ketika kenaikan tersebut berlangsung dalam waktu yang lama dan terjadi hampir pada seluruh barang dan jasa secara umum, maka gejala inilah yang disebut dengan inflasi.

Inflasi juga dapat digolongkan menjadi empat golongan, yaitu inflasi ringan, sedang, berat, dan hiperinflasi. Inflasi ringan terjadi apabila kenaikan harga berada di bawah angka 10 persen setahun, inflasi sedang antara 10 persen - 30 persen setahun, inflasi berat antara 30 persen - 100 persen setahun dan hiperinflasi atau inflasi tak terkendali terjadi apabila kenaikan harga berada di atas 100 persen setahun.

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat inflasi tahunan (year on year/yoy) 2019 sebesar 2,72 persen. Menteri Keuangan, Sri Mulyani mengatakan inflasi itu jadi yang terendah dalam 20 tahun terakhir. "Inflasi 2,72 persen ini (2019) adalah inflasi terendah dalam 20 tahun terakhir," kata Sri Mulyani dalam konferensi pers APBN KiTa di kantornya, Jakarta Pusat, Selasa (7/1/2020).

Sri Mulyani mengatakan rendahnya nilai inflasi itu bukan karena ada penurunan daya beli masyarakat. Buktinya, menurut Sri Mulyani, konsumsi di 2019 masih tetap tumbuh 5 persen. "Kalau konsumsi kita masih tumbuh 5 persen. Banyak yang menanyakan inflasi rendah apakah karena daya beli? Tapi inflasi rendah ini masih menjaga konsumsi. Inflasi inti, administred price," jelasnya.

Inflasi tentu tidak terjadi begitu saja. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi penyebab terjadinya inflasi dalam suatu negara. Faktor utama penyebab inflasi yang pertama, yaitu meningkatnya permintaan (Demand Pull Inflation) untuk jenis barang atau jasa tertentu.

Hal ini bisa disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya, meningkatnya belanja pemerintah, meningkatnya permintaan barang untuk di ekspor, meningkatnya permintaan barang untuk swasta.

Yang kedua yaitu meningkatnya biaya produksi (Cost Pull Inflation), hal ini bisa disebabkan oleh kenaikan harga bahan-bahan baku. Misalnya, harga bahan bakar naik dan upah buruh naik.

Yang ketiga yaitu tingginya peredaran uang. Ketika jumlah barang tetap, sedangkan jumlah uang yang beredar meningkat dua kali lipat maka bisa menyebabkan kenaikan harga-harga. Inflasi bisa berdampak positif maupun negatif, namun lebih banyak negatifnya. Terutama bagi perekonomian suatu Negara.

Inflasi yang dikelola dengan baik bisa memberikan dampak positif bagi perekonomian negara. Contohnya terhadap pendapatan masyarakat dalam bekerja, inflasi yang terkendali bisa mendorong pengusaha untuk memperluas produksi sehingga meningkatkan perekonomian.

Ketika produksinya ditambah, maka akan membuka lowongan pekerjaan baru bagi masyarakat. Hal ini, juga bisa meminimalisir tingginya angka pengangguran dan kemiskinan dalam suatu negara karena masyarakatnya akan mempunyai pendapatan. Hal ini bisa berjalan dengan baik jika ada kontrol langsung dari pemerintah yang mana bisa mengendalikannya dengan baik.

Selain berdampak positif, kebanyakan inflasi berdampak negatif. Jika perekonomian dalam suatu negara mengalami kekacauan, maka akan membuat masyarakat menjerit akibat mahalnya barang. Terutama bagi masyarakat yang mempunyai penghasilan tetap, seperti PNS, pegawai swasta, polisi, tentara, dll akan mendapatkan dampak buruk dari inflasi ini.

Dengan adanya inflasi, harga-harga barang akan naik, sementara pendapatan (gaji) yang mereka terima tidak ikut naik. Lebih jauh, ini berarti inflasi bisa menurunkan tingkat kesejahteraan rakyat karena daya belinya yang semakin rendah.

Selain itu dampak yang akan dirasakan langsung yaitu ekspor barang akan menurun drastis. Menurunnya ekspor barang disebabkan oleh mahalnya barang, jika ekspor barang berkurang maka akan menyebabkan pendapatan negara berkurang.

Dampak lainnya yaitu, akan terjadinya kekacauan ekonomi. Tingkat inflasi tinggi yang tidak segera ditangani dan dikendalikan bisa saja menimbulkan masalah yang lebih besar dalam perekonomian negara. Harga tinggi dapat memicu produsen untuk menimbun faktor produksi atau barang yang dibutuhkan, sehingga harga barang akan semakin tinggi lagi.

Inflasi tinggi yang tidak terkendali juga bisa menimbulkan kecemburuan sosial, kerusuhan, atau bahkan krisis keuangan seperti yang terjadi tahun 1998.

Lalu bagaimana sih cara pemerintah dalam mengatasi terjadinya inflasi? Ada dua cara yang bisa dilakukan oleh pemerintah agar tidak terjadi inflasi, yang pertama yaitu dengan menggunakan Kebijakan Fiskal.

Kebijakan fiskal berkaitan dengan penerimaan dan pengeluaran anggaran pemerintah. Kebijakan fiskal yang dilakukan pemerintah untuk mencegah inflasi adalah dengan mengurangi pengeluaran pemerintah, meningkatkan tarif pajak, serta melakukan pinjaman.

Yang kedua yaitu Kebijakan Non moneter dan  Non fiskal, selain kebijakan fiskal dan moneter, cara mengatasi inflasi oleh pemerintah juga dapat dengan meningkatkan hasil produksi, mempermudah masuknya barang impor, menstabilkan pendapatan masyarakat (tingkat upah), menetapkan harga maksimum, serta melakukan pengawasan dan distribusi barang.

Follow Berita Sukabumi Update di Google News
Editor :
Berita Terkini
Bola17 Mei 2024, 12:00 WIB

Bojan Sebut Motivasi Pemain Persib Berlipat Jelang Leg 2 Semifinal Championship Series

Pemain Persib motivasinya kian berlipat jelan menghadapi Bali United di Leg 2 Semifinal Championship Series.
Pemain Persib motivasinya kian berlipat jelan menghadapi Bali United di Leg 2 Semifinal Championship Series. (Sumber : PERSIB.co.id)
Sukabumi17 Mei 2024, 11:58 WIB

Merinding! Ulat Bulu Warna-warni Serbu di Alun-alun Masjid Agung Kota Sukabumi

Binatang yang bisa bikin gatal ini turun dari sejumlah pohon ketapang kencana dan tanaman pelindung di kawasan tersebut.
Pohon pelindung ketapang kencang di alun-alun masjid agung Kota Sukabumi dipenuhi ulat bulu (Sumber: warganet/akun medsos @abcdadan)
Life17 Mei 2024, 11:45 WIB

Patut Ditiru! 6 Ajaran Hidup Para Perantau Agar Bisa Sukses di Tanah Orang

Kaum perantau tentu bukan tanpa prinsip dan ajaran hidup di tanah rantauan. Mereka tentu membawa modal ajaran hidup yang dipegangnya erat demi bisa meraih sukses di sana
Ilustrasi Ajaran hidup perantau agar cepat sukses di tanah rantau (Sumber : Pexels.com/@cottonbrostudio)
Sehat17 Mei 2024, 11:30 WIB

6 Golongan Obat-obatan untuk Meredakan Nyeri Asam Urat dan Efek Sampingnya

Meredakan nyeri akibat asam urat (gout) sering memerlukan kombinasi obat-obatan untuk mengurangi peradangan, nyeri, dan kadar asam urat dalam tubuh.
Ilustrasi. Meredakan nyeri akibat asam urat (gout) sering memerlukan kombinasi obat-obatan untuk mengurangi peradangan, nyeri, dan kadar asam urat dalam tubuh. (Sumber : Freepik/fabrikasimf)
Jawa Barat17 Mei 2024, 11:21 WIB

Audiensi LW Doa Bangsa-BJB Syariah, Kolaborasi Majukan Perwakafan di Daerah

Lembaga Wakaf (LW) Doa Bangsa melakukan audiensi di kantor BJB Syariah Pusat, di Bandung, Kamis, (16/5/2024).
Audiensi Lembaga Wakaf Doa Bangsa dan BJB Syariah di Bandung | Foto : Dok. LW Doa Bangsa
Life17 Mei 2024, 11:15 WIB

6 Kebiasaan Buruk yang Dapat Menghancurkan Kreatifitas Hidup, Hindari Yuk!

kebiasaan buruk yang sering dilakukan akan membunuh kreatifitas hidup. Setiap orang harus menghindarinya agar tidak merusak masa depan dan kehidupannya
Beberapa kebiasaan buruk yang membuat kreatifitas menghilang (Sumber : Pexels.com/@Andreapiacquadio)
Sehat17 Mei 2024, 11:00 WIB

8 Minuman Sehat untuk Meredakan Nyeri Asam Urat, Enak dan Segar!

Inilah Sederet Minuman Sehat untuk Meredakan Nyeri Asam Urat, Enak dan Segar!
Ilustrasi. Minuman Segar dan Sehat untuk Meredakan Nyeri Asam Urat (Sumber : Pexels/EnginAkyurt)
Sukabumi17 Mei 2024, 10:51 WIB

Sudah Dihapus, Ini Postingan Soal Studi Tour yang Bikin PGRI Sukabumi Lapor polisi

Seluruh postingan akun facebook Atep Romli sudah menghilang sebelum pelaporan PGRI Kabupaten Sukabumi ke pihak kepolisian.
Ilustrasi dihapus. (Sumber: freepik)
Life17 Mei 2024, 10:30 WIB

6 Adab Kesopanan yang Wajib Diajarkan Orang Tua Kepada Anak Sejak Kecil

Adab kesopanan juga harus diajarkan kepada anak sejak kecil oleh orang tua. Ini sangat penting mengingat semuanya bergantung didikan dari masa mereka kanak-kanak dan menjadi pribadi baik saat dewasa.
Ilustrasi ketika orang mengajarkan adab kesopanan kepada anak (Sumber : Pexels.com/@Kampusproduction)
Life17 Mei 2024, 10:15 WIB

6 Kesalahan Orang Tua yang Jadi Penyebab Anak Kecanduan Main HP Sejak Kecil

Penyebab anak kecanduan main HP sejak kecil pada umumnya dipengaruhi oleh pola asuh orang tua sendiri di rumah. Maka dari itu, ini kesalahan orang tua saat masa mendidiknya yang harus segera diperbaiki
Ilustrasi kesalahan orang tua yang menjadi penyebab anak kecanduan main HP (Sumber : Pexels.com/@YanKrukau)