Menggali Budaya Kasukabumian dalam Membangun Kota Berperadaban (Bag 1)

Jumat 28 Februari 2020, 08:30 WIB

Oleh: Kang Warsa

Bentuk kolaborasidalam pembangunan Kota Sukabumi, salah satunya, ditempuh melalui optimalisasiperan seluruh unsur yang ada di Kota Sukabumi. Wali Kota bersama Wakil Wali Kota Sukabumi dalam beberapa kegiatan selalu mengimbau, bahwa pembangunan di Kota Sukabumi harus benar-benarditempuh dengan cara melakukankolaborasi danmemerlukan keterlibatan seluruh pihak.

Satu tahun lalu,dalam seminar kebudayaan yang diselenggarakan oleh Disporapar Kota Sukabumi, H. Achmad Fahmi menyebutkanKota Sukabumi harus dibawa ke arah kota berperadaban, sebuah kota yang di dalamnyamelahirkan peradaban (keadaban: lawan kata dari kebiadaban) dan dilandasi oleh etika.

Tentu saja, halyang disampaikan oleh wali kota tersebut selain merupakan sebuah keharusan jugamerupakan harapan yang harus diimbangi oleh upaya-upaya untuk mewujudkannya.Dalam mewujudkan kota berperadaban harus diawali oleh upaya penggalianunsur-unsur kebudayaan yang ada di Kota Sukabumi. Bagaiamapun juga, antaraperadaban dengan kebudayaan sangat sulit untuk dipisahkan, mengingat peradabansebuah kota sudah pasti diawali oleh eskalasi kebudayaannya.

Penggalian budaya kasukabumian

Budayakasukabumian merupakan segala bentuk dari unsur-unsur kebudayaan yang berkembangdi Sukabumi. Meskipun secara umum budaya Sukabumi merupakan budaya Sunda, namuntidak menutup kemungkinan di setiap daerah yang ada di Tatar Sunda,bentuk-bentuk budaya yangmemiliki kekhasan merupakan ciri daerah tersebut selalu muncul.

Budayakasukabumian memang tidak lahir begitu saja, untuk memunculkannya diperlukan penggalian dan pencarian tentangkemelekatan budaya tersebut dengan kehidupan orang Sukabumi. Beberapa tahun inibeberapa komunitas telah melakukan upaya ke arah sana. Sebagai contoh, pencaksilat kasukabumian mulai dikembangkan oleh beberapa paguron silat.

Selain itu,meskipun pencak silat kasukabumian baru dikembangkan oleh beberapa paguronsilat dari Kabupaten Sukabumi, beberapa paguron silat di Kota Sukabumi jugatelah mengembangkan gerakan wiragamasa, salah satu gerakan yang dikembangkan diJawa Barat. Setiap sekolah telah menggunakan gerakan ini sejak tahun 2016. Gerakan silat seperti ini jikadikembangkan dan diimprovisasi dapat sajamenjadi cikal bakal lahirnya gerakan kasukabumian dalam pencak silat.

Selain dalam senibela diri, komunitas-komunitas milenial di Kota Sukabumi juga telah memulaiaktivitas mereka dalam memadukan tradisi dengan penemuan-penemuan kontemporer.Bagi generasi ini, budaya dan tradisi Sunda dengan basis kasukabumian harusditerjemah ulang agar dapat dipahami oleh generasi era revolusi industri 4.0.

Di Kota Sukabumijuga telah dibangun Rumah Budaya oleh Kementerian yang membidangi ekonomi kreatif, terletak di Kelurahan Sukakarya. Rumah Budaya Sukuraga dapatdimanfaatkan oleh aktivis seniman dan budayawan dalam pengembangan kreativitasseni dan budaya.

Beberapa tahunlalu, gedung seni juga telah dibangunoleh Pemprov Jawa Barat. Kehadiran gedung seni ini diharapkan dapat menjadiwadah pelatihan dan pagelaran kesenian oleh para pelaku seni dalam ruang pentasdan dapat dinikmati oleh warga kota.

Membumikanunsur-unsur kebudayaan di Kota Sukabumi

Hal penting dalamupaya penggalian kebudayaan sebuah wilayah yaitu adanya proses elaborasiunsur-unsur kebudayaan yang telah berkembang dan membumi di wilayahtersebut. Dengan mengenal unsur-unsurkebudayaan itulah kekhasan budaya Sukabumi dalam kerangka kasukabumian dapat terlihat dan diakuikeberadaannya, paling tidak oleh warga Kota Sukabumi sendiri.

Seluruh unsurkebudayaan memiliki sifat cair dan dinamis. Ketujuh unsur tersebut tidak dapatlepas dari dua sifattadi, salingmemengaruhi, dipengaruhi, akulturasi, asimilasi, dan dapat saja membentukbudaya baru yang mudah diterima atau sulit diterima oleh masyarakat.

Bahasa sebagaibagian dari unsur kebudayaan memegang peran penting dalam menerjemahkan danmembahasakan kembali unsur-unsur kebudayaan lainnya agar dapat dipahami oleh masyarakat.Hampir setiap unsur kebudayaan tidak dapat lepas dari penggunaan bahasa.

Bahasa Sundasebagai unsur kebudayaan di Tatar Sunda mengalami perkembangan dari waktu kewaktu, baik dalam penggunaan atau hal-hal intrinsik dalam bahasa tersebut. Ada semacam kekhawatiran penggunaan Bahasa Sunda sebagai bahasa ibu tergerus olehpenggunaan bahasa-bahasa lain.

Kekhawatirantersebut bukan tanpa alasan. Pertama, Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kemendikbud telah meneliti beberapa kosakata mengalamikepunahan dan jarang digunakan lagi oleh penutur di daerah. Berdasarkankajian terhadap 90 bahasa daerah yang berpotensi vitalitasnya rendah, terdapat 19 bahasa daerah berstatus rentan, 3 bahasa daerah mengalami kemunduran, dan 25 bahasa daerah terancam punah. Sebanyak 6 bahasa daerah berstatus kritis dan 11bahasa daerah sudah punah. 

Kedua, berdasarkanhasil penelitian Litbang Kompasdi atas, kosakata barusebagai bahasa serapan mengalami penambahan jumlah. Kini, di tengah dekapanteknologi digital, proses penyerapan berjalan sangat cepat.

Sejak sepuluhtahun terakhir, kosakata serapan dari bahasa asing dan istilah bidang ilmuterus bertambah. Jumlahnya mencapai ribuan kata. Internet yang berkembang pesatmenjadi pengaruh utama. Rata-rata 43.000 kosakata bahasa asing dan istilahbidang ilmu dipantauoleh BPDPB Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

Ada hal menarik, dalam penggunaanbahasa daerah, khusus untuk Kota Sukabumi, telah dipraktikkan penggunaan bahasasandi, dalam perkembangannya dikenal dengan Bahasa Widal (Tipar). Penyematannama bahasa sandi menjadi Bahasa Widal ini karena pemakaian  bahasa sandi ini, mayoritas dilakukan olehpara penutur dari Tipardan dikenal luas olehorang-orang Tipar.

Proses pembahasaanselain memerlukan kosakata sebagai bagian penting dari bahasa juga memerlukanperangkat penyampaianan bahasa yaitu aksara. Aksara Sunda sudah mulaidipopularkan kembali baik melalui jalur resmi Dinas Pendidikan dan Kebudayaanjuga dikembangkan oleh beberapa komunitas kasundaan.

Ada beberapacatatan dalam kegiatan menyosialisasikan dan menggunakan aksara Sunda dimasyarakat selama sepuluh tahun terakhir sejakaksara Sunda Kaganga diperkenalkan kepada masyarakat melalui jalur pendidikan.

Pertama, penerapanaksara Sunda kepada masyarakat masih belum menemukan titik temu tentangpenggunaan strategi yang harus ditempuh. Pendekatan kultural juga masih belum memperlihatkanhasil signifikan.Beberapa papan nama, pelakat, hingga spanduk dan baliho belum secara maksimal mengenalkan aksara Sunda kepada masyarakat.

Aksara Sunda barukita temui tertulis pada buku pelajaran, kaos, beberapa spanduk, dan aplikasi aksaraSunda. Memang belum sepenuhnya memasyarakat dan aksara ini juga baru dikenaloleh orang-orang tertentu saja. 

Kedua, sosialisasi dan pemakaian aksaraSunda belum dilakukan secara tuntas. Strategi yang harus dikemas dalam upayamengenalkan aksara Sunda karena pada saat yang sama penggunaan aksara ArabPegon juga mulai jarang dilakukan dapat dikombinasikan atau adanya salinglengkap-melengkapi pengenalan dua jenis aksara ini kepada masyarakat.

Dengan melihat dua kenyataan di atas,mau tidak mau pemerintah melalui dinas, lembaga, atau kantor terkait harusdapat memfasilitasi kegiatan sosialisasi aksara Sunda sekaligus aksara ArabPegon.

Sebagai realita tambahan, penggunaanaksara Arab Pegon sebagai salah satu kultur yang lahir dari tradisi pesantrensaat ini sudah jarang digunakan disebabkan oleh selain tenaga pendidik dimadrasah lebih kerasan dan nyaman menuliskan terjemahan dalil denganmenggunakan aksara latin dan berbahasa nasional, juga disebabkan olehpenggalian kesejarahan penggunaan aksara Arab Pegon berbahasa Sunda tampaknya bukan menjadi domain dan kajian para peneliti dalam ilmu sosial dankeagamaan.

|[email protected]|netizen

Follow Berita Sukabumi Update di Google News
Berita Terkini
Sukabumi14 Mei 2024, 01:21 WIB

Berbisa Mematikan, Mengenal Ular Welang yang Gigit Balita Sukabumi hingga Meninggal

Balita perempuan di Kecamatan Cikole, Kota Sukabumi, meninggal dunia akibat gigitan ular yang diduga jenis ular welang (Bungarus fasciatus).
Ular Welang (Bungarus fasciatus) | Foto : Sukabumi Update
Sukabumi14 Mei 2024, 00:05 WIB

Resahkan Warga, Polisi Amankan 30 Preman dan Jukir Liar di Kota Sukabumi

Sebanyak 30 juru parkir liar dan preman di beberapa ruas Jalan maupun minimarket di Kota Sukabumi diamankan ke Mapolres Sukabumi Kota, Senin (13/5/2024) siang.
Juru Parkir dan Preman di Kota Sukabumi diamankan ke Mapolres Sukabumi Kota | Foto : Ist
Sukabumi13 Mei 2024, 23:37 WIB

Optimalisasi Layanan, Perumdam TJM Parakansalak Sukabumi Pasang Alat Antisipasi Water Hammer

Perusahaan Umum Daerah Air Minum Tirta Jaya Mandiri (Perumdam TJM) Kabupaten Sukabumi cabang Parakansalak melakukan optimalisasi pelayanan air yang akan didistribuikan ke wilayahnya.
Pemasangan pentil untuk optimalisasi pelayanan air di Perumdam TJM Parakansalak Sukabumi | Foto : Ibnu Sanubari
Sukabumi13 Mei 2024, 22:49 WIB

Belasan Murid SD di Sukaraja Sukabumi Diduga Keracunan Jajanan, Ini Kronologinya

Polisi ungkap kronologi belasan murid SD di Sukaraja Sukabumi diduga keracunan makanan usai santap jajanan asal China.
Belasan murid SD di Sukaraja Sukabumi yang diduga keracunan jajanan saat dibawa ke Puskesmas oleh pihak sekolah. (Sumber : Istimewa)
Sukabumi Memilih13 Mei 2024, 22:23 WIB

Waktu Persiapan Mepet, Fahmi Gagal Melaju di Pilkada Kota Sukabumi dari Perseorangan

Seorang anak muda yang peduli terhadap kemajuan Kota Sukabumi, Fahmi Dzikri gagal meneruskan perjuangannya untuk maju dalam Pilkada Kota Sukabumi melalui jalur perseorangan (calon independen).
Fahmi Dzkri, Bakal Calon Wali Kota/Wakil Wali Kota Sukabumi dari jalur perseorangan | Foto : SU
Sukabumi13 Mei 2024, 21:55 WIB

Buka Bimtek Strategi Pemasaran Pariwisata Lewat Medsos, Ini Harapan Plt Kadispar Sukabumi

Plt Kadispar Kabupaten Sukabumi Jujun Juaeni membuka kegiatan Bimbingan Teknis Strategi Komunikasi Pengembangan Pemasaran Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Melalui Media Sosial.
Plt Kadispar Kabupaten Sukabumi Jujun Juaeni saat membuka bimtek strategi pemasaran pariwisata dan Ekraf melalui medsos. (Sumber : Istimewa)
Sehat13 Mei 2024, 21:15 WIB

11 Jenis Ikan Laut dengan Kandungan Tinggi Purin yang Tidak Aman untuk Asam Urat

Ikan laut tinggi purin sangat dilarang dikonsumsi untuk penderita asam urat.
Ilustrasi - Ikan laut tinggi purin sangat dilarang dikonsumsi untuk penderita asam urat. (Sumber : pexels.com/@energepic.com).
Sukabumi13 Mei 2024, 21:14 WIB

Menderita Hidrosefalus, Bayi Asal Ciracap Sukabumi Butuh Bantuan

Siti Syazia Almaira (1 tahun) asal Kecamatan Ciracap Kabupaten Sukabumi menderita penyakit Hidrosefalus dan membutuhkan biaya untuk pengobatan.
Siti Syazia Almaira (1 tahun) asal Ciracap Sukabumi menderita penyakit  Hidrosefalus dan membutuhkan biaya untuk berobat | Foto : Ist
Sukabumi13 Mei 2024, 21:12 WIB

Tindaklanjuti SE Pj Gubernur Jabar, Disdik Sukabumi Perketat Izin Study Tour Sekolah

Dinas Pendidikan Kabupaten Sukabumi resmi terbitkan surat himbauan terkait study tour. Berikut isinya
Ilustrasi study tour naik bus. | Sumber Foto: Pixabay
Sehat13 Mei 2024, 21:00 WIB

7 Herbal untuk Mengatasi Nyeri Sendi, Kurkumin hingga Kulit Jeruk

Inilah Jenis-jenis Herbal untuk Mengatasi Nyeri Sendi, Mulai Dari Kurkumin hingga Kulit Jeruk.
Ilustrasi. Radang Sendi | Ketahui Sederet Herbal untuk Mengatasi Nyeri Sendi (Sumber : Freepik/@freepik)