Mantan Aktivis Maju ke Gelanggang, Mampukah Bertahan?

Jumat 15 Maret 2019, 07:31 WIB

Oleh: Oksa Bachtiar Camsyah

Riuh rendah kontestasi politik tahun ini begitu sangat melibatkan banyak pihak. Dari mulai kalangan ulama, elit, pengusaha, kartel politik, hingga rakyat biasa semuanya terlibat dalam keramaian pasar demokrasi kita. Tak terkecuali dengan para "mantan aktivis" yang terlihat turut serta masuk dalam kontestasi politik ini.

Dari berbagai macam elemen masyarakat yang ikut terlibat dalam euforia ini, rasa-rasanya "mantan aktivis" menjadi salah satu elemen yang perlu diperhitungkan. Sebetulnya saya sedikit tidak sepakat untuk menggunakan istilah "mantan aktivis", karena yang namanya aktivis itu tidak ada limit waktu. Gairah aktivis harus selalu tertanam dalam setiap sanubari personalnya yang kemudian diartikulasikan sesuai dengan perannya dimasyarakat. Karena posisi atau jabatan hanyalah alat bukan tujuan, sedangkan gairah ke-aktivis-an adalah nilai yang harus selalu menjiwai perjalanan tersebut. Jadi, saya akan mengganti istilahnya, dari mantan aktivis ya menjadi aktivis.

Nah, mengapa aktivis yang maju ke gelanggang adalah salah satu elemen yang patut diperhitungkan ? Karena aktivis adalah orang yang telah memiliki akumulasi _social capital_ yang cukup baik ketimbang calon lain yang tidak pernah mengenyam dunia gemerlap ke-aktivis-an. Aktivis yang hari ini masuk ke gelanggang memiliki rekam jejak yang sangat "menjual" untuk disampaikan kepada publik. Karena, mereka telah menunjukkan bagaimana episentrum gerakannya yang selalu berpihak kepada masyarakat semenjak mereka ada di bangku perkuliahan, atau segmen ke-aktivis-an lainnya. Daya kritis mereka terhadap ketidakbenaran dalam pengelolaan negara ini sudah tidak perlu dipertanyakan lagi, karena aktivitas itu telah mereka bangun dari dulu. Humanitas mereka kepada masyarakat sudah terbukti dengan berbagai aktivitas kemanusiaan yang dulu sering mereka lakukan. Ya, mereka melakukannya atas dasar keikhlasan, bukan mencari pujian atau kedudukan. Belum ada kepentingan pragmatis yang menyelinap masuk ke dalam gerak langkahnya.

Namun, lain dulu lain sekarang. Aktivis yang dahulu gagah perkasa memegang megaphone dan berdiri di hadapan penguasa akan tiba-tiba menjadi loyo dan lemah dihadapan keberlimpahan materi yang tak bermakna. Aktivis yang dahulu lantang berteriak kebenaran dihadapan penguasa akan tiba-tiba diam membisu, bahkan terkesan tak ingin mendengar dan berbicara padahal kebathilan itu ada di hadapan mereka. Dan aktivis yang dahulu selalu berada ditengah-tengah masyarakat dengan penuh rasa ketulusan dan tanpa embel-embel apapun, tiba-tiba akan hilang dari peredaran setelah kursi berhasil didapatkan. Ya, orang yang dahulunya berpatron pada nilai yang begitu kuat pun akan tiba-tiba tak berdaya dihadapan ke-absurditas-an realitas politik kita.

Oleh karena itu, saya berharap ucapan saya diatas dapat dibantah oleh realitas baru yang akan dilahirkan para aktivis yang hari ini masuk ke gelanggang. Ke-kritis-an aktivis yang masuk ke gelanggang janganlah tersandera oleh secercah materi yang tak bermakna. Aktivis yang masuk gelanggang harus mampu memanfaatkan posisi barunya untuk mengartikulisasikan berbagai nilai yang dahulu diperjuangkan di jalanan menjadi satu paket kebijakan yang membawa keteraturan di masyarakat.

Ini adalah sebuah tantangan. Bagaimana mentalitas ke-aktivis-an tersebut jangan sampai hilang dan termakan oleh sistem yang kian hari kian tak mampu untuk dimengerti. Ini adalah sebuah tantangan bagiamana para aktivis yang hari ini maju ke gelanggang mampu membawa secercah harapan bagi masyarakat dan meyakinkannya bahwa sedang ada orang yang benar-benar berjuang untuk membawa kabaikan baginya. Dan ini adalah sebuah tantangan bahwa para aktivis yang hari ini masuk ke gelanggang mampu bertahan dari gurita kebobrokan birokrasi negara kita.

Semoga abang semua diberikan kekuatan dan ketulusan niat untuk terus memperjuangkan nilai yang dahulu abang ajarkan kepada kami, juniormu.

Sukabumi, 2019.

|[email protected]|

 

Follow Berita Sukabumi Update di Google News
Editor :
Berita Terkini
Sehat05 Mei 2024, 11:00 WIB

8 Manfaat Cengkeh Bagi Kesehatan, Rempah Untuk Menurunkan Asam Urat

Yuk Ketahui Sederet Manfaat Cengkeh Bagi Kesehatan, Salah Satu Rempah Untuk Menurunkan Asam Urat hingga Mengatasi Nyeri Gigi.
Ilustrasi. Cengkeh mengandung sejumlah antioksidan yang dapat membantu melawan kerusakan sel yang disebabkan oleh radikal bebas dalam tubuh. Foto: Instagram/@spinus.official
Life05 Mei 2024, 10:00 WIB

Gangguan Tidur! 10 Ciri Orang Stres Karena Batinnya Terganggu, Apa Kamu Salah Satunya?

Batin terganggu adalah kondisi mental yang tidak stabil dan tidak tenang.
Ilustrasi - Batin terganggu adalah kondisi mental yang tidak stabil dan tidak tenang. (Sumber : pexels.com/@Pixabay)
Life05 Mei 2024, 09:59 WIB

Simak 6 Cara Kerja Disiplin Lembut Berikut yang Dapat Menekankan Keselamatan Anak

Disiplin berfungsi sebagai kesempatan bagi seorang anak untuk belajar.
Ilustrasi disiplin lembut | Sumber Foto : pexela.com/@Elina Fairytale
Jawa Barat05 Mei 2024, 09:43 WIB

KOPPURI Canangkan Dana Abadi Komunitas Bersama LW Doa Bangsa

Program Dana Abadi berbasis Wakaf dan PMKH, kembali disosialisasikan oleh LW Doa Bangsa kepada KOPPURI di Gunung Puntang.
Koperasi Konsumen Pedagang Puntang Lestari (KOPPURI) canangkan dana abadi komunitas bersama Lembaga Wakaf (LW) Doa Bangsa. (Sumber : Istimewa)
Sehat05 Mei 2024, 09:00 WIB

9 Rekomendasi Sarapan Terbaik Bagi Penderita Asam Lambung (GERD)

Ada beberapa makanan yang baik dikonsumsi untuk sarapan bagi penderita asal lambung (GERD).
Ilustrasi Crepes - Ada beberapa makanan yang baik dikonsumsi untuk sarapan bagi penderita asal lambung (GERD). (Sumber : pexels.com/@ The Castlebar).
Sehat05 Mei 2024, 08:00 WIB

Picu Serangan, 4 Bahaya Terlalu Banyak Makan Purin untuk Penderita Asam Urat

Penderita asam urat memiliki metabolisme yang tidak efisien dalam mengurai purin.
Ilustrasi - Serangan Asam Urat di Rumah Adalah Salah Satu Bahaya Makan Purin Berlebihan (Sumber : Freepik/freepik)
Food & Travel05 Mei 2024, 07:00 WIB

Cara Membuat Air Rebusan Daun Jawer Kotok untuk Mengobati Diabetes, 7 Langkah Simpel!

Daun Jawer Kotok memiliki aroma yang khas dan rasa yang sedikit pahit namun bisa diolah sebagai air rebusan untuk mengobati diabetes secara alami.
Ilustrasi. Daun Jawer Kotok, Bahan Air Rebusan untuk Mengobati Diabetes Secara Alami. Foto: Instagram/@gerbanghijau
Science05 Mei 2024, 06:00 WIB

Prakiraan Cuaca Jawa Barat 5 Mei 2024, Langit Pagi Cerah Berawan untuk Sukabumi

Prakiraan cuaca hari ini wilayah Jawa Barat termasuk Sukabumi dan sekitarnya 5 Mei 2024.
Ilustrasi. Prakiraan cuaca hari ini wilayah Jawa Barat termasuk Sukabumi dan sekitarnya 5 Mei 2024. (Sumber : Unplash/Gabriel Garcia Marengo)
Sukabumi04 Mei 2024, 23:13 WIB

Mau Diperbaiki? Jembatan Reyot Penghubung Waluran-Surade Sukabumi Ditinjau Staf Kemenlu

Jembatan gantung yang berada di aliran Sungai Cikarang, Kampung Cukangbayur, Desa Caringinnunggal, Kecamatan Waluran, Kabupaten Sukabumi, kondisinya sudah lapuk.
Pemdes Caringinnunggal Kecamatan Waluran. Staf Kemenlu, Relawan dan Pemdes saat meninjau Jembatan Gantung Sungai Cikarang | Foto : Ragil Gilang
Sukabumi04 Mei 2024, 22:54 WIB

58 Persen Masyarakat Kabupaten Sukabumi Kurang Puas Atas Kinerja Marwan-Iyos

Lembaga Kajian dan Penelitian Skala Institute, merilis hasil survei terkait tingkat kepuasan publik terhadap kinerja Pemerintah Kabupaten Sukabumi dibawah kepemimpinan Bupati Marwan Hamami dan Wakil Bupati Iyos Somantri.
Gedung Pendopo Kabupaten Sukabumi | Foto : Ist