Tagar Boikot Trans7 Viral, Imbas Tayangan Xpose Uncensored Singgung Pesantren Lirboyo

Sukabumiupdate.com
Selasa 14 Okt 2025, 14:21 WIB
Tagar Boikot Trans7 Viral, Imbas Tayangan Xpose Uncensored Singgung Pesantren Lirboyo

Tagar boikot trans7. (Sumber Foto: X/@Muhtadiy_)

SUKABUMIUPDATE.com – Tagar #BoikotTrans7 mendadak viral di berbagai platform media sosial. Seruan untuk memboikot salah satu stasiun televisi nasional itu muncul setelah tayangan program “Xpose Uncensored” yang dianggap melecehkan dunia pesantren dan kehidupan santri.

Program tersebut menayangkan sisi gelap kehidupan pondok pesantren. Dalam cuplikan yang tersebar, terlihat para santri berjalan membungkuk dan mencium tangan seorang kiai.

“Santrinya minum susu aja kudu jongkok, emang gini kehidupan pondok? Kiainya yang kaya raya, tapi umat yang kasih amplop,” demikian narasi dalam tayangan itu.

Sepanjang video, narasi serupa menyoroti gaya hidup para pemuka agama yang dinilai gemar dengan kemewahan. Tayangan tersebut kemudian viral dan menuai gelombang kritik, terutama dari kalangan santri dan alumni pesantren.

Baca Juga: Artis Oneng Kunjungi Sukabumi, Keluhkan Jalan Rusak di Cikidang Minta KDM Turun Tangan

Salah satu yang bereaksi keras adalah M Imaduddin, alumni Pondok Pesantren Lirboyo Kediri tahun 2008. Ia mengaku kecewa dengan penggambaran pesantren dalam tayangan itu.

“Sejak kemarin kalau tidak salah jam 5 tayangan itu viral, kaget juga kita sebagai alumni kok kiai kita ini dinarasikan seperti ini. Pertama soal kiainya bermewah-mewah, kiainya kaya raya karena terima amplop dari muridnya, terus jalannya ngesot," katanya dikutip dari NU Online, Selasa (14/10/2025).

Salah satu cuplikan tayangan Xpose Uncensored Trans7 yang disorot karena menyinggung pesantren Lirboyo. | Sumber Foto: XSalah satu cuplikan tayangan Xpose Uncensored Trans7 yang disorot karena menyinggung pesantren Lirboyo. | Sumber Foto: X

Imaduddin yang juga Wakil Rais Syuriah PCNU Jakarta Utara menambahkan, para alumni segera berkoordinasi dengan pihak pesantren.

“Kalau kita sebagai santri paham, kalau tradisi pesantren seperti itu dan akhirnya teman-teman alumni kita kumpul semalam setelah Isya. Kemudian kita koordinasi dengan pesantren Lirboyo, ya karena kita tidak mau bertindak tidak ada arahan dari Lirboyo. Akhirnya kita semalam harus menyatakan sikap,” ujarnya.

Pihak alumni pun mengeluarkan empat sikap resmi. Pertama, mengecam keras tayangan yang dinilai melecehkan kiai, institusi pesantren, dan santri. Kedua, menuntut Trans7 untuk menyampaikan permintaan maaf secara terbuka kepada para masyayikh Pondok Pesantren Lirboyo.

Ketiga, mendesak agar video tersebut segera ditarik dari seluruh platform media yang terafiliasi dengan Trans7. Keempat, meminta Trans7 menayangkan program khusus yang mengedukasi publik tentang kehidupan pesantren dan kontribusinya bagi bangsa.

Dari kalangan ulama, KH Cholil Nafis, Ketua MUI Bidang Dakwah dan Ukhuwah, juga mengecam tayangan itu melalui akun X pribadinya.

“Jika video dan narasinya benar dari Trans7, sungguh penghinaan terhadap pesantren dan benar-benar tak mengerti kearifan lokal,” tulis Kiai Cholil.

Baca Juga: Jabar–Kemenhub Sepakati Percepatan Operasional Kertajati dan Reaktivasi Jalur Kereta

Sementara itu, Ketua Komisi Penyiaran Indonesia (KPI), Ubaidillah, menyayangkan tayangan tersebut karena dinilai mencederai nilai-nilai luhur penyiaran.

“Penyiaran ditujukan untuk menjadi jembatan yang bisa mengukuhkan integrasi nasional. Tayangan ini justru menimbulkan kegaduhan karena dinilai menyinggung suasana kebatinan pesantren,” ujarnya dalam keterangan yang diterima NU Online.

Ubaidillah memastikan KPI akan menindaklanjuti kasus ini sesuai mekanisme yang berlaku. Salah satunya dengan menggelar sidang pleno untuk menentukan sikap resmi KPI terhadap tayangan tersebut.

“Kami imbau kepada lembaga penyiaran agar mengedepankan regulasi sebagai acuan menayangkan program siaran, mengacu kepada sumber-sumber kredibel dan sesuai fakta,” tambahnya.

Permohonan Maaf Trans7

Sebagai respons atas kontroversi ini, Trans7 mengeluarkan surat permohonan maaf resmi tertanggal 13 Oktober 2025 yang ditujukan kepada Pondok Pesantren Lirboyo, khususnya PP Putri Hidayatul Mubtadiat.

“Kami dari TRANS7 dengan segala kerendahan hati menyampaikan permohonan maaf yang sebesar-besarnya kepada segenap Kyai dan Keluarga, para Pengasuh, Santri, serta Alumni Pondok Pesantren Lirboyo, khususnya di bawah naungan PP. Putri Hidayatul Mubtadiat,” tulis surat tersebut.

Trans7 mengakui adanya keteledoran dalam tayangan yang menimbulkan ketidaknyamanan bagi keluarga besar pesantren. Pihak stasiun televisi itu juga berkomitmen menghadirkan tayangan yang menampilkan nilai-nilai positif kehidupan pesantren.

“Kami berharap surat ini dapat diterima sebagai bentuk itikad baik dan komitmen kami untuk menjaga marwah lembaga pendidikan keagamaan, khususnya pesantren,” tutup pernyataan resmi Trans7.

Berita Terkait
Berita Terkini