Mahfud MD Sebut Food Estate Jokowi Proyek Gagal

Senin 25 Desember 2023, 11:11 WIB
Program food estate gagal diganti jagung | Foto : Ist

Program food estate gagal diganti jagung | Foto : Ist

SUKABUMIUPDATE.com - Calon Wakil Presiden Mahfud MD mengatakan proyek Food Estate yang digagas pemerintahan Presiden Joko Widodo merupakan program gagal. Hal itu disampaikan dalam acara bedah visi misi di Universitas Andalas, Padang, Senin, 18 Desember 2023.

Melansir dari tempo.co, alasan Mahfud menyebut program food estate layak disebut gagal karena tidak ada petani yang menggarap lahan tersebut. "Kenapa? Karena kita menyediakan lahan yang besar, tidak dipikirkan bahwa lahan yang besar dengan modal yang besar itu harus ada petani. Sementara, lahan yang disediakan itu tidak ada orangnya, siapa yang mau bertani di situ?" ujar Mahfud kala itu.

Meski demikian, kata Mahfud, secara ide program food estate tetap bisa dilanjutkan. Ia juga menyebut, bahan pangan di Indonesia semestinya tidak hanya bergantung kepada beras. Namun, banyak komoditas pangan lain yang dapat dikembangkan.

"Idenya bisa dilanjutkan dan pangan bukan hanya beras pada akhirnya. Harus kembali ke makanan tradisional Indonesia ada jagung, gandum, sagu, sorgum dan sebagainya. Itu nanti kita kembangkan karena itu makanan tradisional kita," katanya.

Baca Juga: 4 Rekomendasi Destinasi Wisata Wellness Tourism

Food estate atau lumbung pangan merupakan salah satu Program Strategis Nasional 2020-2024 guna membangun lumbung pangan nasional pada lahan seluas 165.000 hektare. Pada tahun 2020, dikerjakan seluas 30.000 hektar sebagai model percontohan penerapan teknologi pertanian 4.0.

Menanggapi perrnyataan Mahfud MD, Direktur Juru Kampanye Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar Pranowo-Mahfud MD, Choirul Anam, mengatakan bahwa dari beberapa data yang ada, memang food estate itu program yang gagal. Tapi problem bagaimana kita merumuskan ketahanan pangan itu tetap harus dijawab.

Menurut Choirul, ketahanan pangan berkaitan dengan ekosistem ketahanan pangan, bukan industri ketahanan pangan. “Nah ekosistem ketahanan pangan itu termasuk di dalamnya adalah pelibatan masyarakat,” tuturnya.

Choirul pun menyebut bahwa proyek tersebut seharusnya tidak hanya bergantung pada satu jenis bahan pokok. “Nah gitu jadi logika ketahanan pangan adalah logika ekosistem pangan itu sendiri yang di dalamnya ada kehidupan masyarakatnya,” ucapnya.

Karena, kata Choirul, penanganan pangan juga berarti upaya membangun tetangga, lingkungan, harga, ketersediaan pupuk, dan yang paling penting adalah keterlibatan masyarakat itu sendiri. “Pada prinsipnya, apa yang baik dilanjutkan, apa yang kurang ya dievaluasi.”

Baca Juga: Serangan Israel Telah Tewaskan 20 Ribu Jiwa, 85 Persen Warga Gaza Mengungsi

Sementara itu, Anggota Komisi IV DPR RI Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (FPKS) drh Slamet mengungkapkan keprihatinannya sekaligus mengkritik dengan tegas sikap Kementerian Pertanian (Kementan) yang diduga berupaya menutupi kegagalan pelaksanaan program Food Estate di Indonesia.

Hal itu disampaikan Slamet untuk merespons aksi Kementan di mana diduga mengganti tanaman singkong yang sebelumnya gagal ditanam Kementerian Pertahanan oleh jagung. Penanaman baru ini menggunakan media polybag yang artinya penanaman jagung tidak dilakukan di atas tanah lokasi Food Estate di Kalimantan Tengah.

Slamet yang merupakan legislator asal daerah pemilihan Kota dan Kabupaten Sukabumi meminta Menteri Pertanian Amran Sulaiman tidak ikut-ikutan menutupi fakta gagalnya Food Estate di lapangan. Menurutnya, persoalan perut masyarakat jangan di pertaruhkan hanya untuk menutupi kegagalan pihak-pihak tertentu.

"Kementerian Pertanian harusnya fokus pada arah kebijakan pertanian melalui pencapaian dan pemenuhan program yang sudah dicanangkan Kementerian Pertanian bersama Komisi IV DPR RI. Program itu juga yang tertuang dalam Indikator Kinerja Utama (IKU) Kementerian. Jangan melakukan kegiatan yang justru memanipulasi keadaan seperti proyek tanaman jagung akal-akalan di lokasi Food Estate," kata Slamet dalam keterangannya, seperti dikutip sukabumiupdate.com, Jumat (22/12/2023).

Baca Juga: Tim Penjinak Bom Sisir Gereja di Kota Sukabumi Jelang Natal

Perubahan komoditas tanaman yang sebelumnya singkong menjadi jagung yang ditanam dalam polybag ini viral di media sosial X setelah di investigasi organisasi independen Greenpeace bersama sejumlah Non-Governmental Organization (NGO) lainnya. Investigasi ini mengungkap fakta bahwa diduga ada upaya Kementan menutupi kegagalan Food Estate.

Diketahui, Food Estate yang diinisiasi dengan tujuan meningkatkan ketahanan pangan dan mengatasi masalah kelaparan telah menemui berbagai tantangan dan kegagalan dalam pelaksanaannya. Program ini merupakan tanggung jawab Kementerian Pertahanan yang dikomandoi Prabowo Subianto (calon Presiden RI 2024-2029).

Kegagalan Food Estate juga banyak disuarakan oleh NGO yang menyatakan keprihatinan terhadap dampak lingkungan dan sosial yang timbul. Mereka menyoroti kebijakan pengelolaan sumber daya alam yang tidak berkelanjutan, termasuk deforestasi dan degradasi tanah yang merugikan biodiversitas.

Kurangnya keterlibatan dan partisipasi masyarakat lokal dalam perencanaan dan implementasi program juga menjadi perhatian serius. NGO menekankan perlunya transparansi dan akuntabilitas dalam pelaksanaan program ini dan mendesak pemerintah segera meninjau kebijakan yang dapat merugikan keberlanjutan lingkungan dan kesejahteraan masyarakat.

Baca Juga: 24 Desember: Dalam 8 Jam, 7.779 Kendaraan Masuk ke Sukabumi Lewat Tol Bocimi

Ini kata Menteri Pertanian Amran Sulaeman

Mengutip dari tempo.co, Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman membantah tudingan pemberitaan media massa yang menyebut adanya tanaman jagung dengan media tanam pot atau polybag. Dia meminta hal itu dibuktikan dengan mendatangi lokasi secara langsung.

"Ada informasi katanya jagung ditanam di pot. Saya minta coba tunjukkan potnya, katanya ada yang pakai pot di sebelah mana itu," ujar Mentan saat menghadiri pembinaan penyuluh di Provinsi Lampung, Rabu, 20 Desember 2023.

Menurut Mentan, penggunaan pot hanya dilakukan pada benih percobaan agar mengetahui kondisi iklim dan seberapa besar pertumbuhan jagung yang akan ditanam. Itu pun hanya beberapa pot saja karena benih yang lain tetap menggunakan media tanah secara langsung.

"Itu untuk percobaan saja agar kita mengetahui kondisi iklim dan benih yang akan ditanam. Dan itu yang diambil gambarnya. Tolong di ubah mindset nya, diubah karakternya agar negara yang saya cintai ini bisa menjadi super power. jangan diisi dengan orang-orang pecundang yang suka fitnah," katanya.

Sumber : Tempo.co dan sukabumiupdate.com

Follow Berita Sukabumi Update di Google News
Berita Terkait
Berita Terkini
Sukabumi05 Mei 2024, 11:09 WIB

Duel Maut Satu Lawan Satu, Pelajar SMP di Cikembar Sukabumi Tewas Dibacok Celurit

Berikut kronologi kejadian duel maut satu lawan satu ala gladiator pelajar SMP di Cikembar Sukabumi. Satu orang tewas dibacok celurit.
Ilustrasi duel satu lawan satu. Pelajar SMP di Cikembar Sukabumi tewas dibacok celurit. (Sumber : Free)
Sehat05 Mei 2024, 11:00 WIB

8 Manfaat Cengkeh Bagi Kesehatan, Rempah Untuk Menurunkan Asam Urat

Yuk Ketahui Sederet Manfaat Cengkeh Bagi Kesehatan, Salah Satu Rempah Untuk Menurunkan Asam Urat hingga Mengatasi Nyeri Gigi.
Ilustrasi. Cengkeh mengandung sejumlah antioksidan yang dapat membantu melawan kerusakan sel yang disebabkan oleh radikal bebas dalam tubuh. Foto: Instagram/@spinus.official
Life05 Mei 2024, 10:00 WIB

Gangguan Tidur! 10 Ciri Orang Stres Karena Batinnya Terganggu, Apa Kamu Salah Satunya?

Batin terganggu adalah kondisi mental yang tidak stabil dan tidak tenang.
Ilustrasi - Batin terganggu adalah kondisi mental yang tidak stabil dan tidak tenang. (Sumber : pexels.com/@Pixabay)
Life05 Mei 2024, 09:59 WIB

Simak 6 Cara Kerja Disiplin Lembut Berikut yang Dapat Menekankan Keselamatan Anak

Disiplin berfungsi sebagai kesempatan bagi seorang anak untuk belajar.
Ilustrasi disiplin lembut | Sumber Foto : pexela.com/@Elina Fairytale
Jawa Barat05 Mei 2024, 09:43 WIB

KOPPURI Canangkan Dana Abadi Komunitas Bersama LW Doa Bangsa

Program Dana Abadi berbasis Wakaf dan PMKH, kembali disosialisasikan oleh LW Doa Bangsa kepada KOPPURI di Gunung Puntang.
Koperasi Konsumen Pedagang Puntang Lestari (KOPPURI) canangkan dana abadi komunitas bersama Lembaga Wakaf (LW) Doa Bangsa. (Sumber : Istimewa)
Sehat05 Mei 2024, 09:00 WIB

9 Rekomendasi Sarapan Terbaik Bagi Penderita Asam Lambung (GERD)

Ada beberapa makanan yang baik dikonsumsi untuk sarapan bagi penderita asal lambung (GERD).
Ilustrasi Crepes - Ada beberapa makanan yang baik dikonsumsi untuk sarapan bagi penderita asal lambung (GERD). (Sumber : pexels.com/@ The Castlebar).
Sehat05 Mei 2024, 08:00 WIB

Picu Serangan, 4 Bahaya Terlalu Banyak Makan Purin untuk Penderita Asam Urat

Penderita asam urat memiliki metabolisme yang tidak efisien dalam mengurai purin.
Ilustrasi - Serangan Asam Urat di Rumah Adalah Salah Satu Bahaya Makan Purin Berlebihan (Sumber : Freepik/freepik)
Food & Travel05 Mei 2024, 07:00 WIB

Cara Membuat Air Rebusan Daun Jawer Kotok untuk Mengobati Diabetes, 7 Langkah Simpel!

Daun Jawer Kotok memiliki aroma yang khas dan rasa yang sedikit pahit namun bisa diolah sebagai air rebusan untuk mengobati diabetes secara alami.
Ilustrasi. Daun Jawer Kotok, Bahan Air Rebusan untuk Mengobati Diabetes Secara Alami. Foto: Instagram/@gerbanghijau
Science05 Mei 2024, 06:00 WIB

Prakiraan Cuaca Jawa Barat 5 Mei 2024, Langit Pagi Cerah Berawan untuk Sukabumi

Prakiraan cuaca hari ini wilayah Jawa Barat termasuk Sukabumi dan sekitarnya 5 Mei 2024.
Ilustrasi. Prakiraan cuaca hari ini wilayah Jawa Barat termasuk Sukabumi dan sekitarnya 5 Mei 2024. (Sumber : Unplash/Gabriel Garcia Marengo)
Sukabumi04 Mei 2024, 23:13 WIB

Mau Diperbaiki? Jembatan Reyot Penghubung Waluran-Surade Sukabumi Ditinjau Staf Kemenlu

Jembatan gantung yang berada di aliran Sungai Cikarang, Kampung Cukangbayur, Desa Caringinnunggal, Kecamatan Waluran, Kabupaten Sukabumi, kondisinya sudah lapuk.
Pemdes Caringinnunggal Kecamatan Waluran. Staf Kemenlu, Relawan dan Pemdes saat meninjau Jembatan Gantung Sungai Cikarang | Foto : Ragil Gilang