TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
bankbjb

Muhammadiyah Membaca Motif Politik di Balik Wacana Jabatan Kades 9 Tahun

Sebelumnya, sejumlah kepala desa berunjuk rasa di depan Gedung DPR RI menuntut perpanjangan masa jabatan.

Penulis
Jumat 27 Jan 2023, 11:51 WIB

(Foto Ilustrasi) LHKP Pimpinan Pusat Muhammadiyah meminta usulan perpanjangan masa jabatan yang diajukan sejumlah kepala desa untuk segera dihentikan. | Foto: Istimewa

SUKABUMIUPDATE.com - Lembaga Hikmah dan Kebijakan Publik (LHKP) Pimpinan Pusat Muhammadiyah meminta usulan perpanjangan masa jabatan yang diajukan sejumlah kepala desa untuk segera dihentikan. Muhammadiyah menilai motif di balik wacana perpanjangan jabatan kades dari 6 jadi 9 tahun sudah bisa dibaca.

"Sebenarnya saya juga membaca kalau usulan ini disetujui, seandainya menjadi 9 tahun, maka ini akan menjadi alat kekuasaan untuk mengamankan Pemilu serentak 2024. Ini sudah bisa terbaca," ujar pengamat politik LHKP PP Muhammadiyah Ridho Al-Hamdi dalam keterangan tertulis, dikutip dari suara.com pada Jumat (27/1/2023).

Sebelumnya, sejumlah kepala desa berunjuk rasa di depan Gedung DPR RI menuntut perpanjangan masa jabatan dari enam tahun menjadi sembilan tahun. Mereka meminta DPR merevisi masa jabatan yang diatur UU Nomor 6/2014 tentang Desa.

Baca Juga: Usulan Jabatan Kepala Desa Jadi 9 Tahun, Pakar Hukum Sebut Rawan Korupsi

Menurut Ridho, perpanjangan masa jabatan kades menjadi sembilan tahun terlalu lama dan berpotensi membuka celah kejahatan dan penyelewengan yang sistematis. Selain itu, tuntutan ini justru terkesan memuat kepentingan politik ketimbang kepentingan masyarakat luas.

"Oh ternyata pilkades berhasil jadi sembilan tahun, nah ini bagi orang-orang yang punya kepentingan juga motif politiknya, kenapa tidak untuk (jabatan) presiden? Untuk tidak menjadi perpanjangan periodisasi," kata dia.

Ridho mendorong DPR lebih mengutamakan kepentingan masyarakat luas ketimbang politik praktis. Caranya, dengan menolak usulan perpanjangan masa jabatan kepala desa yang bisa mencapai 27 tahun. Dia menyebut tidak perlu ada perubahan masa jabatan kepala desa dalam Undang-Undang Desa karena tak sesuai prinsip demokrasi.

Wakil Presiden Ma'ruf Amin sebelumnya menyebutkan masa jabatan kepala desa (kades) harus mempertimbangkan manfaat bagi pembangunan desa.

"Untuk kepala desa itu yang pas betul, apa mau disamakan dengan presiden, gubernur dan bupati, atau bagaimana itu nanti akan ada pemerintah dan DPR membicarakan yang tepat dan maslahat, yang baik supaya desa itu bisa dibangun menjadi desa yang maju nantinya," kata dia.

Mengenai usulan pertambahan masa jabatan kades, Wapres mengatakan usulan tersebut harus dipikirkan apakah mendatangkan manfaat (maslahat) atau tidak.


Halaman :
Berita Terkait
BERITA TERPOPULER
Berita Terkini