Ramalan Jayabaya "Murcane Sabdo Palon Noyo Genggong", Kisah Nyata Majapahit Abad Ke-15

Rabu 04 Januari 2023, 08:30 WIB
Ramalan Jayabaya "Murcane Sabdo Palon Noyo Genggong", Kisah Nyata Majapahit Abad Ke-15 (Sumber : Instagram/@nonetis.id)

Ramalan Jayabaya "Murcane Sabdo Palon Noyo Genggong", Kisah Nyata Majapahit Abad Ke-15 (Sumber : Instagram/@nonetis.id)

SUKABUMIUPDATE.com - Prabu Jayabaya merupakan raja di Kerajaan Panjalu Kediri, yang membawa kejayaan pada masa itu.

Ramalan Jayabaya kerap dikaitkan dengan peristiwa faktual masa kini, mengingat beberapa ramalannya benar-benar terjadi.

"Murcane Sabdo Palon Noyo Genggong" adalah Ramalan Jayabaya pertama yang benar terjadi di Indonesia pada abad ke-15 masehi atau sekitar tahun 1.400.

Berikut Fakta Ramalan Jayabaya: Murcane Sabdo Palon Noyo Genggong, dikutip dari E-Book Publikasi bertajuk "Ramalan Joyoboyo" yang diakses dari situs adoc.pub, Rabu (4/1/2023).

Ramalan Jayabaya Pertama yang Terjadi di Indonesia "Murcane Sabdo Palon Noyo Genggong", Kisah Majapahit Memeluk Islam

Sri Aji Joyoboyo yang hidup pada abad keduabelas masehi memprediksi agama Hindu-Budha berkembang 1000 tahun di Nusantara beserta kejayaan bagi kerajaan yang memeluk agama tersebut.

Seiring dengan perkembangan Hindu-Buddha di Tanah Jawa dan Nusantara juga lahir pula seorang utusan-Nya pembawa Islam pada 571 Masehi di Mecca yakni Rasulullah Muhammad SAW, sang penerima firman Allah s.w.t. tersusun dalam Al-Qur'an yang mahasuci didampingi Hadist Nabi yang dimuliakan.

Menurut Buku Ramalan Jayabaya ini, Usai 1000 tahun berkembang Hindu-Buddha maka sudah pada tempatnya giliran bagi yang lain, yakni akan digantikan oleh Islam sebagai agama negara bagi kerajaan di Jawa dan Nusantara.

Sri Aji Joyoboyo juga menyatakan Dang Hyang Tanah Jawi Sabdo Palon dan pendahulunya Noyo Genggong akan murca dari marcapada selama perkembangan agama Islam pada abad ke-15 masehi (1400-an) yang ditandai dengan bangkitnya kerajaan Islam di Jawa.

Baca Juga: 5 Ramalan Jayabaya 2023, Maraknya Fenomena Cocokologi Faktual Masa Depan

Sabdo Palon tidak akan mencampuri Islam dan perkembangannya di Jawa dan Nusantara demi membikin manusianya jadi manusia seutuhnya, komplit, dan sempurna. Maka terimalah, sudah menjadi takdir kerajaan Hindu-Buddha yang gemilang Majapahit berganti kerajaan Islam pertama di Nusantara Demak.

Sayangnya karena baru berdiri kerajaan Demak yang tidak memiliki angkatan laut sekuat Majapahit harus berhadapan dengan kekuatan unggul dari Eropa sehingga hanya dapat sedikit menahan masuknya pelaut bersenjata Portugis, bahkan Portugis berhasil memasuki Nusantara tanpa menemui lawan tangguh di medan laut.

Kemudian berturut-turut bangsa Barat berikutnya Belanda sangat cerdik untuk mengadu domba kerajaan-kerajaan sisa Majapahit sehingga saling bertempur satu sama lain.

Selanjutnya Belanda tinggal memetik hasilnya yakni menguasai kedua belah pihak dalam segala hal, terutama mengandalkan keunggulan kekuatan laut dan persenjataan maju yang berhasil dikembangkan Eropa, mesiu atau senjata api mulai ukuran senapan hingga meriam.

Dengan demikian kekalahan kerajaan Islam terhadap gempuran bangsa Eropa bukanlah menjadi tanggung jawab danghyang tanah Jawi Sabdo Palon Noyo Genggong. Dan andaikata kerajaan Islam atau negara yang menjunjung Islam memperoleh kejayaan maka itu pun bukan melalui campur tangan sang pepunden Nusantara.

Tiap-tiap masa sebuah kerajaan bangkit dan hancur mengalami hal yang sama dengan siklus bintang. Dan semua kerajaan di Jawa mengakui Semar sebagai penguasa gaib dari dunia gaib dengan kemampuan khususnya mengejawantah sebagai manusia biasa. Semar bisa berperan sebagai abdi, punakawan, dan bahkan penasihat utama negara.

Baca Juga: Mengenal Sosok Jayabaya, Raja Kediri yang Terkenal dengan Ramalannya

Tokoh ini selalu turut hadir bersama jatuh-bangunnya kehidupan sederhana maupun sebuah pemerintahan rumit dalam kerajaan. Dan Semar yang terakhir dalam siklus perkembangan 1000 tahun Hindu-Buddha adalah Sabdo Palon Noyo Genggong.

Majapahit yang jaya di laut dan di bumi Selatan, sementara Tiongkok yang berada di bumi Utara adalah pengimbang tatanan politik dunia pada masa itu.

Bumi Selatan ada dalam genggaman Majapahit dan dengan keruntuhan Majapahit maka tatanan politik dunia menjadi jomplang dan dengan mudah pula bangsa Barat berkulit putih mengkolonisasi bumi selatan mulai dengan Afrika, Amerika Latin, dan Asia Selatan menjadi jalur tanpa ada penjagaan laut yang kuat.

Kehancuran Majapahit oleh berkembangnya Islam yang masuk ke Jawa adalah sebuah siklus sejarah perkembangan kelas, dan perjuangan kelas.

Sabdo Palon Noyo Genggong tahu bahwa Islam harus berkembang di Jawa dan Nusantara maka dari itu ia bersiap-siap untuk murca dari peranannya mengawal takhta dalam kurun 1000 tahun terakhir.

Baca Juga: Ada Peninggalan Kerajaan Majapahit, Villa di Sukabumi yang Roboh Milik Jordi Onsu

"Murcane Sabdo PalonNoyo Genggong" Ramalan Jayabaya pertama memang menjadi kenyataan tatkala Raja Majapahit yang terakhir Brawijaya memilih meninggalkan agama negara sendiri dan memeluk Islam.

Dengan sendirinya Sabdo Palon memutuskan untuk menghilang atau murca dengan cara baik-baik dari hadapan Sri Brawijaya,

"Yang Mulia, kami tidak akan melawan perkembangan sejarah, sejarah yang terus berkembang maju tak pernah mundur seinci pun itu, dan di hadapan Yang Mulia maka Kami beijanji akan kembali kelak di mana bumi manusia mengalami gonjang-ganjing dan segalanya harus dimulai dari awal lagi. Demi melindungi Tanah Jawa dan Nusantara serta bumi selatan. Howght!"

Demikian ucapan terakhir sebagai kata pamit Sabdo Palon. Majapahit tak pelak lagi meluncur menemui kehancurannya, atas kehendak takdir sejarah.

Sumber : adoc.pub

Follow Berita Sukabumi Update di Google News
Editor :
Berita Terkait
Berita Terkini
Food & Travel20 April 2024, 06:00 WIB

Cara Membuat Rebusan Asam Jawa untuk Menurunkan Gula Darah, Ini 8 Langkahnya!

Begini Cara Membuat Rebusan Asem Jawa untuk Menurunkan Gula Darah, Ikuti 8 Langkahnya Yuk!
Asam Jawa. Cara Membuat Rebusan Asem Jawa untuk Menurunkan Gula Darah, Ini 8 Langkahnya! (Sumber : Freepik/jcomp)
Science20 April 2024, 05:00 WIB

Prakiraan Cuaca Jawa Barat 20 April 2024, Cek Dulu Sebelum Berakhir Pekan!

Prakiraan cuaca hari ini Sabtu 20 April 2024, Sukabumi dan sekitarnya.
Ilustrasi - Prakiraan cuaca hari ini Sabtu 20 April 2024, Sukabumi dan sekitarnya. (Sumber : Freepik)
Sukabumi20 April 2024, 00:14 WIB

Usai Lebaran, Pasien Membludak di RSUD Palabuhanratu Sukabumi

Humas RSUD Palabuhanratu Sukabumi sebut pasien yang datang rata-rata mengeluhkan penyakit demam, pencernaan, metabolik, serta penyakit dalam.
Kondisi di sekitar IGD RSUD Palabuhanratu Sukabumi, Jumat (19/4/2024). (Sumber : SU/Ilyas)
Sukabumi Memilih19 April 2024, 23:48 WIB

Yudi Suryadikrama Respon Perundingan Kebonpedes Soal Dukungan Maju Pilkada Sukabumi

Ketua DPC PDIP Kabupaten Sukabumi, Yudi Suryadikrama merespon pernyataan sejumlah kader partai yang memintanya untuk maju dalam kontestasi Pilkada Sukabumi 2024.
Yudi Suryadikrama Ketua DPC PDI Perjuangan Kabupaten Sukabumi | Foto : Ibnu Sanubari
Keuangan19 April 2024, 23:24 WIB

Upaya Bapenda Sukabumi Mudahkan Layanan Perpajakan Bagi Wajib Pajak di Desa

Kepala Bapenda Kabupaten Sukabumi Herdy Somantri mengatakan inovasi tersebut menekankan pentingnya integrasi sistem administrasi pajak daerah dari tingkat desa hingga kabupaten.
Kepala Bapenda Kabupaten Sukabumi Herdy Somantri. | Foto: SU/Ilyas (Sumber : SU/Ilyas)
DPRD Kab. Sukabumi19 April 2024, 22:01 WIB

DPRD Minta Bakesbangpol Usut Penyebab Meninggalnya Peserta Seleksi Paskibraka Sukabumi

Ketua Komisi IV DPRD Kabupaten Sukabumi Hera Iskandar turut berbelasungkawa atas meninggalnya Kayla Nur Syifa saat mengikuti seleksi Paskibraka.
Jenazah siswi SMAN Negeri 1 Cisaat saat akan diberangkatkan dari RSUD Palabuhanratu menuju rumah duka di Kecamatan Gunungguruh, Kabupaten Sukabumi, Jumat (19/4/2024). | Foto: SU/Ilyas Supendi
Opini19 April 2024, 21:44 WIB

Menjadi Lelaki Berkualitas: Inspirasi dari Kartini

Sosok Kartini, seorang pejuang kesetaraan gender dari Indonesia pada abad ke-19, memberikan pandangan yang menarik dan relevan, bukan saja bagi perempuan, bahkan bagi kaum laki-laki masa kini.
Dr. Ari Riswanto, M.Pd., MM / Dosen Universitas Linggabuana PGRI Sukabumi/Pengurus DPW Forum shilaturahmi Doktor Indonesia | Foto : Sukabumi Update
Sukabumi19 April 2024, 21:08 WIB

Dinsos Sukabumi Salurkan Program Makan Untuk Lansia Di Tegalbuleud Sukabumi

Dinas Sosial Kabupaten Sukabumi, bantu salurkan program bantuan makanan bagi lanjut usia (Lansia), yang merupakan program Kemensos RI.
Program makan bagi lansia di Tegalbuleud Sukabumi | Foto : Ragil Gilang
Sukabumi19 April 2024, 21:04 WIB

Kronologi dan Dugaan Penyebab Meninggalnya Siswi Sukabumi saat Ikut Tes Seleksi Paskibraka

Berikut kronologi dugaan penyebab meninggalnya Kayla Nur Syifa Siswi Sukabumi peserta seleksi Paskibraka.
Suasana rumah duka Kayla Nur Syifa di Desa Cibentang, Kecamatan Gunungguruh, Kabupaten Sukabumi, Jumat (19/4/2024). | Foto: SU/Asep Awaludin
Life19 April 2024, 20:29 WIB

5 Penjelasan Kenapa Seseorang Mudah Menangis Tanpa Sebab

Ketika seseorang menangis tanpa alasan yang jelas, hal itu seringkali dapat menjadi pengalaman yang membingungkan dan membuat frustrasi.
Kenapa seseorang mudah menangis tanpa sebab | Foto : pixabay/jouycristoo