KDM Akui Suka Sikap Kritis Mahasiswa: Kritik Jadi Modal Perubahan

Sukabumiupdate.com
Rabu 17 Sep 2025, 19:30 WIB
KDM Akui Suka Sikap Kritis Mahasiswa: Kritik Jadi Modal Perubahan

Gubernur Jabar Dedi Mulyadi pada acara PKKMB Universitas Pasundan (Unpas) Tahun Akademik 2025/2026 di Sabuga ITB, Kota Bandung, Selasa (16/9/2025). (Sumber Foto: Biro Adpim Jabar)

SUKABUMIUPDATE.com - Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi mengungkap bahwa dirinya menyukai sikap kritis yang ditunjukan generasi muda, khususnya para mahasiswa yang kerap menyampaikan aspirasinya terhadap berbagai isu baik dari sisi pembangunan, pemerintahan hingga politik.

Sikap kritis mahasiswa menurutnya merupakan modal penting yang dapat membawa banyak manfaat baik bagi diri sendiri maupun bagi orang lain. Lebih jauh lagi sikap kritis juga dapat menghadirkan perubahan.

Selain itu, sikap kritis ataupun gagasan-gagasan yang mahasiswa suarakan dapat menjadi bahan evaluasi terhadap jalannya pemerintahan, baik bagi eksekutif, legislatif maupun yudikatif.

Demikian disampaikan Dedi Mulyadi pada acara Pengenalan Kehidupan Kampus Bagi Mahasiswa Baru (PKKMB) Universitas Pasundan (Unpas) Tahun Akademik 2025/2026 di Sasana Budaya Ganesha (Sabuga) ITB, Kota Bandung, Selasa (16/9/2025).

"Hari ini bertemu dengan teman-teman mahasiswa Unpas, yang paling utama, saya mengapresiasi mahasiswa yang menyampaikan berbagai gagasan kritis bagi negara untuk melakukan evaluasi baik eksekutif, legislatif maupun yudikatif," ucap Dedi Mulyadi, yang akrab disapa KDM.

Baca Juga: KDM Geram Sampah Menggunung Lagi di Pasar Caringin, Ingatkan Pengelola Bisa Kena Pidana

"Terutama evaluasi tentang bagaimana negara efisien dalam melakukan pengelolaan keuangan dan berorientasi pada kemakmuran rakyat sehingga kebutuhan pokok dasar masyarakat terpenuhi," tambahnya.

Maka sejalan dengan itu, ucap KDM, civil society atau masyarakat madani juga harus tumbuh dalam bentuk karakter manusia yang kuat.

"(Sehingga) saya juga mengajak mahasiswa, kalau negara tidak boleh koruptif, mahasiswa juga tidak boleh koruptif sama orang tuanya. Tidak boleh menilap uang semesteran, tidak boleh boros," katanya.

"Karena itu prasyarat untuk membangun civil society yang kuat, yaitu pemimpinnya kuat, rakyatnya juga harus kuat. Pemimpinnya jujur, rakyatnya juga jujur, generasi penerusnya juga harus jujur," tegasnya.

Di samping itu, dalam menghadapi persaingan global, KDM mendorong perguruan tinggi dapat menyiapkan tenaga-tenaga terampil.

Ia mendorong link and match antara sistem pendidikan dan kebutuhan pasar lapangan kerja sehingga ilmu yang didapat di perguruan tinggi dapat diterapkan di kehidupan secara nyata.

"Problem pendidikan di kita itu antara kebutuhan pasar dengan lulusan perguruan tinggi tidak match. Nah itu yang harus segera dibenahi ke depan sehingga tenaga-tenaga Indonesia mampu menjawab tantangan pasar," ucapnya.

Maka dalam menghadapi kelulusan, seorang mahasiswa, ujar KDM, diharapkan dapat membuat suatu produk atau inovasi selain karya ilmiah.

Selain itu, civitas akademica juga perlu semakin peka terhadap kondisi lingkungan.

"Misalnya urusan sampah, yang paling banyak bermasalah biasanya malah di pusat-pusat kota, sementara perguruan-perguruan tinggi kebanyakan lokasinya di kota," tegasnya.

"Itulah apa yang ada dalam pikiran saya, sebaiknya ke depan skripsi, disertasi, tesis itu selain bentuk dalam karya tulis. Seseorang menjadi sarjana karena mempunyai produk," pungkas KDM. (adv)

Sumber: Humas Jabar

Berita Terkait
Berita Terkini