Dewan Pers: Wartawan Profesional dan Independen Kunci Jurnalisme Berkeadilan

Sukabumiupdate.com
Kamis 22 Mei 2025, 17:09 WIB
M. Busyro Muqodas saat memberikan sambutan melalui daring dalam pembukaan pelatihan dan Uji Kompetensi Wartawan di Bandung. (Sumber : SU/Ragil Gilang)

M. Busyro Muqodas saat memberikan sambutan melalui daring dalam pembukaan pelatihan dan Uji Kompetensi Wartawan di Bandung. (Sumber : SU/Ragil Gilang)

SUKABUMIUPDATE.com - Pelatihan Jurnalistik dan Uji Kompetensi Wartawan yang diselenggarakan Lembaga Pers Dr. Soetomo (LPDS) bekerja sama dengan BUMN Pegadaian resmi dibuka oleh Ketua Komisi Pendidikan, Pelatihan, dan Pengembangan Profesi Dewan Pers, Busyro Muqodas, bertempat di Bandung pada Rabu (21/5/2025).

Kegiatan ini akan berlangsung hingga 23 Mei 2025, diikuti oleh para jurnalis dari media berbagai daerah, seperti Sukabumi, Indramayu, Cianjur, Bogor, Tasikmalaya, dan tuan rumah Bandung.

Ketua Komisi Pendidikan, Pelatihan, dan Pengembangan Profesi Dewan Pers, M. Busyro Muqodas, hadir secara daring untuk memberikan sambutan pembukaan. Dalam pesannya, Busyro menekankan pentingnya pendidikan sebagai fondasi utama dalam praktik jurnalistik.

“Pendidikan menjadi kunci agar wartawan benar-benar menjadi profesional dan independen. Tanpa pendidikan yang memadai, mustahil jurnalis bisa menjaga integritas dan menjunjung etika profesi,” ujar Busyro dalam sambutannya melalui Zoom.

Baca Juga: Komaruddin Hidayat Ketua Dewan Pers Periode 2025/2028, Ini Susunan Lengkapnya

Ia menegaskan bahwa peran wartawan dan media haruslah menjadi pencerah bagi masyarakat, menyuarakan keadilan, serta menjaga nilai-nilai demokrasi. Dalam konteks ini, Busyro juga mengangkat kembali kasus kriminalisasi terhadap dua mantan pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Bibit Samad Rianto dan Chandra M. Hamzah, sebagai bukti bagaimana media mampu menjaga marwah institusi antirasuah.

“Pimpinan KPK saat itu berkomitmen kuat menegakkan kode etik dalam pemberantasan korupsi. Namun mereka malah dikriminalisasi. Berkat peran media, serta dukungan tokoh-tokoh kampus, keadilan akhirnya dapat ditegakkan,” kenang mantan Ketua KPK tersebut.

Busyro juga menyoroti pelaksanaan Pemilu 2014, 2019, dan 2024 yang seharusnya menjadi pesta demokrasi rakyat. Namun ia menyayangkan munculnya praktik-praktik yang ia sebut sebagai “Korupsi Demokrasi”.

“Secara prinsip, kedaulatan ada di tangan rakyat dan pemilu adalah momentum keterbukaan informasi. Tapi realitasnya tidak sesederhana itu. Kami menyimpulkan bahwa telah terjadi korupsi demokrasi,” ujar Busyro.

Di akhir sambutannya, ia kembali menegaskan bahwa semangat profesionalisme dan independensi harus menjadi ruh bagi setiap jurnalis. Hal itu menurutnya menjadi benteng terakhir dalam menjaga kualitas demokrasi dan keadilan di tengah masyarakat.

Pelatihan ini menjadi bagian dari komitmen LPDS dan BUMN Pegadaian sebagai mitra untuk terus meningkatkan kapasitas wartawan Indonesia, sekaligus mendorong terciptanya jurnalisme yang berintegritas.

Berita Terkait
Berita Terkini