16 Desember 1969, Kisah Perjalanan Terakhir Soe Hok Gie di Puncak Gunung Semeru

Jumat 16 Desember 2022, 15:15 WIB
(Ilustrasi) 53 tahun silam Soe Hok Gie meninggal dalam dekapan Gunung Semeru | Foto : Istimewa

(Ilustrasi) 53 tahun silam Soe Hok Gie meninggal dalam dekapan Gunung Semeru | Foto : Istimewa

SUKABUMIUPDATE.com - Soe Hok Gie, pria kelahiran 17 Desember 1942 dikenal sebagai seorang aktivis keturunan Tionghoa Indonesia yang kerap mengkritik pemerintah waktu itu.

Ia adalah mahasiswa Fakultas Sastra Universitas Indonesia Jurusan Sejarah tahun 1962–1969. Hingga sosoknya cukup dikenal di kalangan aktivis mahasiswa 1960-an.

Tepat hari ini 16 Desember 1969 (53 tahun silam) aktivis Soe Hok Gie meninggal dunia. Gie, sapaannya, menghembuskan napas terakhirnya saat mendaki Gunung Semeru. Ia diduga menghirup asap beracun dari kawah gunung itu.

Baca Juga: Mengenal Gunung Semeru, Salah Satu Gunung Tertinggi di Indonesia

Dirangkum dari berbagai sumber via Tempo, berikut kisah pendakian Soe Hok Gie yang berujung kematiannya.

Soe Hok Gie mendaki bersama rombongan. Kelompok pendaki itu terdiri dari Gie, Idhan Dhanvantari Lubis, Abdurrachman, Herman Onesimus Lantang atau Herman Lantang, Anton Wijaya, Rudy Badil, dan Freddy Lodewijk Lasut. Ada juga seorang wartawan Sinar Harapan, Aristides Katoppo.

Gie punya maksud, selain hendak menaklukkan gunung tertinggi di Jawa itu, dia ingin merayakan hari ulang tahunnya ke-27 di puncak Semeru.

Baca Juga: Berapa Hadiah yang Didapat Tim-tim Peserta Piala Dunia 2022? Simak Rinciannya

Gie ulang tahun pada 17 Desember, sehingga hari keberangkatan dipilih sebelum tanggal itu, 16 Desember. Mereka berangkat dari Stasiun Gambir, Jakarta Pusat, pukul 07.00 ke Stasiun Gubeng, Surabaya.

Bisa menaklukkan Semeru kala itu menjadi tantangan tersendiri. Pasalnya belum banyak pendaki yang mengunjunginya gunung ini.

Mereka berbekal buku panduan mendaki Gunung Semeru buatan Belanda, yang berusia hampir 40 tahun atau terbit pada 1930.

Baca Juga: 9 Artis Masuk Penjara di Tahun 2022, Termasuk Nikita Mirzani dan Rizky Billar

Rombongan pendaki itu disebut mengambil jalur yang tidak umum. Mereka melewati Kali Amprong dan mengikuti pematang Gunung Ayek Ayek hingga turun menuju Oro Oro Ombo.

Gie dan kawan-kawan mendirikan kemah di sana sebelum kemudian melanjutkan perjalanan ke Recopado. Sementara tenda dan tas mereka tinggal agar tak membebani perjalanan.

Saat di Oro Oro Ombo, mereka membagi tombol ke dalam dua kelompok. Kelompok pertama adalah Gie, Aristides, Rudy Badil, Anton Wijaya, Abdurrachman, dan Freddy.

Baca Juga: The Big 4 Film Laga Indonesia dengan Bumbu Komedi yang Wajib Ditonton

Sedangkan kelompok kedua terdiri dari Herman dan Idhan. Kelompok pertama tiba lebih dulu. Mereka berhasil mencapai puncak Semeru menjelang sore.

Sembari mengumpulkan tenaga, Gie menunggu kelompok Herman yang tertinggal. Namun, saat menunggu tersebut, tiba-tiba rekan Abdurrachman atau Maman mulai meracau. Aristides dan Freddy akhirnya memutuskan membawa Maman kembali ke shelter.

Tak lama berselang, kelompok kedua akhirnya sampai di puncak Semeru. Idham yang melihat Gie tengah duduk kemudian membersamainya. Sementara Herman tetap berdiri. Karena duduk itulah, Gie dan Idham diduga menghirup gas beracun yang massanya lebih berat dari oksigen.

Baca Juga: Sukabumi Tempo Doeloe: Propaganda Layar Tancap hingga Bioskop dari Masa ke Masa

Menurut kesaksian Herman, Gie tampak diam sebelum akhirnya menggelepar. Akibat keracunan gas tersebut, Gie dan Idham menjadi lemas. Gie dinyatakan meninggal beberapa saat kemudian. Tak lama berselang, Idham menyusul.Keduanya meninggal setelah menaklukkan Gunung Semeru. Tetapi Gie gagal merayakan ulang tahunnya yang ke-27 sehari setelahnya.

Evakuasi jenazah kedua pendaki terkendala karena jalur yang ekstrem. Berita tewasnya Gie dan Idham baru tersiar pada 22 Desember 1969 atau lima hari setelah kematian. Para pendaki ini sempat dikabarkan hilang.

Sehari sebelumnya, 21 Desember 1969, TNI Angkatan Laut mencoba mencari mereka. Tetapi pencarian terhalang kabut sehingga prosesnya semakin sulit.

Baca Juga: Bolehkah Konsumsi Buah Setelah Makan Besar? Ini Tips Sehat agar Manfaat Maksimal!

Jenazah Soe Hok Gie baru dimakamkan pada 24 Desember 1969 di Menteng Pulo. Tetapi kemudian, dipindahkan ke Pekuburan Kober Tanah Abang. Saat Pekuburan Kober dibongkar oleh Ali Sadikin pada 1975, keluarga dan kerabat menolak kuburan Gie dipindah.

Semula mereka memutuskan jasad aktivis mahasiswa itu dikremasi dan abunya ditebar di Gunung Pangrango. Namun, Gie kemudian dimakamkan yang saat ini menjadi lokasi Museum Taman Prasasti.

Sumber: Tempo.co/Hendrik Khoirul Muhid I SDA

Follow Berita Sukabumi Update di Google News
Editor :
Berita Terkait
Berita Terkini
Sukabumi26 April 2024, 23:14 WIB

Marwan Belum Terima 2 Partai Tambahan yang Akan Dukung Asjap di Pilkada Sukabumi, Kenapa?

Ketua DPD Partai Golkar Kabupaten Sukabumi, Marwan Hamami menyebut ada dua partai lagi yang ingin turut hadir pada acara deklarasi koalisi tiga partai dalam pengusungan pasangan bakal calon untuk maju di Pilkada 2024.
Marwan Hamami, Ketua DPD Partai Golkar Kabupaten Sukabumi | Foto : Asep Awaludin
Sukabumi26 April 2024, 23:09 WIB

Tiga Partai Resmi Berkoalisi, Marwan Beberkan Alasan Usung Asep Japar di Pilkada Sukabumi

Tiga partai yakni Golkar, Gerindra, dan PPP secara resmi berkoalisi untuk mengusung Asep Japar di Pilkada 2024
Ketua DPD Partai Golkar Kabupaten Sukabumi, Marwan Hamami menandatangani kesepakatan koalisi tiga partai Golkar, PPP dan Gerindra, Jumat (26/4/2024) | Foto : Asep Awaludin
Sukabumi26 April 2024, 21:49 WIB

Akibat Banjir, Toko Alat Listrik di Cidahu Sukabumi Alami Kerugian hingga Belasan Juta

Banjir yang terjadi di Kampung Pasirdoton, Desa Pasirdoton, Kecamatan Cidahu, Kabupaten Sukabumi, pada Kamis, 25 April 2024 membuat beberapa pihak mengalami kerugian yang cukup besar.
Sejumlah warga dan karyawan toko memindahkan barang yang sebelumnya terendam banjir di Kampung Pasirdoton, Desa Pasirdoton, Kecamatan Cidahu, Kabupaten Sukabumi | Foto : Ibnu Sanubari
Life26 April 2024, 21:05 WIB

6 Mental Miskin yang Membuat Hidup Anda Melarat di Masa Depan, Yuk Hindari!

Orang yang memelihara mental miskin tentu akan berpengaruh terhadap masa depannya, melarat atau berjaya. Itulah pentingnya hal ini.
Ilustrasi. Mental miskin yang wajib dijauhi. | Sumber foto : Pexels/Mehmet Turgut Kirkgoz
Life26 April 2024, 21:00 WIB

8 Sikap Baik Orang Sopan yang Membuatnya Dihargai dan Dihormati

Inilah Contoh Sikap Baik Orang Sopan yang Membuatnya Dihargai dan Dihormati. Apa Kamu Salah Satunya?
Ilustrasi - Sikap Baik Orang Sopan yang Membuatnya Dihargai dan Dihormati . (Sumber : Freepik.com)
Sukabumi26 April 2024, 20:57 WIB

Jelang Kongres, PAN Kabupaten Sukabumi Pastikan Dukung Zulhas Tiga Periode

DPD PAN Kabupaten Sukabumi menyatakan sikapnya untuk mendukung kembali Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan kembali melanjutkan kepemimpinan di periode ketiga pada masa jabatan 2025-2030.
Mansurudin, Ketua DPD PAN Kabupaten Sukabumi | Foto : Sukabumi Update
Life26 April 2024, 20:30 WIB

Kamu Akan Tetap Miskin Jika 10 Kebiasaan Ini Masih Terus Dilakukan!

Kebiasaan buruk dapat menghambat kemajuanmu dan membuatmu terjebak dalam jurang kemiskinan.
Ilustrasi - Kebiasaan buruk dapat menghambat kemajuanmu dan membuatmu terjebak dalam jurang kemiskinan. (Sumber : Freepik)
Inspirasi26 April 2024, 20:24 WIB

5 Kebiasaan Orang China yang Membuat Hidupnya Gampang Kaya dan Jauh dari Kemiskinan

Orang China memiliki kebiasaan yang membuat hidupnya selalu kaya dan jauh dari kehidupan miskin di masa depannya, apalagi di hari tuanya.
Ilustrasi. Kebiasaan orang china yang membuatnya hidup kaya. | Sumber foto : Pexels/Pixabay
Sukabumi26 April 2024, 20:09 WIB

Kades Ungkap Penyebab Banjir hingga Rendam Jalan dan 18 Rumah Warga di Cidahu Sukabumi

Data sementara terdampak banjir yang melanda Kampung Pasirdoton Desa Pasirdoton Kecamatan Cidahu Kabupaten Sukabumi, pada Kamis, 25 April 2024 bertambah
Kondisi jalan raya Cidahu dan rumah warga yang terendam banjir. (Sumber : Istimewa)
Life26 April 2024, 20:07 WIB

6 Cara Membaca Karakter Orang Pecundang di Sekitar Kita, Kenali Ciri-cirinya

Membaca karakter orang pecundang di sekitar kita sesungguhnya cukup mudah. Tentunya dengan mengenali beberapa karakter yang melekat di dalam dirinya.
Ilustrasi. Membaca karakter orang yang pecundang. | Sumber foto : Pexels/Mike Greer