Pro Kontra Pilkada di Tengah Pandemi, Muhammadiyah Sukabumi Beberkan Penolakannya

Minggu 27 September 2020, 00:10 WIB

SUKABUMIUPDATE.com - Komnas Hak Asasi Manusia (HAM) dan sejumlah ormas islam meminta pelaksanaan Pilkada serentak tahun 2020 ditunda.

Bukan tanpa alasan, permintaan itu berangkat dari kekhawatiran mereka bahwa ajang Pilkada tahun ini akan meningkatkan kasus Covid-19 di Indonesia. Sebab kita tahu, agenda pesta demokrasi tersebut identik dengan pengumpulan massa dalam jumlah yang tidak sedikit.

Tetapi, meski dihadapkan pada narasi antara hak hidup vs hak politik masyarakat, pemerintah, DPR, dan KPU tetap memutuskan tidak akan menunda Pilkada tersebut.

Di Kabupaten Sukabumi, kerumunan massa pendukung pasangan calon (paslon) dalam dua tahapan terakhir Pilkada, sulit dihindarkan. Di tengah tren kenaikan kasus konfirmasi positif Covid-19 di Kabupaten Sukabumi, kerumunan massa tersebut dikhawatirkan dapat memicu lahirnya klaster penyebaran baru, yakni klaster Pilkada.

Lalu bagaimana pelakasanaan tahapan Pilkada Sukabumi di tengah pandemi ini? Berikut wawancara eksklusif bersama Ketua Lembaga Hikmah dan Kebijakan Publik (LHKP) Pimpinan Daerah Muhammadiyah Sukabumi, Yana Fajar FY Basori, dalam acara Tamu Mang Koko Edisi 26 September 2020 di kantor redaksi sukabumiupdate.com.

Muhammadiyah adalah salah satu ormas yang hingga saat ini konsisten meminta Pilkada serentak 2020 ditunda, apa alasannya?

Alasan yang paling utama tentu adalah kemanusiaan. Argumentasi lainnya, politik itu kan sebenarnya mulia. Tujuannya untuk memastikan nilai-nilai kemanusiaan ini terpelihara. Kita tahu bahwa kondisi ini tidak bisa kemudian dibiarkan saja berjalan, sementara fenomena pandeminya semakin terus menguat. 

Ini juga berkaitan dengan ketentuan-ketentuan yang dibuat oleh KPU. Kalau tidak salah, KPU memiliki ketentuan bahwa Pilkada ini bisa ditunda jika wabah Covid-19 terus meningkat.

Jika Pilkada serentak ini ditunda, maka ada ratusan daerah yang kepemimpinannya akan dipegang oleh Penjabat Sementara (PJS), di mana kewenangan PJS ini tidak bisa mengambil kebijakan dalam hal-hal yang strategis, bagaimana tanggapan Anda?

Sama seperti argumentasi kita menghentikan aktivitas yang lain. Salat saja kita masih diatur karena wabah ini. Sekolah juga sama. Mengapa persoalan ini tidak bisa ditunda juga? Kalau hal lain bisa ditunda. Bahkan beberapa tempat di Indonesia yang melakukan Pilkades juga ditunda.

Terkait PJS, kita kan memiliki sistem hukum administrasi negara yang sudah mapan. Ketentuan itu kan sudah ada. Tidak ada yang terganggu (dengan adanya PJS). Justru yang terganggu itu ketika ide ini dipaksakan. Karena narasinya ingin mengutamakan kesehatan, tapi tindakannya mendorong untuk melakukan aktivitas sebaliknya.

Pertumbuhan ekonomi nasional kita di Kuartal II minus 5,32 persen. Lalu proyeksi di Kuartal III minus 1 hingga minus 2,9 persen. Salah satu komponen yang jatuh ialah konsumsi masyarakat. Sementara dana penyelenggaraan Pilkada Sukabumi sendiri mencapai Rp 83 miliar (KPU), belum belanja masing-masing paslon. Apakah justru Pilkada akan mendatangkan kemaslahatan karena membantu mengungkit daya beli masyarakat?

Saya pernah membaca penelitian tentang aspek Pilkada dan perputaran uang itu tidak seperti itu. Perputaran uangnya kan tidak semerata itu, karena hanya pada lingkaran tertentu. Kan hanya inner circle yang memiliki itu. Yang sampai pada masyarakat apa sih?

Kalau misalnya kita membaca pernyataan Presiden tentang mendahulukan penangulangan kesehatan dibanding ekonomi, kan itu sudah tepat. Tapi yang jadi masalah ini kan bedanya kata dengan tindakan. Artinya perputaran uang ini belum berdampak secara luas kepada ekonomi masyarakat.

Lalu bagaimana sikap Pimpinan Daerah Muhammadiyah Sukabumi menghadapi Pilkada ini?

Negara ini sedang melakukan arogansi konstitusi. Kita pahami Pemilu tahun lalu itu berapa yang meninggal? Jadi sekarang soal angka-angka peningkatan Covid-19 ini bagaimana? 

Saya khawatir kalau kediktatoran konstitusional ini dibiarkan terus. Siapa yang mau bertanggungjawab soal angka-angka kematian itu? Pertimbangan kita itu kan jelas bahwa menolak kemudharatan itu diutamakan ketimbang mengambil maslahat.

Simak selengkapnya di acara Tamu Mang Koko Edisi 26 September 2020.

Follow Berita Sukabumi Update di Google News
Editor :
Berita Terkini
Sukabumi20 April 2024, 13:07 WIB

SPI Soroti Reforma Agraria Eks HGU PT Sugih Mukti Warungkiara Sukabumi

Reforma agraria mengatur dua poin yaitu terkait penataan aset dan penataan akses.
Ketua SPI Sukabumi Rozak Daud. | Foto: Istimewa
Life20 April 2024, 13:00 WIB

Tanda-tanda Seseorang Berbohong, Ini yang Harus Diwaspadai!

Seseorang yang berbohong mungkin memiliki ekspresi wajah yang tidak sejalan dengan kata-kata atau situasi yang mereka ceritakan.
Ilustrasi. Pinokio yang identik dengan anak Berbohong. Sumber : pixabay/anotherjustice2
Inspirasi20 April 2024, 12:59 WIB

Jana Madinah Wisata Buka Cabang di Sukabumi, Hadirkan Layanan Haji Furoda dan Umrah

Bagi masyarakat yang ingin menggunakan jasa Jana Madinah Wisata Sukabumi, bisa mendatangi kantornya di Pasar Modern Blok A no.6 Palabuhanratu.
Kepala Cabang Jana Madinah Wisata Sukabumi, Nurlela. (Sumber : Istimewa)
Sukabumi20 April 2024, 12:50 WIB

Optimalisasi Pompanisasi, Sekda Kota Sukabumi Rapat Koordinasi di Gedung Sate

Peningkatan sistem irigasi menjadi fokus utama dalam rakor ini.
Sekda Kota Sukabumi Dida Sembada menghadiri Rakor Sekda Kabupaten/Kota se-Jawa Barat di Ruang Papandayan Gedung Sate, Bandung, Jumat, 19 April 2024. | Foto: Dokpim Kota Sukabumi
Sehat20 April 2024, 12:30 WIB

Ini 7 Penyebab Stres yang Tidak Boleh Disepelekan, Yuk Jaga Kesehatan Mental!

Penyebab stres oleh masing-masing orang sangat beragam. Tapi, ada beberapa pemicu yang biasanya bisa terjadi demikian.
Ilustrasi. Memahami penyebab orang stres. Sumber foto : Pexels/cottonbro studio
Sukabumi20 April 2024, 12:05 WIB

Buruh di Sukabumi Ngaku Kaki Terlindas Ban Forklift saat Kerja, Kini Gaji Belum Dibayar

Nurrohman mengaku kecelakaan kerja ini sempat membuatnya tidak dapat berjalan.
Nurrohman (45 tahun) memperlihatkan kakinya yang pernah terlindas ban forklift saat bekerja di PT Bahtera Dingga Jaya (BDJ) di Kecamatan Cikembar, Kabupaten Sukabumi. | Foto: SU/Asep Awaludin
Life20 April 2024, 12:00 WIB

6 Cara Ampuh Menghadapi Catcalling, Wanita Wajib Tahu!

Catcalling dapat berupa seruan, lirikan, isyarat tubuh yang tidak pantas, atau komentar yang merendahkan dan merendahkan martabat seseorang.
Ilustrasi. Cara Mencegah Catcalling. Sumber : pixabay/fkpsiclgy12
Jawa Barat20 April 2024, 11:11 WIB

Pemerintah Siapkan Pompanisasi untuk Dongkrak Produksi Beras Termasuk di Sukabumi

ementerian mengantisipasi hal-hal semacam itu agar tak menghambat produksi padi. Salah satunya lewat program pompanisasi di setiap daerah.
Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Sukabumi Ade Suryaman mengikuti rapat koordinasi ketahanan pangan dan produktivitas pertanian di Jawa Barat, di Gedung Sate, Bandung, Kamis, 18 April 2024 (Sumber: dokpim)
Sehat20 April 2024, 11:00 WIB

5 Minuman Tinggi Protein Purin yang Tidak Dianjurkan untuk Penderita Asam Urat

Cara mengelola keinginan penderita asam urat konsumsi asupan tinggi protein purin bisa dengan mengonsumsi banyak buah-buahan, sayuran, biji-bijian utuh, dan protein nabati rendah lemak, serta membatasi konsumsi daging merah, makanan laut, dan alkohol.
Kopi. Salah Satu Minuman Tinggi Protein Purin yang Tidak Dianjurkan untuk Penderita Asam Urat. (Sumber : pexels.com/ChevanonPhotography)
Keuangan20 April 2024, 10:46 WIB

Buruh di Sukabumi: Kami Berjuang Sendirian! Mediasi Tunggakan Upah Kembali Buntu

proses mediasi turut dihadiri oleh para petinggi perusahaan yakni HRD, Personalia, PPIC, kepala produksi, direktur utama hingga penasehat perusahaan serta dihadiri sekurangnya 60 eks buruh.
Puluhan eks-buruh PT Bahtera Dingga Jaya (BDJ) kembali melakukan mediasi bersama Pihak Perusahaan untuk memperjuangkan haknya datangi Disnakertrans (Sumber: istimewa)