Perlawanan Pribumi di Balik Hancurnya Tank Perang Dunia II Inggris di Sukabumi

Senin 23 Januari 2023, 14:03 WIB
Ilustrasi tank Sherman Inggris. | Foto: Istimewa

Ilustrasi tank Sherman Inggris. | Foto: Istimewa

SUKABUMIUPDATE.com - Sukabumi menjadi lokasi perlawanan pribumi terhadap Inggris yang mengakibatkan tank legendaris Perang Dunia II hancur. Letnan Kolonel Eddie Soekardi menjadi aktor dalam kisah itu. Awal 2021, sukabumiupdate.com pernah menulis ini. Namun, tak ada salahnya kembali membaca perlawanan tersebut.

Eddie layak bangga lantaran sebagai Komandan Resimen III TKR (Tentara Keamanan Rakyat) yang membawahi Bogor, Sukabumi, dan Cianjur, pada 1945-1946, berhasil menyusun strategi yang membuat tentara Inggris (berpengalaman di palagan Burma, Malaya, dan Singapura) kocar-kacir di sepanjang jalur Bojongkokosan, Sukabumi, Cianjur, pada Desember 1945 dan Maret 1946.

Dilansir dari Historia, peristiwa itu membuat Inggris mengalami kekalahan parah dan menyebabkan ratusan serdadunya gugur, luka-luka, hingga 150 kendaraan tempur mereka hancur (termasuk tank Sherman yang legendaris dalam Perang Dunia II).

Baca Juga: Membaca Kembali Kisah Cibadak Sukabumi yang Hancur oleh Bom Pesawat Inggris

April 2014, Eddie menuturkan taktik hit and run dan pengarahan sniper di sepanjang jalur peperangan menjadi strategi yang digunakannya dalam melawan Inggris. Bahkan dalam suatu pertempuran, salah satu pimpinan batalion Inggris berhasil ditewaskan.

Apa yang dikatakan Eddie selaras dengan catatan dalam buku "The Fighting Cock: The Story of The 23rd Indian Division" karya Kolonel AJF Doulton. Dalam buku tersebut Doulton bercerita tentang seramnya "neraka Sukabumi-Cianjur bagi militer Inggris". "Inilah Perang Jawa sesungguhnya bagi kami," tulis Doulton.

Pengamat sejarah Sukabumi Irman Firmansyah mengungkapkan Eddie yang merupakan putra RH Didi Sukardi adalah lulusan Pembela Tanah Air (PETA) Bogor yang kemudian ditempatkan di Palabuhanratu.

"Sesudah proklamasi beliau menjadi Wakil Ketua Badan Keamanan Rakyat (BKR). Lalu menjadi ketua BKR dan terlibat dalam pengambilalihan kekuasaan di Sukabumi. Saat itu Inggris mengalihkan jalur perbekalan lewat Sukabumi karena diserang di Jalur Cikampek," kata Irman kepada sukabumiupdate.com.

Baca Juga: Angan Bung Karno di Sukabumi: Sulap Palabuhanratu Jadi Las Vegas Indonesia

Melalui Maklumat Pemerintah tanggal 5 Oktober 1945, BKR diubah menjadi TKR. Setelah mengalami beberapa kali perubahan nama, akhirnya menjadi Tentara Nasional Indonesia (TNI).

Irman yang juga penulis buku "Soekaboemi the Untold Story" mengatakan Perang Konvoi melawan Inggris tersebut sebenarnya berlangsung selama dua kali yakni pada Desember 1945 dan Maret 1946.

Salah satu penyebab terjadinya Perang Konvoi I adalah karena Inggris tidak melibatkan TKR dalam mengembalikan para tawanan dan perbekalan. Padahal sebelumnya Inggris dan Indonesia bersepakat akan melibatkan TKR dalam pengembalian tawanan dan perbekalan tersebut.

Irman mengatakan yang dimaksud para tawanan adalah orang-orang Eropa yang sebelumnya ditahan oleh Jepang.

"Saat Jepang kalah, namun sekutu belum datang, para tawanan masih di bawah pengawasan Jepang dan sebagian di bawah pengawasan pemerintah setempat. Nah dalam pengembalian tawanan itu, sayangnya Inggris tidak mematuhi kesepakatan dan main kirim-kirim saja melewati area kekuasaan TKR. Bahkan mereka sempat pula mengambil tawanan di Ubrug tanpa sepengetahuan TKR dan pemerintah setempat," kata Irman.

Sementara penyebab Perang Konvoi II adalah untuk mencegah Bandung dikuasai Inggris.

Baca Juga: Membongkar Sejarah Nayor di Cibadak, Topik Skripsi Mahasiswa Asal Sukabumi

Irman juga merinci titik yang menjadi lokasi Perang Konvoi. Ia mengatakan Perang Konvoi I terjadi di Bojongkokosan, Kampung Ongkrak Pamuruyan, Karangtengah Cibadak, Degung Kota Sukabumi, dan Sukaraja. Sementara Perang Konvoi II terjadi di Kampung Ongkrak Pamuruyan, Cikukulu, Degung Kota Sukabumi, Sukaraja, Gekbrong Cianjur, Cikaret, dan Ciranjang.

"Saat Perang Konvoi I Cibadak dibombardir pesawat Inggris," ujarnya.

Selain di Sukabumi, pasukan Inggris juga dibuat tidak berdaya di Cianjur. Soeroso disebut menjadi pimpinan gerilyawan kota yang berhasil mengganggu pergerakan Batalion 3/3 Gurkha Rifles (kesatuan elite militer Inggris yang diperkuat orang-orang Gurkha) dari Bandung ke Sukabumi.

Bersama gerilyawan lain dari Batalion 3 Resimen III TRI, Lasykar Hizbullah dan Sabilillah, Pesindo, Lasykar BBRI atau Barisan Banteng Republik Indonesia cabang Cianjur-Sukabumi pimpinan Soeroso menyerang Batalion 3/3 Gurkha Rifles yang diperkuat tank Sherman, panser Wagon, brencarrier, dan sejumlah truk berisi pasukan.

Meskipun hanya menggunakan molotov cocktail (bom sederhana yang terbuat dari botol yang diisi bensin dan disertai sumbu) dan sejumlah pucuk senjata, mereka berhasil melakukan serangan terstruktur dari sudut-sudut pertokoan dan lorong-lorong rumah yang berderet di sepanjang pusat kota Cianjur.

Bagi para serdadu Gurkha Rifles, situasi itu cukup membingungkan dan mereka hanya bisa bertahan dan membalas serangan tersebut sekenanya dari balik kendaran-kendaraan tempur.

Baca Juga: Dua Wisatawan Tewas Tenggelam, Mbah Jalun dalam Sejarah Situ Gunung Sukabumi

Ketidakberdayaan salah satu satuan elite militer Inggris dalam Perang Dunia II tersebut menjadi bukti orang-orang Indonesia mengalami kemajuan dan semakin militan. Eddie mencatat keberlangsungan perang itu dari perspektif tentara Indonesia.

Dalam Perang Konvoi Sukabumi-Cianjur 1946 tersebut, lelaki kelahiran Sukabumi pada 18 Februari 1916 ini menulis bahwa faktor paling signifikan yang menyebabkan unggulnya TKR dan lasykar adalah semangat tinggi dan bantuan rakyat.

Setelah menaklukan Inggris di Sukabumi, karier militer Eddie melejit. Selepas menjabat Kepala Staf Brigade Guntur di Tasikmalaya, dia didapuk menjadi Komandan Brigade 14 Divisi Siliwangi dan sukses memadamkan perlawanan Front Demokrasi Rakyat Partai Komunis Indonesia atau FDR PKI di Kedu, Jawa Tengah.

Namun sayang, saat kembali ke Jawa Barat pascalong march Divisi Siliwangi pada 1948, Eddie ditangkap oleh militer Belanda di Ciamis.

Penangkapan tersebut membuat heboh Divisi Siliwangi dan Markas Besar TNI di Yogyakarta. Namun menurut versi buku "Siliwangi dari Masa ke Masa", Eddie sebenarnya tidak ditangkap, tetapi secara sepihak tanpa koordinasi dengan Panglima Divisi dan pimpinan TNI melakukan gencatan senjata dengan militer Belanda di Ciamis.

Selepas perang, Eddie sempat menjadi panglima di Kalimantan. Namun dia mengakhiri kariernya sebagai tentara pada 1957 dengan pangkat kolonel. Selanjutnya dia banyak berkiprah di dunia bisnis.

Pada 5 September 2014, Eddie meninggal dunia di Bandung. Meskipun tidak banyak orang tahu mengenai perjuangannya, namun sejarah mencatat dia adalah salah satu komandan gerilyawan Indonesia yang disegani militer Inggris pada 1946.

Follow Berita Sukabumi Update di Google News
Berita Terkait
Berita Terkini
Inspirasi20 April 2024, 15:00 WIB

Lowongan Kerja untuk Lulusan D3 di Perusahaan Makanan Wilayah Bandung

Berikut Informasinya Lowongan Kerja untuk Lulusan D3 di Perusahaan Makanan Wilayah Bandung. Jobseeker Ayo Daftar!
Ilustrasi. Lowongan Kerja untuk Lulusan D3 di Perusahaan Makanan Wilayah Bandung. | Foto: Pixabay
Sukabumi Memilih20 April 2024, 14:41 WIB

Punya 10 Kursi! PKS-PAN Satu Fraksi di DPRD Sukabumi, Siap Seperahu untuk Pilkada 2024

Dalam pilkada serentak 2024, diperlukan persyaratan minimal 20 persen kursi parlemen untuk mencalonkan bupati/wakil bupati.
Pertemuan PKS dan PAN di Aula Kantor DPD PKS Kabupaten Sukabumi di Kecamatan Cisaat, Kabupaten Sukabumi, Sabtu (20/4/2024). | Foto: Istimewa
Sehat20 April 2024, 14:00 WIB

Dampak Stres Bagi Kesehatan: 7 Penyakit yang Bisa Mengancam Tubuh

Dampak stres sangat buruk bagi kesehatan tubuh. Itulah mengapa waspada dengan gejala gangguan kejiwaan adalah hal yang penting.
Ilustrasi. Dampak stres bagi kesehatan tubuh. Sumber Foto : Pexels/Andrea Piacquadio
Sukabumi20 April 2024, 13:07 WIB

SPI Soroti Reforma Agraria Eks HGU PT Sugih Mukti Warungkiara Sukabumi

Reforma agraria mengatur dua poin yaitu terkait penataan aset dan penataan akses.
Ketua SPI Sukabumi Rozak Daud. | Foto: Istimewa
Life20 April 2024, 13:00 WIB

Tanda-tanda Seseorang Berbohong, Ini yang Harus Diwaspadai!

Seseorang yang berbohong mungkin memiliki ekspresi wajah yang tidak sejalan dengan kata-kata atau situasi yang mereka ceritakan.
Ilustrasi. Pinokio yang identik dengan anak Berbohong. Sumber : pixabay/anotherjustice2
Inspirasi20 April 2024, 12:59 WIB

Jana Madinah Wisata Buka Cabang di Sukabumi, Hadirkan Layanan Haji Furoda dan Umrah

Bagi masyarakat yang ingin menggunakan jasa Jana Madinah Wisata Sukabumi, bisa mendatangi kantornya di Pasar Modern Blok A no.6 Palabuhanratu.
Kepala Cabang Jana Madinah Wisata Sukabumi, Nurlela. (Sumber : Istimewa)
Sukabumi20 April 2024, 12:50 WIB

Optimalisasi Pompanisasi, Sekda Kota Sukabumi Rapat Koordinasi di Gedung Sate

Peningkatan sistem irigasi menjadi fokus utama dalam rakor ini.
Sekda Kota Sukabumi Dida Sembada menghadiri Rakor Sekda Kabupaten/Kota se-Jawa Barat di Ruang Papandayan Gedung Sate, Bandung, Jumat, 19 April 2024. | Foto: Dokpim Kota Sukabumi
Sehat20 April 2024, 12:30 WIB

Ini 7 Penyebab Stres yang Tidak Boleh Disepelekan, Yuk Jaga Kesehatan Mental!

Penyebab stres oleh masing-masing orang sangat beragam. Tapi, ada beberapa pemicu yang biasanya bisa terjadi demikian.
Ilustrasi. Memahami penyebab orang stres. Sumber foto : Pexels/cottonbro studio
Sukabumi20 April 2024, 12:05 WIB

Buruh di Sukabumi Ngaku Kaki Terlindas Ban Forklift saat Kerja, Kini Gaji Belum Dibayar

Nurrohman mengaku kecelakaan kerja ini sempat membuatnya tidak dapat berjalan.
Nurrohman (45 tahun) memperlihatkan kakinya yang pernah terlindas ban forklift saat bekerja di PT Bahtera Dingga Jaya (BDJ) di Kecamatan Cikembar, Kabupaten Sukabumi. | Foto: SU/Asep Awaludin
Life20 April 2024, 12:00 WIB

6 Cara Ampuh Menghadapi Catcalling, Wanita Wajib Tahu!

Catcalling dapat berupa seruan, lirikan, isyarat tubuh yang tidak pantas, atau komentar yang merendahkan dan merendahkan martabat seseorang.
Ilustrasi. Cara Mencegah Catcalling. Sumber : pixabay/fkpsiclgy12