Pengaruh Hujan Lebat Terhadap Kualitas Air dan Kesehatan Masyarakat

Sabtu 07 Desember 2024, 10:30 WIB
Ilustrasi Sumber Air Bersih (Sumber : Freepik)

Ilustrasi Sumber Air Bersih (Sumber : Freepik)

SUKABUMIUPDATE.com - Hujan lebat yang sering terjadi dapat membawa dampak serius terhadap kualitas air dan kesehatan masyarakat. Meskipun penting untuk kelangsungan ekosistem, sering kali mengarah pada pencemaran air dan meningkatnya risiko penyakit yang ditularkan melalui air. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah mengidentifikasi hubungan yang erat antara perubahan iklim, kualitas air, dan kesehatan masyarakat, yang semakin relevan seiring meningkatnya intensitas hujan lebat di berbagai belahan dunia.

1. Dampak Hujan Lebat terhadap Kualitas Air

Menurut WHO, hujan lebat berpotensi menyebabkan pencemaran pada sumber daya air yang digunakan untuk konsumsi manusia. Ketika hujan turun dalam volume besar, air hujan yang mengalir ke permukaan tanah dapat membawa berbagai polutan dari permukaan, seperti limbah domestik, sampah, bahan kimia dari sektor industri, serta kotoran hewan dan manusia. Polutan ini dapat mengalir ke sungai, danau, atau sumur yang merupakan sumber utama air bersih bagi masyarakat.

Berdasarkan panduan WHO, pencemaran air ini meningkatkan risiko terkontaminasi oleh mikroorganisme patogen, seperti bakteri dan virus, yang dapat menyebabkan penyakit diare dan infeksi lainnya. Selain itu, keberadaan bahan kimia berbahaya, seperti pestisida dan logam berat, dapat merusak kualitas air dalam jangka panjang dan menurunkan keamanannya untuk dikonsumsi.

Baca Juga: Kurangi Hujan di Sukabumi Cianjur, BNPB dan BMKG Siapkan Teknologi Modifikasi Cuaca

2. Penyebaran Penyakit yang Dapat Ditularkan Melalui Air

WHO dalam berbagai penelitiannya menyatakan bahwa hujan lebat yang menyebabkan banjir meningkatkan risiko penyebaran penyakit yang ditularkan melalui air. Banjir membawa air yang terkontaminasi ke dalam rumah dan fasilitas umum, memperburuk sanitasi dan mempercepat penyebaran penyakit. Beberapa penyakit yang sering terkait dengan pencemaran air, antara lain:

  • Diare: Penyakit yang sering muncul akibat konsumsi air yang tercemar bakteri atau virus patogen.
  • Kolera: Penyakit yang ditularkan melalui air yang terkontaminasi bakteri Vibrio cholerae.
  • Leptospirosis: Penyakit yang disebabkan oleh bakteri Leptospira yang sering ditemukan pada air yang tercemar oleh urin hewan, terutama tikus.

WHO menekankan bahwa kerentanannya meningkat pada wilayah yang tidak memiliki akses memadai terhadap sanitasi dan pengolahan air bersih yang memadai, terutama di daerah yang sering dilanda banjir.

3. Dampak pada Infrastruktur dan Akses Air Bersih

Hujan lebat seringkali merusak infrastruktur pengelolaan air, seperti pipa distribusi air bersih dan sistem saluran drainase. Hal ini dapat menyebabkan terputusnya pasokan air bersih untuk waktu yang lama. Ketika sistem pengelolaan air rusak, air yang tersedia mungkin terkontaminasi, mengancam kesehatan masyarakat.

Menurut WHO, sangat penting untuk memastikan bahwa infrastruktur pengelolaan air mampu bertahan terhadap kondisi cuaca ekstrem, termasuk hujan lebat, untuk menjaga pasokan air bersih yang aman. Sebagai tambahan, WHO menganjurkan penggunaan sistem pemurnian air, seperti klorinasi dan penyaringan, untuk memastikan bahwa air yang digunakan untuk konsumsi aman dari kontaminasi bakteri dan bahan kimia berbahaya.

4. Perubahan Ekosistem Perairan

Selain dampak langsung terhadap kualitas air, hujan lebat juga dapat mengubah ekosistem perairan, terutama di daerah dengan aliran sungai dan danau yang sensitif terhadap perubahan iklim. Ketika volume air yang besar mengalir ke badan perairan, sedimentasi dan bahan-bahan kimia yang terbawa dapat mengubah pH air dan mengganggu kehidupan akuatik.

WHO mencatat bahwa perubahan dalam ekosistem perairan ini dapat mempengaruhi ketersediaan makanan bagi masyarakat yang bergantung pada perikanan sebagai sumber protein utama mereka. Selain itu, kerusakan ekosistem juga dapat memperburuk kualitas air dan membuatnya lebih rentan terhadap pencemaran mikrobiologis.

5. Langkah-langkah Mitigasi

Untuk memitigasi dampak hujan lebat terhadap kualitas air dan kesehatan masyarakat, WHO menyarankan beberapa langkah penting, antara lain:

  • Peningkatan Infrastruktur Sanitasi dan Drainase: Investasi dalam pembangunan saluran drainase yang baik dan sistem sanitasi yang efektif untuk menangani volume air hujan yang besar dapat mengurangi risiko banjir dan pencemaran air.
  • Peningkatan Sistem Pemurnian Air: Peningkatan kapasitas pengolahan air untuk memastikan air yang didistribusikan kepada masyarakat aman untuk dikonsumsi.
  • Edukasi Masyarakat: WHO mendorong kampanye edukasi bagi masyarakat untuk memahami pentingnya menjaga kebersihan air, pengelolaan sanitasi yang baik, serta cara-cara mencegah penyakit yang ditularkan melalui air.
  • Pengelolaan Sumber Daya Alam yang Berkelanjutan: Menjaga keberlanjutan ekosistem perairan dengan melakukan konservasi dan perlindungan terhadap sumber daya alam di daerah-daerah rawan hujan lebat.

Hujan lebat yang membawa dampak besar terhadap kualitas air dapat berakibat pada masalah kesehatan masyarakat, terutama di daerah-daerah dengan sistem pengelolaan air yang buruk. Pencemaran air dan penyebaran penyakit yang ditularkan melalui air menjadi tantangan yang harus dihadapi dengan serius. Berdasarkan rekomendasi dari WHO, langkah-langkah mitigasi yang melibatkan infrastruktur yang baik, pengelolaan sanitasi yang efektif, serta edukasi kepada masyarakat sangat penting untuk meminimalkan dampak buruk hujan lebat terhadap kesehatan dan kualitas air. Dengan pengelolaan yang tepat, kualitas hidup masyarakat dapat terjaga meskipun menghadapi kondisi cuaca ekstrem.

Baca Juga: Belasan Warga Mengungsi Akibat Pergerakan Tanah Di Desa Panumbangan Sukabumi

Sumber : World Health Organization (WHO)

Follow Berita Sukabumi Update di Google News
Simak breaking news Sukabumi dan sekitarnya langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita SukabumiUpdate.com WhatsApp Channel : https://whatsapp.com/channel/0029VaXv5ii0LKZ6hTzB9V2W. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.
Berita Terkait
Life

6 Mitos dan Fakta Seputar Musim Hujan

Kamis 05 Desember 2024, 11:16 WIB
6 Mitos dan Fakta Seputar Musim Hujan
Berita Terkini
Sukabumi12 Februari 2025, 20:43 WIB

Dinas PU Sukabumi Babat Rumput di Ruas Jalan Sundawenang-Bojonggenteng

Dinas Pekerjaan Umum (PU) Kabupaten Sukabumi melalui UPTD PU Wilayah III Cicurug terus melakukan pemeliharaan rutin pada bahu jalan, salah satunya dengan pemotongan rumput di ruas Jalan Sundawenang - Bojonggenteng
Babat rumput di ruas jalan Sundawenang-Bojonggenteng Sukabumi | Foto : Ibnu Sanubari
Sukabumi12 Februari 2025, 20:34 WIB

Pemkab Sukabumi Melalui DPMPTSP Percepat Layanan PBG Bagi MBR di Mal Pelayanan Publik

Percepatan layanan PBG bagi MBR ini dalam rangka mendukung percepatan program 3 juta rumah. Berikut syarat mendapatkannya
Petugas DPMPTSP Kabupaten Sukabumi di Mal Pelayanan Publik siap memberikan layanan terbaik. (Sumber : Dok. DPMPTSP)
Food & Travel12 Februari 2025, 20:30 WIB

View Pepohonan Hijau, Wisata Bukit di Ciwidey Bandung Ini Instagrammable Banget!

Bukit Jamur Rancabolang adalah tempat yang ideal untuk menikmati keindahan alam dan mengabadikan momen-momen indah.
Wisata Bukit di Ciwidey Bandung dengan View Pohon Cemara yang Instagrammable. Foto: IG/@smiling.westjava
Science12 Februari 2025, 20:04 WIB

Fenomena Bulan Purnama Salju Akan Terjadi Malam Ini 12 Februari, Begini Cara Melihatnya!

Bulan Purnama Salju atau Snow Moon adalah fenomena alam yang terjadi ketika Bulan berada pada fase penuh di bulan Februari.
Ilustrasi - Bulan Purnama Salju atau Snow Moon adalah fenomena alam yang terjadi ketika Bulan berada pada fase penuh di bulan Februari. (Sumber : Pixabay.com/@Prettysleepy).
Sukabumi12 Februari 2025, 20:04 WIB

Abah Abun Kecewa Dicoret dari Juru Kunci Gunung Winarum: Konflik dengan Pemdes Cisolok

Surat yang ditandatangani Kepala Desa Cisolok, Hendi Sunardi, pada 20 Januari 2025 lalu yang menegaskan bahwa Abah Abun tak lagi menjadi bagian dari kepengurusan.
Abah Abun Juru kunci Keramat Gunung Winarum, Karang Hawu, Kecamatan Cisolok, Kabupaten Sukabumi | Foto : Ilyas Supendi
Sukabumi12 Februari 2025, 20:01 WIB

Perbaikan Infrastruktur Terdampak Bencana Jadi Prioritas UPTD PU Jampangkulon di Musrenbangcam

Rudi AB, Kepala UPTD PU Wilayah Jampangkulon menyampaikan bahwa sesuai tema, infrastruktur menjadi isu utama dalam pembahasan Musrenbang tahun ini.
UPTD PU Wilayah Jampangkulon Sukabumi saat menghadiri Musrenbang Kecamatan untuk RKPD 2026. (Sumber : Istimewa)
Entertainment12 Februari 2025, 20:00 WIB

Perjalananan Karir Linkin Park yang Bakal Konser di Jakarta 16 Februari 2025

Grup band rock asal Amerika Serikat, Linkin Park akan menyapa penggemar di Indonesia lewat konser From Zero World Tour 2025 yang bakal digelar pada Minggu, 16 Februari 2025.
Perjalananan Karir Linkin Park yang Bakal Konser di Jakarta 16 Februari 2025 (Sumber : Instagram/@linkinpark)
Inspirasi12 Februari 2025, 19:30 WIB

Kemitraan Global IFPIM Jamin Keragaman Bahasa & Konten Jurnalistik dalam Teknologi AI

IFPIM Resmi Meluncurkan Kemitraan Global untuk Jamin Keragaman Bahasa dan Konten Jurnalistik dalam Teknologi AI
IFPIM Luncurkan Kemitraan Global untuk Jamin Keragaman Bahasa dan Konten Jurnalistik dalam Teknologi AI (Sumber : Ist)
Musik12 Februari 2025, 19:30 WIB

Kembali ke Dunia Musik, Suzy Bakal Rilis Lagu Baru Berjudul Come back

Penyanyi sekaligus aktris asal Korea Selatan, Suzy akan comeback sebagai solois dengan merilis lagu baru Senin, 17 Februari 2025 pukul 16.00 WIB mendatang.
Kembali ke Dunia Musik, Suzy Bakal Rilis Lagu Baru Berjudul Come back (Sumber : Instagram/@skuukzy)
Sukabumi12 Februari 2025, 19:24 WIB

UPP Cicurug Sukabumi Gelar Kursus Komputer Gratis untuk Pelajar SD

Untuk pendaftaran, peserta cukup datang langsung ke UPP Cicurug, di mana promosi program ini juga dilakukan kepada para anggota perpustakaan.
Administrasi UPP Cicurug Ria Risnawati di kantor UPP Cicurug Diarpus Kabupaten Sukabumi. (Sumber : SU/Ibnu)