Diberi Ramuan Daun Kecipir Bayi 54 Hari Meninggal, Ini Kata Dokter

Kamis 19 Januari 2023, 20:30 WIB
Ilustrasi. Bayi usia 54 hari yang meninggal setelah diberi ramuan daun kecipir cukup menyita perhatian publik | Foto: YouTube/Asian Garden 2 Table

Ilustrasi. Bayi usia 54 hari yang meninggal setelah diberi ramuan daun kecipir cukup menyita perhatian publik | Foto: YouTube/Asian Garden 2 Table

SUKABUMIUPDATE.com - Kasus bayi berusia 54 hari yang meninggal dunia setelah diberi ramuan tradisional bisa menjadi pembelajaran untuk para orang tua.

Sebelumnya ramai diberitakan jika seorang bayi berusia 54 hari meninggal dunia setelah mendapatkan ramuan daun kecipir dan kencur.

Melansir dari Tempo.co, bayi itu dilaporkan mengalami sesak nafas dan infeksi paru-paru usai meminum ramuan tersebut.

Baca Juga: Orang Tua Wajib Tahu, Begini Cara Mencegah Ruam Popok pada Bayi

Ketua Umum Perkumpulan Dokter Pengembang Obat Tradisional dan Jamu Indonesia (PDPOTJI), Dr. (Cand.) dr. Inggrid Tania, M.Si, menuturkan daun kecipir mentah mengandung sedikit zat beracun, yakni sianida, yang tidak bisa diterima bayi.

"Umumnya ramuan tradisional berupa air perasan, misalnya air perasan daun kecipir didapatkan dari daun kecipir yang mentah. Zat toksik ini walau jumlahnya sedikit tentu tidak bisa diterima bayi sehingga bayi tersebut akhirnya meninggal," ujarnya.

Menurutnya, bayi berusia di bawah usia 6 bulan seharusnya hanya mendapatkan ASI eksklusif atau jika tidak bisa diberikan ASI eksklusif, dia semata dapat diberikan susu formula. Ini karena sistem pencernaan dan imunitas tubuhnya belum sempurna.

Baca Juga: Kisah Masjid di Cibadak Sukabumi, Berdiri di Area Proyek Jembatan Pamuruyan Baru

Dia mengakui, sebagian bayi berusia 1-2 bulan pada zaman dulu diberikan makanan selain ASI seperti pisang dan perasan kurma.

Tetapi, ini tak bisa membuat masyarakat dapat menggeneralisasi makanan selain ASI akan aman untuk semua bayi di bawah usia 6 bulan.

Di sisi lain, bayi di bawah usia 6 bulan juga biasanya rentan ada alergi tertentu sehingga tidak bisa menerima beberapa jenis makanan, misalnya dari golongan kacang-kacangan seperti kecipir.

Baca Juga: Lirik dan Terjemahan Lagu You & I Oleh Diego Gonzales

"Dia (kecipir) kaya protein. Jadi tidak hanya di pods kecipirnya tetapi juga di daunnya juga mengandung protein, yang seringkali belum bisa diterima oleh bayi di bawah usia 6 bulan," tuturnya.

Tanda alergi

Sesak napas merupakan salah satu tanda alergi, seperti dialami bayi yang meninggal tersebut. Tania menduga bayi itu kemungkinan memiliki alergi terhadap protein kacang-kacangan, termasuk kecipir.

"Jadi, dugaan saya bayi tersebut ada alergi terhadap protein kacang-kacangan, termasuk kecipir maupun bagian tanaman kecipirnya, apa itu daunnya, tangkainya, akarnya, tetapi berasal dari satu tanaman yang sama," kata Tania.

Baca Juga: Jadwal Tayang Preman Pensiun 8, Simak Info Terbarunya Langsung dari Sang Sutradara

Tak hanya sianida, daun serta bagian tanaman kecipir lain juga mengandung asam oksalat dengan jumlahnya yang sedikit. Menurut Tania, walau sedikit tetapi zat ini dapat saja menyebabkan batu ginjal yang nantinya menimbulkan gangguan ginjal.

"Bayi juga kemungkinan besar tidak bisa menerima walaupun kadar asam oksalatnya kecil," tegasnya.

Sumber: Tempo.co

Follow Berita Sukabumi Update di Google News
Simak breaking news Sukabumi dan sekitarnya langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita SukabumiUpdate.com WhatsApp Channel : https://whatsapp.com/channel/0029VaXv5ii0LKZ6hTzB9V2W. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.
Editor :
Berita Terkait
Berita Terkini
Motor12 Desember 2024, 23:48 WIB

Siap-siap! Tahun Depan Ada Dua Pajak Baru Kendaraan Bermotor, Berikut Hitungannya

Pemungutan opsen pajak ini berlaku mulai 5 Januari 2025. Hal itu berdasarkan UU Nomor 1 Tahun 2022 tentang HKPD.
Ilustrasi STNK. | Foto: SU/Dede
Sukabumi12 Desember 2024, 22:51 WIB

Terisolasi Longsor, Warga Sirnamekar Sukabumi Gotong-royong Buka Akses Jalan Baru

Desa Sirnamekar di Tegalbuleud Sukabumi terisolasi longsor, warga gotong-royong buka rintisan akses jalan alternatif baru.
Momen warga Desa Sirnamekar, Kecamatan Tegalbuleud, Kabupaten Sukabumi, melakukan kerja bakti dan bergotong royong membuat dan membuka rintisan akses jalan baru. (Sumber : Istimewa)
Sukabumi12 Desember 2024, 21:34 WIB

Bertempat di DPMPTSP, Mal Pelayanan Publik Kabupaten Sukabumi Resmi Beroperasi

Berikut sejumlah unit layanan yang saat ini telah tersedia di MPP Kabupaten Sukabumi usai resmi dilaunching pada Kamis 12 Desember 2024.
Bupati Sukabumi Marwan Hamami yang didampingi Kepala DPMPTSP beserta penyedia unit layanan menunjukann prasasti peresmian MPP. (Sumber : Diskominfosan Kab. Sukabumi)
Entertainment12 Desember 2024, 21:00 WIB

Viral Rumor Dating, Ini Rahasia Menghilangkan Stres Ala Winter aespa

Winter merupakan salah satu anggota dari girl group K-pop aespa yang dibentuk oleh SM Entertainment.
Winter aespa membagikan rahasia cara menghilangkan stres ala dirinya (Sumber : Youtube/GQKOREA) (Sumber : Youtube)
Sukabumi12 Desember 2024, 20:46 WIB

Bantuan Rp1 M untuk Bencana Sukabumi, Mensos: Rp15 Juta untuk Ahli Waris Korban Meninggal

Bantuan dari Kementerian Sosial untuk penanganan bencana di wilayah Simpenan Sukabumi hampir mencapai Rp1 miliar.
Mensos Gus Ipul saat mengunjungi lokasi terdampak bencana longsor di Kampung Cisarakan RT05/RW09, Desa Loji, Kecamatan Simpenan, Kabupaten Sukabumi, Kamis (12/12/2024). (Sumber : SU/Ilyas)
Film12 Desember 2024, 20:00 WIB

Sinopsis Film Racun Sangga, Teror Santet Untuk Memisahkan Rumah Tangga

Layar lebar Tanah Air kembali dimeriahkan dengan film horor terbaru berjudul Racun Sangga: Santet Pemisah Rumah Tangga yang tayang di seluruh bioskop pada Kamis, 12 Desember 2024
Sinopsis Film Racun Sangga, Teror Santet Untuk Memisahkan Rumah Tangga (Sumber : Instagram/@sorayaintercinemafilms)
Sukabumi12 Desember 2024, 19:57 WIB

Cerita Penyintas Saat Detik-detik Mencekam Tanah Bergerak di Neglasari Cibadak Sukabumi

Situasi semakin mencekam ketika salah satu rumah terdampak pergerakan tanah di Cibadak Sukabumi terdengar suara gemuruh keras.
Dede Yuswanda, salah satu warga yang rumahnya terkena dampak pergerakan tanah di Kampung Cicadas RW 8, Desa Neglasari, Kecamatan Cibadak, Kabupaten Sukabumi. (Sumber : SU/Ibnu)
Sukabumi12 Desember 2024, 19:21 WIB

Viral Pria Paruh Baya Diteriaki Culik Anak di Sukabumi, Pelaku Diduga ODGJ

Seorang pria paruh baya diamankan polisi dari amukan massa karena diduga melakukan percobaan penculikan anak di Cijangkar Citamiang Sukabumi.
Momen saat HG diamankan polisi dari amukan warga usai dituduh menculik anak. Peristiwa ini terjadi di Jalan Cijangkar, Rt 01/02, Kelurahan Nanggeleng, Kecamatan Citamiang, Kota Sukabumi, Rabu (11/12/2024). (Sumber : Tangkapan layar video/Istimewa)
Bola12 Desember 2024, 19:00 WIB

Link Live Streaming Timnas Indonesia vs Laos di Piala AFF 2024

Timnas Indonesia vs Laos akan tersaji malam ini di Piala AFF 2024 grup B.
Timnas Indonesia vs Laos akan tersaji malam ini di Piala AFF 2024 grup B. (Sumber : Instagram/@manahan.solo/Ist).
Keuangan12 Desember 2024, 18:37 WIB

Pj Wali Kota Sukabumi Ungkap Kerugian Negara dan Masyarakat dari Peredaran Rokok Ilegal

Hal ini ditegaskan Kusmana dalam Sosialisasi Pengenalan dan Identifikasi Barang Kena Cukai Hasil Tembakau (BKCHT) Ilegal di Hotel Fresh, Kamis, (12/12/2024).
Pj Wali Kota Sukabumi, Kusmana Hartadji bicara rokok ilegal (Sumber: dokpim kota sukabumi)