Rawan Gempa, 3 Sistem Konstruksi Rumah Tahan Gempa di Jepang yang Bisa Ditiru

Rabu 03 Januari 2024, 16:45 WIB
Ilustrasi - Konstruksi bangunan di Jepang setidaknya menerapkan tiga prinsip yaitu struktur dengan sistem anti seismik, redaman, dan struktur seismik terisolasi untuk menahan getaran gempabumi (Sumber : Pexels)

Ilustrasi - Konstruksi bangunan di Jepang setidaknya menerapkan tiga prinsip yaitu struktur dengan sistem anti seismik, redaman, dan struktur seismik terisolasi untuk menahan getaran gempabumi (Sumber : Pexels)

SUKABUMIUPDATE.com - Gempabumi menjadi salah satu bencana alam yang kerap terjadi di Indonesia. Tak mengherankan mengingat Indonesia berada di titik pertemuan tiga lempeng besar Dunia.

Selain itu, Indonesia juga memiliki banyak sekali gunung api aktif yang menjadi penyebab gempa bumi vulkanik.

Kondisi ini hampir sama dengan negara Jepang. Negara di Asia Timur itu jug kerap dilanda gempabumi, salah satunya yang terbaru terjadi pada 1 Januari 2024 Jepang diguncang gempa tektonik bermagnitudo 7,4.

Baca Juga: Gempa Cianjur dan Sumedang Buktikan Banyak Sesar di Jabar yang Belum Dipetakan

Gempa tersebut membuat beberapa gedung bergoyang dan berpotensi tsunami di Prefektur Ishikawa, Jepang.
Namun, meskipun diguncang gempa bermagnitudo besar rumah-rumah dan gedung-gedung di Jepang nampak tidak terlalu banyak yang roboh.

Melansir dari Tempo.co, hal itu disebabkan Pemerintah Jepang yang telah membuat undang-undang khusus untuk mengatur rumah-rumah dan bangunan lain agar dibangun sesuai standar gempa bumi. Di Tokyo, dilaporkan hampir 87 persen bangunan mampu menahan gempa bumi termasuk bangunan pencakar langit.

Konstruksi Bangunan di Jepang Tahan Gempa

Dalam membangun konstruksi bangunan di Jepang setidaknya menerapkan tiga prinsip, yakni struktur dengan sistem anti seismik, redaman, dan struktur seismik terisolasi.

Baca Juga: Bebas Petik Jeruk, Wisata Edukasi di Garut Ini Cocok Untuk Liburan Keluarga

1. Struktur Anti Seismik

Pada struktur anti seismik, terdapat beberapa elemen yang memberikan kekuatan kepada bangunan agar mampu bertahan dari guncangan gempa.

Diperlukan pertimbangan yang teliti untuk meningkatkan ketahanan deformasi, yaitu perubahan bentuk atau ukuran dari sebuah objek atau bangunan, sehingga dapat terhindar dari kerusakan yang serius.

2. Struktur Redaman

Struktur bangunan dengan sistem redaman dirancang untuk menyerap energi seismik melalui deformasi substansial. Efisiensi penyerapan ini dijamin melalui penggunaan bahan viskoelastik yang memiliki kemampuan penyerapan energi yang tinggi.

Baca Juga: Kisaran Gaji PNS dan Pensiunan di 2024 Setelah Naik 8 Persen, Simak Rinciannya!

3. Struktur Seismik Terisolasi

Dalam struktur terisolasi dari gempa, lapisan isolasi ditempatkan di antara tanah dan struktur untuk mengurangi dampak gerakan tanah. Lapisan ini dapat berupa bantalan atau peredam kejut, seperti blok karet dengan ketebalan sekitar 30-50 cm.

Di setiap titik di mana kolom bangunan berhubungan dengan fondasi, mereka didukung oleh bantalan karet ini. Adanya peredam gerak ini memungkinkan bangunan tinggi untuk dapat menahan guncangan gempa.

Sensor Gempa Jepang

Selain itu, di dalam konstruksi rumah di Jepang juga terdapat sensor yang dapat merasakan getaran. Sensor itu kemudian akan menyalakan kompresor dalam hitungan detik.

Baca Juga: 10 Cara Bersikap Bodo Amat Pada Penilaian Orang Lain Agar Sehat Mental

Kompresor memeras udara ke dalam kantung lalu menggabungkannya dalam beberapa detik. Pada akhirnya mengangkat seluruh rumah sejauh tiga sentimeter dari pondasi beton yang diharapkan mampu menahan gempa.

Selain dalam konstruksi rumah tahan gempa, sensor gempa juga diterapkan oleh Badan meteorologi Jepang dan stasiun penyiaran nasional NHK untuk menyusun sistem peringatan dini gempa yang memberitahu masyarakat sekitar 30 detik sebelum gempa terjadi.

Meskipun tidak bisa meramal gempa, sistem ini bertujuan memberikan waktu kepada warga untuk menjauh dari kaca jendela atau mematikan kompor guna mencegah potensi kebakaran. Pentingnya peringatan dini ini diakui oleh Jepang sebagai negara yang sering dilanda gempa. Sistem ini, pertama di dunia, diharapkan dapat mengurangi jumlah korban dan kerusakan.

Baca Juga: Ada Kolam Air Panasnya, Berenang di Kuningan Sambil Menikmati View Persawahan

Sistem ini mengandalkan data dari badan meteorologi yang diperoleh dari jaringan sensor bawah tanah untuk memperkirakan intensitas gempa segera setelah terjadi.

Alarm dapat berbunyi sebelum getaran dimulai karena adanya kelambatan antara waktu gelombang seismik berbeda mencapai permukaan. Peringatan ini akan berfungsi dengan mendeteksi gelombang awal yang menyebar dari pusat gempa dan tiba lebih cepat daripada getaran gempa yang merusak.

Ketika gelombang dengan intensitas tertentu terdeteksi, alarm akan aktif, dan stasiun penyiaran NHK akan menyampaikan peringatan tersebut melalui televisi dan radio.

Sumber: Tempo.co/Ananda Bintang I Alif Ilham Fajriadi I Haris Setyawan

Follow Berita Sukabumi Update di Google News
Editor :
Berita Terkait
Berita Terkini
Sukabumi01 Mei 2024, 17:12 WIB

Respons Disperkim Sukabumi Soal Aksi Vandalisme Hiasi Fasum di Palabuhanratu

Kecam aksi Vandalisme, Disperkim Kabupaten Sukabumi minta masyarakat jaga Fasilitas Umum.
Fasilitas Umum (Fasum) Taman Bappeda di Palabuhanratu Sukabumi menjadi sasaran aksi vandalisme. (Sumber : SU/Ilyas)
Musik01 Mei 2024, 17:00 WIB

Lirik dan Terjemahan Lagu Nobody Gets Me Sza yang Viral di Medsos

Lagu Nobody Gets Me dipopulerkan oleh Sza, penyanyi yang sebelumnya sukses dengan lagu Kill Bill.
Lirik dan Terjemahan Lagu Nobody Gets Me Sza yang Viral di Medsos. Foto: YouTube/SZA
Sukabumi01 Mei 2024, 16:54 WIB

Ada Tanda Kekerasan! Tim Forensik Ungkap Hasil Ekshumasi Jasad Bocah Kadudampit Sukabumi

Berikut hasil ekshumasi jasad bocah 7 tahun di Kadudampit Sukabumi yang tewas secara misterius setelah sebelumnya dilaporkan hilang seharian.
Forensik Biddokkes Polda Jawa Barat (Jabar) ekshumasi makam bocah di cipetir yang ditemukan tewas di kebun (Sumber : 17 Maret 2024)
Nasional01 Mei 2024, 16:44 WIB

Rayakan 7 Tahun Berdiri, AMSI Terus Perkuat Kolaborasi Menuju Media Sustainability

Asosiasi Media Siber Indonesia (AMSI) menggelar acara peringatan hari ulang tahun ke tujuh
Hari Ulang Asosiasi Media Siber Indonesia (AMSI) ke 7 di Hotel Aone, Jakarta, Selasa 30 April 2024 | Foto : dok. AMSI
Life01 Mei 2024, 16:32 WIB

6 Cara Mendidik Anak agar Menjadi Orang Sabar Selama Hidupnya, Ini Langkahnya

Mendidik anak menjadi orang sabar memang harus menjadi pedomana pada masa pendidikan anak. Ini penting dalam perkembangan mentalitasnya
Cara mendidik anak menjadi orang sabar | Foto : Pexels/RDNE Stock project
Life01 Mei 2024, 16:30 WIB

10 Kebiasaan di Masa Muda yang Membuatmu Menjadi Miskin di Masa Depan

Ada beberapa kebiasaan di masa muda yang dapat membuat Anda menjadi miskin di masa depan.
Ilustrasi - Ada beberapa kebiasaan di masa muda yang dapat membuat Anda menjadi miskin di masa depan. (Sumber : pexels.com/@Steven Arenas)
Life01 Mei 2024, 16:23 WIB

6 Alasan Kenapa Marahnya Orang Pendiam Lebih Menakutkan, Ini Faktanya

Sesungguhnya ada beberapa alasan kenapa orang yang pendiam ketika marah sangat menakutkan dari marahnya orang yang biasa-biasa saja atau sering marah
Alasan marahnya orang pendiam menakutkan | Foto : Pexels/Andrea Piacquadio
Life01 Mei 2024, 16:05 WIB

Bisa Disesuaikan Bund, Berikut Jenis Disiplin yang Bisa Diterapkan Pada Anak

Jenis disiplin yang bisa diterapkan didalam keluarga sangatlah beragam. Namun cobalah menerapkan jenis disiplin dibawah ini
Jenis disiplin yang bisa diterapkan pada anak | Foto : pexels.com/@Kampus Production
Life01 Mei 2024, 16:00 WIB

Ajarkan Minta Maaf, 9 Cara Mendidik Anak yang Suka Memukul

Orang Tua Wajib Tahu Bahwa Mengajarkan Bagaimana Minta Maaf yang Benar Termasuk Salah Satu Cara Mendidik Anak yang Suka Memukul.
Ilustrasi. Mendidik Anak yang Suka Memukul dengan Mengajarkan Cara Minta Maaf. (Sumber : Pexels/ElinaFairytale)
Sukabumi01 Mei 2024, 15:00 WIB

Tasyakuran Hari Jadi Desa Jayanti: Ketua Apdesi Sukabumi Bicara Sinergi Membangun Desa

Ketua Asosiasi Pemerintah Desa Seluruh Indonesia (Apdesi) Kabupaten Sukabumi, Deden Deni Wahyudin menghadiri puncak acara tasyakuran Hari Jadi Desa Jayanti ke-12
Ketua Apdesi Kabupaten Sukabumi, Deden Deni Wahyudin saat menghadiri acara puncak Hari Jadi Desa Jayanti ke 12, Selasa (30/4/2024) | Foto : Dok Desa Jayanti