Perempuan Pilih Produk Aman, Pasar Plastik Bebas BPA Diprediksi Capai USD299,6 M di 2031

Selasa 11 April 2023, 14:50 WIB
Ilustrasi. Perusahaan riset pasar Allied Market Research memproyeksikan pasar global untuk kemasan plastik bebas BPA bisa mencapai USD299,6 miliar pada 2031 | Foto: Pixabay/geralt

Ilustrasi. Perusahaan riset pasar Allied Market Research memproyeksikan pasar global untuk kemasan plastik bebas BPA bisa mencapai USD299,6 miliar pada 2031 | Foto: Pixabay/geralt

SUKABUMIUPDATE.com - Cukup menggembirakan menyaksikan peningkatan kesadaran kaum ibu di Indonesia untuk memilih air minum dalam kemasan (AMDK) galon yang bebas bahan kimia Bisphenol A (BPA) belakangan ini. Alasan utama di balik tren ini adalah demi melindungi kesehatan kaum perempuan dan anak-anak.

Kesadaran ini berdampak pada peningkatan permintaan akan produk kemasan makanan dan minuman yang sehat dan aman dikonsumsi. Tak hanya di Indonesia, tingginya minat pada produk bebas BPA ini bahkan sudah berjalan lebih dari satu dekade lalu di negara-negara maju.

Tak heran bila sebuah perusahaan riset pasar Allied Market Research pada akhir tahun lalu, memproyeksikan pasar global untuk kemasan plastik bebas BPA bisa mencapai USD299,6 miliar pada 2031, dengan pertumbuhan compound annual growth rate (CAGR) atau tingkat pertumbuhan rata-rata tahunan sebesar 5% dari 2022 ke 2031.

Di sinilah kaum perempuan berperan penting. “Ketika semakin banyak wanita yang menyadari potensi risiko kesehatan akibat BPA, mereka semakin mencari produk yang lebih aman untuk diri dan keluarga mereka," kata Jonathan Cohn, CEO dari The Healthy Human, seperti dikutip CNBC.com. "Tren ini menciptakan peluang besar bagi startup yang menciptakan produk inovatif dan lebih aman untuk konsumen.”

Baca Juga: Jadi Trend, Penjualan Galon 'BPA Free' Terus Bertumbuh

Semakin meningkatnya kesadaran perempuan akan bahaya BPA akan mendorong peningkatan permintaan akan produk kemasan yang bebas BPA. Hal ini merupakan peluang bagi perusahaan startup untuk mengembangkan produk alternatif yang lebih aman bagi kesehatan.

Kebanyakan perempuan yang memilih produk kemasan bebas BPA adalah mereka yang sudah memiliki anak atau yang sedang hamil. Hal ini menunjukkan bahwa kesehatan anak dan keluarga merupakan hal yang penting bagi perempuan.

Menurut catatan CNBC, beberapa perusahaan besar seperti Nestle, Coca-Cola, dan PepsiCo sudah mengganti penggunaan BPA dalam produk kemasan mereka dengan bahan yang lebih aman bagi kesehatan.

Pertumbuhan pasar untuk produk kemasan AMDK bebas BPA ini akan terus didorong oleh peningkatan kesadaran konsumen terhadap potensi risiko kesehatan yang ditimbulkan oleh paparan BPA.

Sektor makanan dan minuman adalah kontributor terbesar dalam pertumbuhan pasar produk kemasan bebas BPA, terutama karena mereka harus memenuhi persyaratan regulasi yang ketat terkait keselamatan makanan.

Baca Juga: Bukan Hoaks, Begini Penjelasan Potensi BPA pada Galon AMDK

“Wilayah Asia Pasifik diprediksi menjadi pasar terbesar untuk produk kemasan bebas BPA di masa depan, terutama karena adanya peningkatan pendapatan dan kesadaran konsumen yang lebih besar di kawasan tersebut,” demikian paparan CNBC.

Jejak perdebatan penting di AS untuk lebih peduli pada kesehatan kaum perempuan, didokumentasikan oleh the Huffington Post (HuffPost) dalam laporannya pada 2016, yang menekankan pentingnya memprioritaskan kesehatan perempuan dalam perdebatan tentang menolak atau memilih produk-produk bebas BPA.

HuffPost mengutip para ahli kesehatan di AS dan praktisi yang memperingatkan tentang bahaya paparan BPA terhadap kesehatan perempuan. Menurut para ahli kesehatan, BPA dapat mengganggu hormon dalam tubuh perempuan dan menyebabkan masalah reproduksi, seperti infertilitas, endometriosis, dan kanker payudara.

Mereka juga membahas tentang pentingnya memilih produk kemasan yang bebas BPA untuk kesehatan perempuan, terutama produk-produk yang digunakan secara teratur, seperti botol minum, kotak makan siang, dan wadah penyimpanan makanan.

“Pilihan untuk memilih produk kemasan yang bebas BPA seharusnya menjadi hak konsumen, dan pemerintah harus bertanggung jawab untuk melindungi kesehatan masyarakat dengan mengatur penggunaan BPA,” demikian paparan media online berpengaruh di AS tersebut.

Secara keseluruhan, HuffPost menekankan pentingnya mempertimbangkan kesehatan perempuan dalam perdebatan tentang produk kemasan bebas BPA, dan mendesak pemerintah dan produsen untuk bertanggung jawab dalam memastikan keselamatan konsumen.

“Kami percaya bahwa semua orang layak mendapatkan akses makanan sehat yang terjangkau, namun kami juga percaya bahwa semua orang layak untuk dapat membuat pilihan berdasarkan informasi tentang makanan yang mereka makan dan produk yang mereka gunakan" kata Anna Lappé, pendiri Real Food Media.

Sejauh ini, beberapa negara telah mengatur atau mengawasi penggunaan BPA dalam produk konsumen, termasuk air minum dalam kemasan. Beberapa contoh negara yang telah mengambil tindakan terkait BPA antara lain Amerika Serikat, Kanada, Uni Eropa, Jepang, Korea Selatan, Malaysia dan China.

Sebagai contoh, pada 2012, Kanada secara resmi melarang penggunaan BPA dalam botol bayi, dan pada 2018, larangan ini diperluas untuk produk-produk yang berhubungan dengan makanan dan minuman.

Di Amerika Serikat, FDA (Badan Pengawas Obat dan Makanan) melarang penggunaan kemasan mengandung BPA dalam botol bayi dan susu formula pada 2012. Uni Eropa juga telah melarang penggunaan BPA dalam botol bayi dan beberapa produk kemasan makanan dan minuman pada 2011.

Untuk Indonesia, situasinya belum terlambat dan masih bisa diperbaiki dengan campur tangan pemerintah.

Follow Berita Sukabumi Update di Google News
Editor :
Berita Terkait
Berita Terkini
Sukabumi09 Mei 2024, 00:31 WIB

Hati-hati Jadi TKW! Belajar Rugi dari Warga Sukabumi yang Hamil Sepulang dari Dubai

Camat Gunungguruh Kabupaten Sukabumi, Kusyana menanggapi hal tersebut, pihaknya menyebut peristiwa ini harus menjadi contoh (pelajaran) bagi seluruh masyarakat ketika hendak menjadi TKW.
Camat Gunungguruh Kabupaten Sukabumi, Kusyana saat diwawancarai sukabumiupdate.com, Rabu (8/5/2024) | Foto : Asep Awaludin
Sukabumi08 Mei 2024, 23:30 WIB

Silaturahmi Kepala Desa Se-Dapil V, Satukan Langkah untuk Kemajuan Sukabumi

Silahturahmi dan Halal Bihalal Apdesi Kabupaten Sukabumi bersama para kepala desa, para istri kepala desa, dan aparat desa se Dapil V di gelar di Agro Park, Kecamatan Nyalindung, Rabu (8/5/2024).
Halal Bihalal dan Silaturahmi Apdesi dan Para Kepala Desa Se Dapil V Kabupaten Sukabumi, Rabu (8/5/2024) | Foto : Dok. Apdesi
Sukabumi08 Mei 2024, 23:23 WIB

Diduga Sopir Main HP saat Berkendara, Angkot di Sukabumi Seruduk Mobil Penjual Cireng

Angkot seruduk mobil penjual cireng di Goalpara Sukabumi, diduga gegara sopir asyik main HP saat berkendara.
Angkot seruduk mobil penjual cireng di Goalpara Sukabumi. (Sumber : Istimewa)
DPRD Kab. Sukabumi08 Mei 2024, 22:54 WIB

DPRD Sukabumi Raker soal Pencabutan Status UHC Non-Cut Off, Ini Hasilnya

Ketua Komisi IV DPRD Kabupaten Sukabumi Hera Iskandar ungkap hasil raker soal pencabutan status UHC Non-Cut Off bersama Pemda.
Raker Komisi IV DPRD Kabupaten Sukabumi dan Pemda soal pencabutan status UHC Non-Cut Off oleh BPJS Kesehatan. (Sumber : Diskominfosan Kab. Sukabumi)
Sukabumi08 Mei 2024, 21:16 WIB

Banyak Kasus Kriminal Libatkan Anak, Bupati Sukabumi Soroti Dampak Medsos hingga Ekonomi

Bupati Sukabumi, Marwan Hamami menyebut pengawasan perserta didik harus diperketat mulai dari pengawasan orang tua, lembaga pendidikan hingga lingkungan sosial
Bupati Sukabumi, Marwan Hamami | Foto : Asep Awaludin
Sehat08 Mei 2024, 21:00 WIB

Tanaman Jelatang: Nutrisi dan 5 Khasiatnya untuk Mengobati Beragam Penyakit

Jelatang adalah tanaman kurus dari keluarga jelatang yang disebut Urticaceae.
Ilustrasi - Jelatang adalah tanaman kurus dari keluarga jelatang yang disebut Urticaceae. (Sumber : pexels.com/@Simon Gough).
Sukabumi08 Mei 2024, 20:59 WIB

Kamboja Belajar soal Pencegahan Perkawinan Anak ke Pemkab Sukabumi

Kabupaten Sukabumi jadi tempat belajar soal pencegahan perkawinan anak bagi delegasi Kamboja.
Bupati Sukabumi Marwan Hamami saat berbagi cenderamata dengan delegasi pemerintah Kamboja. (Sumber : Diskominfosan Kab. Sukabumi)
Sukabumi08 Mei 2024, 20:14 WIB

Kebakaran Rumah di Lengkong Sukabumi Diduga Akibat Korsleting Listrik, Penghuni Mengungsi

Kerugian akibat kebakaran rumah di Lengkong Sukabumi ini capai Rp65 Juta. Penyebab diduga akibat korsleting listrik.
Kondisi rumah di Lengkong Sukabumi yang hangus terbakar. (Sumber : Istimewa)
Sukabumi Memilih08 Mei 2024, 20:09 WIB

Pleno DPD Nasdem Putuskan Ayep Zaki Bacalon Wali Kota/Wakil Wali Kota Sukabumi

DPD Partai Nasdem Kota Sukabumi menetapkan Ayep Zaki sebagai satu-satunya nama bakal calon wali kota / wakil wali kota Sukabumi yang lolos penjaringan.
Pleno DPD Partai Nasdem Kota Sukabumi memutuskan H Ayep Zaki satu-satunya yang lolos penjaringan dan akan diusulkan ke DPW Nasdem Jabar, Rabu (8/5/2024) | Foto : Syams
Sehat08 Mei 2024, 20:00 WIB

12 Bahan Alami untuk Mencegah Asam Lambung Naik di Malam Hari

Selain mengonsumsi bahan alami, penderita asam lambung juga penting untuk menghindari makanan dan minuman yang dapat memicu refluks asam, seperti makanan pedas, berlemak, kafein, dan minuman berkarbonasi.
Ilustrasi. Beberapa bahan alami dapat membantu mencegah asam lambung naik dan meredakan gejalanya (Sumber : Freepik/diana.grytsku)