Muncul Cairan Putih di Sungai Cikaso Sukabumi, Warga Cibitung Khawatir Limbah Pabrik Karet

Jumat 22 November 2019, 01:01 WIB

SUKABUMIUPDATE.com - Warga Kampung Cilopang, Desa Cibitung, Kecamatan Cibitung, Kabupaten Sukabumi memanfaatkan air Sungai Cikaso saat dilanda kemarau. Sedikitnya ada 55 kepala keluarga dengan sekitar 200 jiwa mengandalkan sungai yang membelah Kecamatan Cibitung dan Tegalbuleud tersebut.

BACA JUGA: Warga Sukabumi Ini Bahaya Limbah Medis Kategori B3 Apabila Tak Ada Pengelolaan

Namun kekinian, warga dibuat khawatir saat melihat air sungai mulai berubah warna. Warga menduga air sungai berubah karena limbah pengolahan karet pengolahan karet PTPN VIII Cikaso Desa Sumberjaya, Kecamatan Tegalbuleud, Kabupaten Sukabumi

Salah seorang ibu rumah tangga asal Kampung Cilopang RT 01/04 Desa Cibitung, Kecamatan Cibitung yang tak mau disebutkan identitasnya mengaku pertama kali melihat ada cairan warna putih di Sungai Cikaso pada Senin, 18 November 2019 kemarin. Namun keesokan harinya, cairan putih tersebut tak terlihat.

BACA JUGA: Buntut Limbah Pabrik, Warga Kepung Kantor Desa Sundawenang Sukabumi

"Muncul lagi pada hari ini, Kamis (21/11/2019) sekitar pukul 13.00 WIB. Jadi munculnya air warna putih seperti getah, tidak setiap hari ini, selang dua sampai tiga hari," jelasnya.

Ibu rumah tangga itu menyebut, sejak dulu memang limbah pabrik pengolahan karet dibuang ke Sungai Cikaso, namun sebelumnya sudah ditampung dan disaring di dalam bak, kemudian limbah dibuang ke sungai dalam keadaan bersih.

BACA JUGA: Uji Pengolahan Limbah Tambak Udang Citarate Sukabumi, DLH: Belum Berizin

"Tapi sekarang juga tidak tahu persis apa itu limbah dari pabrik pengolahan karet atau ada fenomena lain. Kondisi ini sudah dilaporkan kepada ketua RT," pungkasnya.

Ketua RT Cilopang, Engkus Kusnadi membenarkan ada laporan warga mengenai dugaan limbah pengolahan karet yang berwarna putih seperti getah mengalir di Sungai Cikaso

BACA JUGA: Tegur PT Paiho Cikembar Sukabumi Soal Limbah, Ini Temuan DLH

"Kami sudah melaporkan kepada pihak PTPN agar dicek. Takutnya benar ada pembuangan limbah yang belum tersaring dan langsung dibuang ke sungai," singkat Engkus.

Sementara itu, salah satu karyawan PTPN VIII Cikaso, Johan membantah tudingan tersebut. Ia mengatakan, cairan putih itu bukan limbah pengolahan karet. 

BACA JUGA: Diprotes Mahasiswa Soal Limbah Industri dan TPA Cikadu, DLH Sukabumi Jelaskan Hal Ini

"Kalau dilihat dari fotonya, itu bukan disebabkan oleh limbah, itu istilah Sunda lukut (lumut) yang kepanasan timbul ke permukaan, air tidak mengalir karena sedang Bugeul," tegasnya.

Ditanya soal keluhan warga, Johan juga membantahnya. "Keluhan apa? Sebab yang dikatakan pencemaran tidak ada. Bisa dicek dekat pembuangan tidak berpengaruh. Malahan ada istilah Cikaso Angoh, tempat mengambil ikan aman-aman saja, ikan tidak mati. Limbah sudah aman dibuang ke sungai," pungkasnya.

 

Follow Berita Sukabumi Update di Google News
Berita Terkini
Life03 Mei 2024, 07:00 WIB

10 Tips Membahagiakan Diri Sendiri Saat Pikiran Tidak Tenang

Jika Anda merasa terus-menerus tidak stabil secara emosional, penting untuk mencari dukungan dari profesional kesehatan mental agar menemukan kebahagiaan diri sendiri.
Ilustrasi. Tips Membahagiakan Diri Sendiri Saat Pikiran Tidak Tenang (Sumber : Pexels/PragyanBezbaruah)
Food & Travel03 Mei 2024, 06:00 WIB

Cara Membuat Air Jeruk Lemon untuk Menurunkan Kolesterol, 8 Langkah Simpel!

Begini Cara Membuat Air Jeruk Lemon untuk Menurunkan Kolesterol, Ternyata Langkah-langkahnya Simpel!
Ilustrasi. Cara Membuat Air Jeruk Peras untuk Menurunkan Kolesterol (Sumber : Pexels/ToniCuenca)
Science03 Mei 2024, 05:00 WIB

Prakiraan Cuaca Jawa Barat 3 Mei 2024, Termasuk Sukabumi, Cianjur dan Bogor

Prakiraan cuaca wilayah Jawa Barat 2 Mei 2024 dimana cuaca berawan berpotensi terjadi di berbagai wilayah termasuk Sukabumi dan sekitarnya.
Ilustrasi. Prakiraan cuaca wilayah Jawa Barat 2 Mei 2024 dimana cuaca berawan berpotensi terjadi di berbagai wilayah termasuk Sukabumi dan sekitarnya. | Foto: Pixabay
Nasional03 Mei 2024, 01:02 WIB

Jokowi Teken UU Desa Baru, Kades Dapat Uang Pensiun dan Bisa Menjabat Hingga 16 Tahun

Presiden Jokowi menandatangani pengesahan UU Desa baru, Kades dapat uang pensiun hingga jabat 2 periode.
Ilustrasi Kepala Desa atau Kades. | Foto : Sukabumi Update
Jawa Barat03 Mei 2024, 00:01 WIB

Bahas UHC, Sekda Kabupaten Sukabumi Hadiri Monev Implementasi JKN

Sekda Kabupaten Sukabumi Ade Suryaman hadiri acara monev Implementasi Inpres Nomor 1 Tahun 2022 tentang Optimalisasi Pelaksanaan Program JKN di Bandung.
Sekda Kabupaten Sukabumi didampingi perangkat daerah hadiri acara monev implementasi inpres terkait JKN di Bandung. (Sumber : Dokpim Pemkab Sukabumi)
Sukabumi02 Mei 2024, 22:39 WIB

Longsor di Parungkuda Sukabumi, Akses Jalan Desa Langensari Tertutup Dapuran Bambu

Akses jalan Desa Langensari Parungkuda Sukabumi tertutup longsor dapuran bambu.
P2BK bersama sejumlah relawan tengah melakukan penanganan longsor dapuran bambu yang menutup badan jalan di Kampung Sindangsari RT 1/2, Desa Langensari, Parungkuda Sukabumi, Kamis (2/5/2024). (Sumber : Istimewa)
Opini02 Mei 2024, 22:12 WIB

Mengarahkan Kompas Pendidikan: Sebuah Renungan di Hari Pendidikan Nasional

Sistem pendidikan harus menyediakan ruang yang cukup untuk pembelajaran empati, kejujuran, dan keberanian moral.
Ilustrasi. Seputar Hardiknas 2024 | Foto: Pixabay/sasint
Keuangan02 Mei 2024, 21:56 WIB

Masih Dibuka, Pendaftar Tahara di BPR Cicurug Sukabumi Diprediksi Terus Meningkat

Pendaftaran calon nasabah Tabungan Hari Raya (Tahara) Perumda BPR Sukabumi cabang Cicurug masih dibuka hingga 8 Mei 2024.
Kepala Pemasaran BPR Sukabumi Cabang Cicurug, Jujun Junaedi. (Sumber : SU/Ibnu)
Opini02 Mei 2024, 21:33 WIB

Menjadi Pembaca Kritis: Memilah Informasi di Era Media Baru

Pembaca kritis tidak hanya menerima informasi mentah-mentah, tertapi mampu memahami konteks informasi, menganalisis isi dan sumbernya, serta mengevaluasi kebenarannya.
Ilustrasi memilah informasi di zaman hadirnya media baru. (Sumber : Istimewa)
Sukabumi02 Mei 2024, 21:17 WIB

Pengantar ke Neraka! Bank Emok-Rentenir Dilarang Keras Masuk Kutamara Sukabumi

Spanduk tolak rentenir dan bank emok terbentang di Kampung Kutamara Surade Sukabumi. Praktik riba disebut sudah rusak rumah tangga dan pengantar ke neraka.
Spanduk penolakan hadirnya praktik riba akibat rentenir hingga bank emok yang dipasang ormas Gempa di Kampung Kutamara Surade Sukabumi. (Sumber : Istimewa)