SUKABUMIUPDATE.com - Ruas jalan kurang lebih sepanjang 400 meter penghubung dua desa, yaitu Talaga, Kecamatan Caringin dengan Desa Cimahi Girang, Kecamatan Cisaat, Kabupaten Sukabumi, tepatnya jalan di Kampung Talaga Tengah, Desa Talaga, kondisinya rusak parah.
Pantauan di lapangan, kondisi jalan rusak disebabkan drainase tak berfungsi baik dan tersumbat. Akibatnya, air membanjiri badan jalan dan mengakibatkan pengikisan lapisan aspal jalan. Tak adanya pemiliharaan saluran drainase membuat air selalu menggenangi badan jalan yang nampak seperti aliran sungai saat hujan turun.
BACA JUGA:Â Lagi, Rusak Jalan Pangleseran Kabupaten Sukabumi Dikeluhkan Warga
Menurut Iskandar (31), selaku Ketua Rukun Tetangga (RT) 02/03, Kampung Talaga Tengah, bahwa kondisi jalan rusak yang nampak seperti saluran sungai ini telah lama terbengkalai.
“Tiga tahun tidak ada perbaikan menyeluruh, baik oleh pemerintahan desa maupun daerah. Hanya saja, ada swadaya masyarakat yang peduli dengan ketidaknyamanan akan kondisi jalan rusak. Itupun bersifat sukarela, dan sekarang masyarakat sudah bosan, karena tidak ada tanggapan ataupun tindakan dari pihak terkait," tuturnya kepada sukabumiupdate.com, Jumat (9/6).
BACA JUGA:Â Baru Lima Bulan Diperbaiki, Jalan Cimalati-Cicurug Kabupaten Sukabumi Rusak Lagi
Dia pun mengaku, sering melakukan koordinasi terkait kondisi jalan rusak tersebut dengan pihak pemerintah Sesa dan kecamatan. Namun, hingga kini hasilnya nihil. “Bahkan, seakan-akan pemerintah desa dan kecamatan tidak mau tahu atau pura-pura tidak tahu,†keluhnya.
BACA JUGA:Â Lama Tak Diperbaiki, Warga Rancagoong Kabupaten Sukabumi Lupa Sejak Kapan Jalan Rusak
Hingga kini kata Iskandar, jalan tersebut tidak kunjung membaik, sebaliknya malah kian parah bahkan sering terjadi kecelakaan di area tersebut. warga sekitar juga sambung dirinya, sudah merasa lelah untuk mengadu dan bertindak, berusaha dengan seadanya bergotong-royong memperbaiki jalan tersebut.
“Kami sudah lelah, jika selalu berusaha mandiri bersama warga lainnya bergotong-royong memperbaiki jalan ini. Kami merasa sendirian. Di lain pihak, pemerintah desa dan daerah yang seharusnya bertanggungjawab, malah seakan-akan menutup mata dan telinga dengan permasalahan yang kami hadapi," ujar Usep Sadeli (27), warga setempat menambahkan dalam kesempatan sama.