Oleh: Muhammad Fahmi

(Mahasiswa Prodi Manajemen Universitas Nusa Putra Sukabumi)

Indonesia merupakan negara dengan tempat wisata yang sangat indah dan banyak mendapatkan turis dari mancanegara, mulai dari negara kawasan Asia sampai ke benua Eropa. Indonesia menjadi tujuan wisata dunia bukan tanpa alasan, Indonesia memiliki segudang wisata yang unik.

Selain tempat wisata yang unik, orang Indonesia juga terkenal dengan keramahan dan kesopanannya. Karena hal ini banyak turis asing yang berlibur ke Indonesia karena mereka merasa aman dan nyaman ketika mereka berlibur.

Indonesia adalah negara yang terdiri dai berbagai macam suku bangsa, oleh karena itu Indonesia juga memiliki banyak makanan yang sangat beragam karena hampir setiap daerah memiliki makanan khasnya masing masing.

Selain itu Indonesia terkenal dengan tujuan wisatanya yang sangat ramah dikantong para turis manca negara, mulai dari tiket masuk, makanan tradisionalnya, souvenir yang bisa dibawa pulang untuk kenang – kenangan. Hal itu bisa didapatkan dengan harga murah di Indonesia.

Tapi di awal tahun 2020 dunia mulai digemparkan dengan menyebarnya virus baru yang beri nama Corona atau Covid-19. Virus ini pertama kali ditemukan di Wuhan, Cina pada akhir tahun 2019. Virus ini awalnya ditemukan di sebuah pasar tempat menjual makanan laut di Huanan di Kota Wuhan.

Selain menjual hewan atau makanan laut pasar tersebut terkenal menjual hewan-hewan liar seperi ular, kelelawar, musang, dan lain-lain. Virus ini kemungkinan berasal dari hasil olahan hewan-hewan liar tersebut yang kemudian dimakan oleh manusia, dan manusia tersebut menjadi terinfeksi.

Munculnya virus ini menyebabkan banyak kerugian disektor pariwisata karena mau tidak mau pemeritah harus membatasi masuknya turis mancanegara ke Indonesia dan menyebabkan banyak tempat wisata yang kosong dan membuat banyak pihak rugi.

Data yang diunggah oleh Kementrian Pariwisata dan Ekonomi Ktreatif Indonesia (Kemenparekraf) di situs kemenparekraf.go.id menyebuktan, bahwa kunjungan wisatawan pada Februari 2020 berjumlah 885.067. Data ini menunjukan bahwa kunjugan wisatawan mancanegara mengalami penurunan sebesah -28,85 persen dibanding bulan februari tahun lalu yang berjumlah 1.243.996.

Kunjungan wisman pada tiga pintu besar dari 26 pintu masuk utama bulan Februari 2020 dibandingkan bulan Februari 2019, yaitu Ngurah Rai mengalami penurunan sebesar -17,88 persen, Soekarno Hatta mengalami penurunan sebesar  33,21 persen serta Batam mengalami penurunan sebesar -40,18 persen.

Indonesia yang memiliki banyak tempat wisata terkena dampak besar, karena salah satu pendapatan terbesar yang dimiliki Indonesia adalah dari sektor pariwisata selain dari ekspor.

Dikutip dari BBC NEWS ada sekitar 50 juta orang yang mengalami kerugian karena hal ini, Direktur WWTC Gloria Guevara mengatakan ini “menghadirkan ancaman serius terhadap industri pariwisata”. 

Pernyataan ini diberikan setelah ribuan penerbangan internasional dibatalkan. WWTC juga menyatakan  bahwa sektor pariwisata akan mengalami penyusutan hingga 25 persen pada tahun 2020.

Tidak tinggal diam pemerintah indonesia mensiasati hal ini dengan memberi diskon tiket pesawat 30 persen sampai 40 persen pada 10 destinasi wisata meliputi Batam, Denpasar, Yogyakarta, Labuan Bajo, Lombok, Malang, Menado, Silangit, Tanjung Pinang, dan Tanjung Pandan. Diskon ini berlaku dari bulan Maret sampai  bulan Mei.

Meskipun sudah diberikan diskon tetap saja tidak berdampak besar pada destinasi wisata. seperti di Bali, banyak sekali tempat wisata yang sepi pengunjung karena mayoritas pengunjung pulau dewata itu warga Cina.

Semenjak diberlakukannya larangan penerbangan dari Cina ke Indonesia angka pengunjung menurun 33 persen dari bulan Januari dari data kantor imigrasi Bali.

Elly Hutabarat, ketua umum Asosiasi Travel Agent Indonesia (Astindo) mengapresiasi pergerakan pemerintah memberlakukan diskon pada tiket penerbangan tapi hal itu tidak cukup untuk menyelesaikan masalah.

“Berat sekali (dampak virus corona), kita nggak bisa tertolong dari itu saja, tapi itu suatu hal yang kita hargai” kata Elly kepada wartawan BBC News Indonesia, Liza Yosephine

Pemerintah juga melakukan re-focusing penganggaran dan meluncurkan paket Stimulus Fiskal jilid I dan jilid II yang diharapkan mendukung bergeraknya sektor riil.

“Saya telah berkoordinasi dengan Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan HAM, Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, dan Menteri Kesehatan, untuk menggoordinasikan langkah-langkah di pusat dan daerah," jelas Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati saat Konferensi Pers APBN KiTa Bulan Maret 2020 pada Rabu (18/3/2020).

Meskipun angka kematian virus melambat, tapi kita tetap harus waspada, karena penyebaran virus ini sangat cepat dan bisa saja tenpa kita sadari kita sudah terinfeksi virus Covid-19.

Untuk mengantisispasi kerugian yang semakin besar pemerintah memberlakukan pembebasan pajak bagi hotel dan resto mulai 1 April 2020, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan, regulasi ini ditetapkan melali Peraturan Menteri Keuangan.

“Sudah dibuat surat Peraturan Menteri Keuangan (PMK) untuk pelaksanaannya,” kata Sri Mulyani di Kantor Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Jakarta, Rabu.

Pembebasan pajak tersebut diberlakukan di 10 destinasi wisata dan di 33 kabupaten/kota, Sebagai kompensasinya, nantinya pemerintah pusat akan menyalurkan dana Rp 3,3 triliun kepada pemerintah daerah.

Langkah ini, diamnbil Sri Mulyani, sebagai ganti dari pembebasan pungutan pajak selama 6 bulan itu agar pemerintah daerah tak mengalami kerugian.

Kebijakan yang diambil pemerintah sudah bagus, kebijakan ini diharapkan bisa diimplementasikan dengan baik agar semuanya berjalan dengan lancar.