Mengenal Risha, Inovasi Rumah Tahan Gempa yang Disukai Milenial

Selasa 11 September 2018, 05:52 WIB

SUKABUMIUPDATE.com - Pusat Penelitian dan Pengembangan Perumahan dan Permukiman Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat baru-baru ini merilis konsep pembangunan rumah inovasi bernama Risha. Risha kepanjangan dari rumah instan sederhana sehat ini menjadi solusi alternatif hunian pilihan milenial.

Travel Blogger Mochamad Takdis telah membagikan pengalamannya membangun rumah dengan menggunakan sistem Risha di akun Twitter-nya. Ternyata hal itu mendapatkan respons positif oleh pengikutnya yang mayoritas merupakan generasi milenial.

"Saya mau sharing tentang usaha saya bikin rumah, karena ternyata, bikin rumah itu tidak begitu mahal! Apalagi untuk milenial yang katanya tidak akan bisa beli atau bikin rumah. Mari kita patahkan anggapan itu!" ujar Mochamad Takdis, dikutip dari akun Twiter-nya @takdos, Ahad, 9 September 2018.

Lebih jauh Adis menyebutkan, pembangunan rumah dengan menggunakan konsep Risha mampu menekan jumlah dana yang harus dikeluarkan, bahkan tidak menghabiskan anggaran lebih dari Rp 1 miliar yang sudah termasuk dana pembangunan dan harga beli tanah.

Adis mengaku telah membeli tanah di daerah Utara Bandung seharga Rp 2,3 juta per meter persegi dengan luas tanah 230 meter persegi atau dengan total Rp 529 juta pada tahun lalu. Pembangunan rumah dengan teknik konvesional umumnya dikenakan tarif Rp 4,5 juta hingga Rp 6 juta per meter persegi sesuai dengan luas bangunan yang diinginkan.

"Kalau yang saya ingin itu rumah 2 lantai dengan ukuran luas sekitar 120 meter persegi, sehingga totalnya Rp 540 juta hingga Rp 720 juta ditambah harga tanah totalnya Rp1 miliar lebih. Kalau dengan Risha, bangun rumahnya tidak lebih dari Rp 200 juta," ujarnya.

Bahkan, menurut Adis, jika konsep bangunan rumah lebih sederhana dan terdiri atas satu lantai bangunan, maka total dana pembangunan yang dikeluarkan dengan menggunakan teknik Risha bisa mencapai Rp 60 juta saja. "Jadi, katakanlah kalian beli tanah 100 meter persegi dengan harga di bawah Rp 100 juta. Banyak ini (tanah dengan luas tersebut), tapi ya lokasinya jauh dari kota. Terus, kalian bangun rumah dengan sistem Risha, ya paling abis Rp 200 juta saja," katanya.

Risha merupakan rumah terjangkau dengan konsep knock down yang proses pembangunannya tidak membutuhkan semen dan bata, melainkan dengan menggabungkan panel-panel beton dengan baut, sehingga pembangunan rumah ini dapat diselesaikan dengan waktu jauh lebih cepat.

Sistem Risha juga dikenal sebagai rumah anti gempa dan saat ini digunakan Kementerian PUPR untuk membangun ulang rumah masyarakat di Lombok terdampak bencana alam gempa. Namun, pembangunan rumah dengan konsep Risha memiliki kelemahan yaitu struktur bahannya yang tebal dan kaku sehingga desain bangunan tidak fleksibel dan cenderung kaku.

Adis berharap dengan adanya sistem konsep Risha oleh Kementerian PUPR tersebut dapat mematahkan anggapan beberapa lembaga survei yang menyatakan milenial tidak bisa beli atau bangun rumah akibat menipisnya hunian yang terjangkau bagi milenial. "Kalau properti semakin mahal, kita yang harus semakin pintar mengakalinya," ujar Adis.

Sebelumnya Kementerian PUPR memperkenalkan rumah tahan gempa dengan menggunakan teknologi Risha usai gempa Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB). Kepala Pusat Litbang Permukiman Balitbang Kementerian PUPR Arief Sabarudin menyebutkan teknologi itu menggunakan panel knock down sehingga mudah dipasang dan lebih cepat penyelesaiannya, serta biaya lebih murah dibandingkan konstruksi rumah konvensional.

Arief Sabarudin mengatakan dengan jumlah rumah yang rusak cukup banyak dan kebutuhan proses rekonstruksi rumah yang cepat, maka produksi panel-panel beton Risha akan dilakukan di workshop sehingga kualitas dan ukurannya bisa terstandardisasi.

Sumber: Tempo

Follow Berita Sukabumi Update di Google News
Tags :
Berita Terkini
Life07 Mei 2024, 14:45 WIB

6 Dampak Buruk Sering Memarahi Anak yang Sering Disepelekan Orang Tua

Sering Memarahi anak rupanya memiliki dampak buruk yang berbahaya untuk perkembangan si kecil. Maka dari itu, para orang tua harus mengetahui dampak buruh memarahi anaknya saat masih kecil
Ilustrasi dampak buruk sering memarahi anak (Sumber : Pexels.com / @JepGambardella)
Sukabumi07 Mei 2024, 14:43 WIB

Olah TKP, Polisi Dalami Motif Pelaku Bunuh Pria Di Citepus Sukabumi

Kasat Reskrim Polres Sukabumi, AKP Ali Jupri, mengatakan bahwa tahap olah TKP dilakukan sebagai persiapan sebelum melakukan rekonstruksi secara menyeluruh.
Rumah (TKP) pembantu ditemukan tewas di Citepus Palabuhanratu | Foto : Ilyas Supendi
Sukabumi07 Mei 2024, 14:42 WIB

Rugi Ratusan Juta! Kronologi Kebakaran Pabrik Kasur di Gunungguruh Sukabumi

Kebakaran menghanguskan seluruh bagian pabrik kasur dan gudang kapuk.
Petugas memadamkan kebakaran pabrik kasur sekaligus gudang kapuk di Kampung Cubeueus RT 02/03 Desa Kebonmanggu, Kecamatan Gunungguruh, Kabupaten Sukabumi, Selasa (7/5/2024). | Foto: P2BK Gunungguruh
Life07 Mei 2024, 14:30 WIB

10 Tips Mempertahankan Kebahagiaan Agar Pikiran Tidak Stres

Dengan menerapkan tips-tips hidup bahagia ini dalam kehidupan sehari-hari, Anda dapat membantu menjaga pikiran tetap tidak stres dan mempertahankan tingkat kebahagiaan yang tinggi.
Ilustrasi. Tips Mempertahankan Kebahagiaan Agar Pikiran Tidak Stres. Sumber Foto : Pexels/Elina Fairytale
Life07 Mei 2024, 14:15 WIB

Jarang Disadari, Inilah 5 Kebiasaan Jelek yang Bikin Masa Depan Susah Hidup Kaya

Kebiasaan tertentu menjadi penyebab seseorang sangat susah menjadi kaya raya. Hal ini yang kadang sering disepelekan, padahal dampaknya buruk
Ilustrasi kebiasaan yang menyebabkan susah kaya (Sumber : Pexels.com / @MARTPRODUCTION)
Sukabumi07 Mei 2024, 14:11 WIB

Lewat Diskumindag, 29 Koperasi Ikut Pelatihan yang Digelar Pemkot Sukabumi

Tujuannya pembinaan dan pengembangan koperasi lewat peningkatan kapasitas.
Pj Wali Kota Sukabumi Kusmana Hartadji (kiri) dan Kepala Diskumindag Agus Wawan Gunawan (kanan) di acara pelatihan perkoperasian pada Selasa (7/5/2024) di Hotel Fresh. | Foto: Dokpim Kota Sukabumi
Sukabumi Memilih07 Mei 2024, 14:04 WIB

Serahkan Berkas ke Nasdem, Ayep Zaki Daftar Maju Pilkada Kota Sukabumi ke 4 Partai

Pengusaha sekaligus politisi Sukabumi, Ayep Zaki menjadi orang pertama yang menyerahkan berkas pendaftaran bakal calon wali kota / wakil wali kota ke DPD Partai Nasdem Kota Sukabumi, hari ini, Rabu (7/5/2024).
H Ayep Zaki saat menyerahkan berkas pendaftaran maju wali kota ke Partai Nasdem Kota Sukabumi | Foto : SU
Sukabumi07 Mei 2024, 14:00 WIB

Kepala Bapenda dan 3 Pejabat Jadi Peserta PKN, Ini Pesan Sekda Sukabumi

Sekda Ade menjelaskan dalam kegiatan tersebut membahas Penilaian Sikap Perilaku dan Strategi Pengembangan Potensi Diri dari Peserta
Sekda Kabupaten Sukabumi Ade Suryaman hadir dan mendampingi keempat pejabat dalam proses PKN yang berlangsung virtual di Aula Utama Pendopo Sukabumi, Selasa (7/5/2024). (Sumber: dokpim kabupaten sukabumi)
Sehat07 Mei 2024, 14:00 WIB

Tantangan di Balik Piring: Memahami 9 Alergi Makanan yang Paling Umum Terjadi

Gejala alergi makanan berkisar dari yang ringan dan nyaman hingga yang mengancam jiwa.
Ilustrasi Kerang - Gejala alergi makanan berkisar dari yang ringan dan nyaman hingga yang mengancam jiwa. | Foto: Instagram/@enak_makan12
Sukabumi07 Mei 2024, 13:52 WIB

Diserahkan ke Keluarga, Nasib Bayi yang Dibuang di Semak-semak Gunungguruh Sukabumi

Penyerahan bayi akan disaksikan aparat diakhiri penandatanganan surat pernyataan.
Polsek Gunungguruh dan puskesmas saat menitipkan bayi laki-laki yang dibuang ibunya ke bidan. | Foto: Istimewa