Hasil Kedelai Kajong Rp 1,8 M, Julie Laiskodat Minta Petani Manggarai Buka Mata

Minggu 21 Agustus 2022, 12:33 WIB

SUKABUMIUPDATE.com - Kelompok Tani Kedelai di Kajong, Kecamatan Reok Barat, Kabupaten Manggarai, Provinsi NTT menghasilkan uang hingga mencapai Rp1,8 miliar pada hasil panen bulan Agustus tahun 2022. Angka tersebut dicapai dari hasil olahan 100 hektar lahan dan dampak dari harga kedelai yang dibeli oleh off taker dengan harga yang lebih mahal atau naik 100 persen dari harga biasanya.

Kabid Ketahanan Pangan Dinas Pertanian Kabupaten Manggarai, NTT Laurengsius Laoth, di hadapan Anggota DPR-RI Komisi V, Julie Sutrisno Laiskodat di Kajong, Sabtu, 20 Agustus 2022, menjelaskan, dari harga kedelai yang biasanya Rp3000 sampai Rp4500 per kilogram, kini menjadi Rp8500 sampai Rp9000 per kilogram. Bahkan untuk harga benih mencapai mencapai Rp15000 per kg.

Omset atau hasil kedelai yang dipanen pada bulan Agustus tahun 2022 mencapai Rp1.887.000.000. Angka tersebut berdasarkan hasil 100 hektar dengan indikasi hasil 1,7 ton atau 1700 Kg per hektar. Hasil dari 60 hektar mencapai 102 ton dan dibeli oleh pengambil atau off taker dengan harga Rp8500 per kg. Dengan demikian 102 ton tersebut meraup uang sebesar Rp867.000.000.

Sementara untuk 40 hektar lainnya dijadikan penangkar benih. Benih akan dibeli dengan harga yang lebih mahal yakni dengan harga Rp15.000 per kilogram. Sehingga dari 40 hektar lahan penangkar benih, diperkirakan menghasilkan 60 ton sehingga akan mencapai hasil Rp1.020.000.000.

“Hasil penangkar akan dijadikan benih dan akan disalurkan dan dikembangkan di 4 kecamatan di Kabupaten Manggarai,” kata Kabid Ketahanan Pangan Dinas Pertanian Kabupaten Manggarai, NTT Laurengsius Laoth, di hadapan Anggota DPR-RI Komisi V, Julie Sutrisno Laiskodat di Kajong.

Menanggapi hal itu, Julie Laiskodat mengaku bangga. Setidaknya kata dia, hasil tersebut membuka mata dan pikiran petani, bahwa Kedelai merupakan produk pertanian yang cukup menjanjikan. Potensi kedelai di Kajong membuat Julie laiskodat ikut terlibat aktif dalam mendukung petani. Untuk kedua kalinya dalam dua bulan terakhir istri Gubernur NTT, Viktor Bungtilu Laiskodat itu datang di Kajong.

“Itu berarti setiap bulan saya selalu datang di sini. Yang saya mau sampaikan adalah kebutuhan kedelai di Indonesia itu sangat banyak. Bukan hanya tahu tempe tetapi banyak produk yang membutuhkan bahan baku kedelai tetapi hampir 90% kedelai kita itu datangnya dari luar,” ungkap Anggota DPR-RI Fraksi Partai NasDem itu.

Melihat data tersebut, awalnya wanita yang akrab diapa Bunda Julie mempertanyakan apakah tanah di Indonesia tidak cocok dengan kedelai. Namun setelah ia keliling, termasuk di tiga Manggarai, Bunda Julie kemudian mengetahui bahwa sudah sejak dulu nenek moyang orang Manggarai tanam kedelai. Tetapi hasil perkebunan kedelai itu hanya untuk dikonsumsi sendiri. Sedangkan untuk dijual harganya sangat murah jika dibandingkan dengan komoditi yang lain.

Harga kedelai selama ini berkisar Rp3500 sampai Rp4500 per kg. Harga itu yang membuat petani lebih memilih menanam komoditi jenis lain karena dibeli dengan harga yang lebih mahal. Melihat kondisi itu, membuat Bunda Julie mencari off taker yang bisa membeli dengan harga yang lebih layak.

“Di hilirnya ini, pangsa pasarnya duitnya ada. Kebutuhannya pun sangat tinggi untuk kedelai. Bagaimana dengan hulunya (petani kedelai). Sehingga kami (Pemerintah dan DPR) berada di tengah-tengah sebagai penghubung dan itu yang kita lakukan hari ini yaitu membangun kerjasama dengan pihak ketiga,” beber bunda Julie.

Pihak ke tiga yang bekerja sama dengan kelompok tani Kedelai di Kajong adalah Forum Komunikasi Doa Bangsa (FKDB). Lembaga ini memiliki perusahaan tempe bernama Tempe Azaki yang hasil produksinya diekspor ke Jepang.

“Apalagi memang tempe azaki sudah menguji dan mengetahui bahwa kualitas kedelai di NTT lebih baik daripada kedelai yang ada di provinsi lain. Sekarang di tengahnya, bagaimana agar petani ini kembali mau menanam kedelai untuk memenuhi pangsa pasar. Tujuannya supaya kita menghentikan impor kedelai dari luar,” kata Bunda Julie.

Baca Juga :

Menurutnya Bunda Julie begitu banyak keuntungan yang didapatkan oleh petani Kedelai usai bekerja sama dengan FKDB. Sebab mereka tidak hanya membeli melainkan juga melakukan pendampingan. Bahkan, kini hasil kedelai mulai meningkat, dari biasanya hanya menghasilkan 1 ton untuk satu hektar, kini mencapai 1,7 ton per hektare. Sementara terkait harga, dalam kerjasama itu, bunda Julie berhasil mengajak off taker FKDB untuk menjemput langsung hasil Kedelai. Sehingga harga Rp8500 per kilogram merupakan harga yang diterima petani tanpa biaya transportasi ke kota.

“Makanya kita mesti membuka jaringan seperti sekarang. Saya sangat beruntung sekali mendapatkan tempe azaki. Mereka adalah pihak ketiga ,mereka ini memiliki pabrik tempe di Bogor namun untuk produksi mereka hampir semuanya datangkan dari luar Indonesia dengan harga yang mahal,” jelas Bunda Julie.

FKDB kini mencari provinsi-provinsi di Indonesia yang mempunyai potensi kedelai agar mereka bina. Mereka datang dan memberikan pendampingan di kelompok tani Kedelai. Dengan pendekatan yang FKDB lakukan, secara teknis berdampak langsung pada peningkatan hasil dari petani kedelai.

“Pabrik Tempe Azaki membutuhkan kedelai yang berkualitas, kemudian secara kebetulan karena memang alam kita bagus. Jadi kedelai kita di NTT terutama di Manggarai, kualitas terbaik nomor satu dibandingkan dengan di provinsi lain. Jadi semua sudah dianalisis. Daripada mereka impor menguntungkan orang luar tapi kalau membeli di negeri sendiri dampaknya langsung dirasakan oleh masyarakat Indonesia. Sehingga uang itu tidak setor ke orang lain atau ke negara lain,” katanya.

Sebagai anggota DPR lanjut Bunda Julie, ia berharap dan akan berjuang agar kedelai di di Manggarai diakui secara nasional. Supaya kedelai di Manggarai menjadi pemasok utama ke Indonesia atau minimal menutupi kebutuhan baik kebutuhan Indonesia baik produksi maupun benih. Untuk mewujudkan hal itu, butuh kolaborasi banyak pihak, diantaranya Kepala Desa, Camat Babinsa dan unsur-unsur lainnya seperti Babinsa, Bhabinkamtibmas, PKK dan sebagainya.

“Karena ini selalu bicara tentang etos kerja dari petani atau semangat mereka termasuk cara mereka, sehingga ini harus dikawal terus. Makanya saya berharap agar kita semua bergandengan tangan untuk menghasilkan yang terbaik buat masyarakat,” tegas Bunda Julie.

“Intinya bagi saya adalah NTT ini harus menjadi lumbung kedelai untuk Indonesia dan itu ada di tempat ini di Kajong. Jadi tempat kita ini diberkati sekali. Kita tidak lagi memerlukan pupuk, tidak usah ribut tentang pupuk. Alamnya memang sudah bagus sudah subur,” tandasnya.

Pada kesempatan itu, Bunda Julie bersama Perwakilan FKDB, Erick Teguh Herwinda,SE., Bupati Manggarai, Herybertus G.L Nabit, bersama unsur Forkompimcat Reok Barat, para kepala desa se Kecamatan Reol Barat dan Anggota Kelompok Tani Kajong 1 melaksanakan Panen Simbolis Kedelai Seluas 100 hektar.

Setelah itu, Bunda Julie juga menyerahkan dua Alat Mesin Pertanian Jenis Hand Tractor kepada Ketua Kelompok Tani Kajong 1. Sementara itu, Perwakilan FKDB melakukan serah terima dan transaksi jual beli perdana sebanyak 23 Ton Kedelai.

Sementara itu, Perwakilan FKDB, Erick Teguh Herwinda,SE menjelaskan, kehadirannya sebagai konsekuensi dari kesepakatan pada bulan Juni lalu. Saat itu, ia  hadir untuk menyampaikan sosialisasi, bahwa untuk tahun ini FKDB sangat siap menjadi off taker kedelai di provinsi NTT. FKDB sudah MoU dengan Direktorat Aneka Kacang dan Umbi (AKABI) yang sudah ditanda tangani dan diketahui oleh Kementerian Pertanian.

“Jadi kami memang hadir untuk bisa memastikan kepada para petani bahwa kita menjamin pasar, menjamin harga. Sehingga petani ada semangat untuk menanam kedelai sebagaimana apa yang di programkan oleh pihak Kementerian,” kata Erick.

“Kualitas kedelai di Manggarai ini sangat baik karena itu kami selaku of taker untuk perdana ini mengambil 23 ton dan dibawa ke Jawa sebagai kedelai konsumsi. Jika ini sangat layak, kita harapkan kerjasama  terus tumbuh lalu kita kembangkan dan kita hasilnya kita akan ekspor,” pungkasnya.

Sementara Bupati Manggarai, Herybertus G.L Nabit menyampaikan apresiasi terhadap 8 kelompok tani di Desa Kajong  yang mengikuti program pertanian kedelai.

“Kita tau bahwa di sini memang kedelai bukan komoditas baru. Namun sudah dibudayakan sejak puluhan tahun. Kita tahu juga ada varietas-varietas baru yang lebih populer,” kata Bupati Hery.

Yang kedua lanjut dia, harus ada komunikasi dan kolaborasi seperti komunikasi dengan petani, PPL, camat dan Kepala Desa mengenai potensi yang berkaitan dengan potensi kedelai dihadapkan ancaman terhadap krisis pangan di dunia. Bagi Pemkab Manggarai dibawah arahan Pemerintah Provinsi, yang paling penting bahwa inilah momen 17 Agustus (HUT-RI) untuk menunjukan bahwa kita juga bisa memberikan sesuatu untuk negara ini meskipun kelihatan sederhana (pangan) dari ketersediaan Kedalai.

“Karena kita tahu bahwa indonesia 90% masih impor dari luar, jadi ini adalah sumbangan Manggarai atau Reok Barat dan kita mau kedepan proses budidaya kedelai ini makin meluas tidak hanya di Reok Barat. Untuk tahun ini Pemkab Manggarai merencanakan pengembangan Kedelai di 10 Kecamatan dan semua benihnya dari Kajong dan berharap untuk kebutuhan benih di NTT itu dari sini juga,” kata Bupati Hery.

Sementara untuk sertifikasi menjadi tanggungjawab pihak ke tiga dan didorong oleh Pemkab, sehingga bibit dari Kajong ini bawa keluar dari Manggarai.

“Karena kita tau dari sisi budidaya saya tidak ragu untuk petani di sini sudah ada. Itulah kenapa kita pakai sumber bibit di sini dan meraka tau bagaimana menjaga kualitas, yang kita takutkan itu soal ketidakpastian musim karena itu ada diluar kekuasaan kita semua,” katanya.

SUMBER: SIARAN PERS

(ADVERTORIAL)

Follow Berita Sukabumi Update di Google News
Tags :
Berita Terkini
Sehat04 Mei 2024, 13:00 WIB

9 Cara Sehat Menurunkan Gula Darah Secara Alami Tanpa Obat Diabetes

Sebelum mengubah pola makan atau gaya hidup, penting untuk berkonsultasi dengan dokter atau ahli gizi untuk mendapatkan saran yang sesuai dengan kondisi kesehatan terkait menurunkan gula darah secara alami tanpa obat diabetes.
Ilustrasi. Olahraga di rumah. Tips menurunkan gula darah secara alami tanpa obat diabetes. | Foto: iStock
Life04 Mei 2024, 12:30 WIB

Jangan Disepelekan Bund! Inilah 5 Tanda Rendahnya Harga Diri pada Anak

Harga diri yang rendah dapat berdampak pada perkembangan akademis, pribadi, dan sosial anak. Untungnya, ada tanda-tanda yang dapat dicari orang tua dan cara untuk membantu.
Ilustrasi. Rendahnya harga diri pada anak. Sumber : Pexels.com/@PuskarRai
Life04 Mei 2024, 12:00 WIB

Stres Termasuk 7 Penyebab Berat Badan Turun Drastis, Kamu Mengalaminya?

Stres fisik yang disebabkan oleh cedera, operasi, atau trauma, serta stres emosional yang berkepanjangan, dapat menyebabkan penurunan berat badan karena tubuh mengalami kelelahan dan kekurangan energi.
Ilustrasi. Orang Mengalami Stres Sehingga Menyebabkan Berat Badan Turun Drastis (Sumber : Pexels/NathanCowley)
Jawa Barat04 Mei 2024, 11:43 WIB

Jarkom PDs Canangkan Dana Abadi Berbasis Wakaf Bersama LW Doa Bangsa

Pengurus Lembaga Pendamping Proses Produk Halal (LP3H) Edukasi Wakaf Indonesia (EWI) Provinsi Jawa Barat bersilaturahmi kepada Pengurus Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Jaringan Komunikasi Pembangunan Desa (Jarkom PDs)
Perwakiln LP3H Provinsi Jawa Barat Agus Kamil dan Entus Wahidin serta Ketua Umum Jarkom PDs Pusat, Ayi Kosasih, dan Sekretaris Jenderal Jarkom PDs Pusat, Dasep Saepuloh | Foto : Ist
Life04 Mei 2024, 11:30 WIB

Temukan Akar Masalahnya, 3 Cara Membantu Anak yang Memiliki Harga Diri Rendah

Harga diri pada anak sangatlah penting. Namun bagaimana cara membantu apabila harga diri anak rendah?
Ilustrasi. Membantu Anak Yang Memiliki Harga Diri Rendah. Sumber : pexels.com/@Annushka
Sukabumi04 Mei 2024, 11:21 WIB

Pria Dipanggil Ceuceu, Korban Pembunuhan di Citepus Sukabumi Diduga Penyuka Sesama Jenis

ria yang menjadi korban penganiayaan hingga terjadi pembunuhan di sebuah perumahan di Desa Citepus, Kecamatan Pelabuhanratu, Kabupaten Sukabumi, pada Sabtu (4/5/2024) diduga penyuka sesama jenis.
Evakuasi korban pembunuhan di perumahan di Citepus Sukabumi | Foto : Ist
Sehat04 Mei 2024, 11:00 WIB

6 Makanan Berlemak yang Masih Boleh Dikonsumsi Penderita Asam Urat

Ketahui Sederet Makanan Berlemak yang Masih Boleh Dikonsumsi Penderita Asam Urat. Yuk, Simak!
Ilustrasi. Alpukat dan Telur - Makanan Berlemak yang Masih Boleh Dikonsumsi Penderita Asam Urat. (Sumber : Pexels/FoodieFactor)
DPRD Kab. Sukabumi04 Mei 2024, 10:58 WIB

Anggota DPRD Janji Perjuangkan Kebutuhan Perahu untuk Siswa ke Sekolah di Cibitung Sukabumi

Harapan warga adanya bantuan perahu untuk siswa dan pengajar ke sekolah (SMPN 4 Cibitung), Kecamatan Cibitung, Kabupaten Sukabumi, mendapat respon positif dari anggota DPRD Kabupaten Sukabumi, Andri Hidayana.
Andri Hidayana, Anggota Komisi I DPRD Kabupaten Sukabumi | Foto : Istimewa)
Sukabumi04 Mei 2024, 10:30 WIB

Kantongi Identitas, Polisi Buru Pelaku Pembunuhan Pembantu Pria di Citepus Sukabumi

Satreskrim Polres Sukabumi melakukan pengejaran terhadap terduga pelaku penganiayaan atau pembunuhan di sebuah perumahan di Desa Citepus, Kecamatan Palabuhanratu, Kabupaten Sukabumi
Rumah (TKP) pembantu ditemukan tewas di Citepus Palabuhanratu | Foto : Ilyas Supendi
Life04 Mei 2024, 10:30 WIB

6 Cara Mengajarkan Anak Tatakrama Agar Punya Budi Pekerti Luhur Sejak Kecil

Mengajarkan anak tentang tatakrama tentu menjadi keharusan bagi orang tua. Pendidikan ini harus diajarkan sejak kecil kepada anak-anak.
Ilustrasi. Cara mengajarkan anak tatakrama. Sumber foto : Pexels/Monstera Production